Seminar Hasil: Pengaruh Status Aktivasi Ovarium Terhadap Tingkat Kematangan dan Fertilisasi Invitro Oosit Sapi Bali
Transfer embrio merupakan bioteknologi yang mulai banyak diterapkan di Indonesia untuk beberapa spesies tertentu. Penetapan transfer embrio membutuhkan embrio dalam jumlah banyak yang dapat dipenuhi dari embrio hasin in vitro. Produksi embrio in vitro (PEIV) adalah salah satu assisted reproductive tecnology (ART) meliputi proses in vitro maturation (IVM), In Vitro Fertilisasi (IFV) dan In Vitro Culture (IVC) (RRahman, et al., 2008). Keberhasilan proses produksi embrio secara in vitro sangat tergantung pada oosit dan sprema yang digunakan. Sperma yang diambil dari sperma sapi Bali yang sudah tersedia dan tinggal kapasitasinya yang akan dilakukan pada medium, sedangkan oosit yang diteliti dimulai dari pengambilan ovarium di RPH. Oosit tumbuh dalam lingkungan folikel yang berada pada ovarium dan mengikuti suatu pertumbuhan tertentu. Pada Sapi dapat terjadi tiga kali gelombang folikel dalam satu siklus estrus. Gelombang pertama dan gelombang kedua tidak berkembang sampai folikel domin