Langsung ke konten utama

Seminar Hasil: Strategi Pengembangan Inseminasi Buatan Kambing di Polman

Teknologi Inseminasi Buatan merupakan salah satu pendekatan yang dapat  dilakukan untuk peningkatan produktivitas kambing. Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu sentra pengembangan ternak kambing di Sulawesi Barat. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, bahwa terjadi penurunan populasi sebanyak 0,56% pada tahun 2012 (BPS Kab. Polman, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya dengan jumlah pengeluaran ternak kambing pada tahun 2013 sebanyak 11.939 ekor. Sedankan tahun 2014 sebanyak 14.393 ekor (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polman, 2014).

Tingginya pengiriman ternak kambing ke pulau Kalimantan mengakibatkan terjadinya seleksi negatif pada ternak kambing yang ada di Kabupaten Polewali Mandar. Ternak jantan unggul (memiliki performa yang unggul) dikandangkan oleh peternak sejak kecil sampai layak jual.

youtube: https://www.youtube.com/watch?v=0spTMwbjgkM

Ternak jantan yang tidak dikandangkan merupakan ternak yang tidak lolos seleksi atau memliki performa yang kurang baik. Ternak inilah yang mengawini betina yang ada dilapangan sehingga terjadi seleksi negatif dalamkurung waktu yang cukup lama. Jika tidak ada introduksi genetik unggul utamanya pejantan, maka dikhawatirkan ternak yang lahir semakin lama semakin kecil.

Penyusunan strategi pengembangan IB di Kabupaten Polewali Mandar dihadapkan pada situasi internal dan eksternal yang ada. Faktir internal terdiri dari dua hal yaitu kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman (Rangkuti, 2000).

Jika faktor internal dan faktor eksternal dapat dirumuskan dengan baik, maka diharapkan akan melahirkan strategi yang tepat dalam rangka pengembangan IB pada ternak kambing di Kabupaten Polewali Mandar.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh pada pengembangan IB kambing di Kabupaten Polman.

Materi dan Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Selanjutnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penentuan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Limboro dan Kecamatan Wonomulyo. Penentuan responden untuk peternak dilakukan pada kedua kecamatan dengan menggunakan rumus Slovin : Jumlah sampel = N/ (1+N.e2).

Analisis data: Analisis SWOT (David, 2002) dilakukan terhadap hasil data primer yang telah dikumpulkan dan diolah terlebih dahulu untuk menyederhanakan seluruh data hasil pengisian kuisioner oleh responden. Pengolahan data diperlukan untuk menerjemahkan angka-angka yang didapat dari hasil penelitian melalui 3 tahap analisis matriks yaitu input (input stage) tahap pemanduan/pencocokan (matching stage) dan tahap keputusan (decision stage).

Hasil:
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Matrik Evaluasi Eksternal= Hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan evaluasi dari faktor tersebut menggunakan matriks IFE dan matriks EFE. Total nilai IFE dalam pengembangan IB kambing adalah 2,55 sedangkan nilai EFE adalah 2,87.

Matriks Internal-Eksternal (I-E) : Dalam matriks I-E, penetapan strategi ditentukan berdasarkan pertemuan antara garis horizontal dan vertikal, dimana titik pertemuan berada pada strategi pertumbuhan yaitu sel kedua dari tiga strategi utama. Strategi utama tersebut adalah Stability strategy.

Matriks SPACE: matriks SPACE merupakan pendekatan yang digunakan untuk menentukan posisi strategi perusahaan, dimana masing-masing kuadran menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif atau bersaing yang bisa diterapkan dalam suatu usaha. Berdasarkan hasil penelitian, vektor arah usaha pengembangan IB kambing berlokasi dikuadran agresif (kuadran kanan atas) dari matriks SPACE. Kondisi ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan internal, dan menghindari ancaman eksternal.

Matriks SWOT: matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini memiliki empat set kemungkinan alternatif strategi (SO, WO, ST, dan WT) (rangkuti, 2005)

Kesimpulan: Meningkatkan sumberdaya manusia melalui penyuluhan, meningkatkan jumlah pengadaan sarana dan prasarana dalam mendukung pengembangan IB, pembuatan perda dalam mendukung pengembangan IB, meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengadopsi teknologi IB serta meningkatkan koordinasi antar institusi untuk pembuatan program dalam penganggaran dan perencanaan.

Seminar hasil mahasiswa program pascasarjana Ilmu dan Teknologi Peternakan Unhas
 https://www.youtube.com/watch?v=0spTMwbjgkM

mahasiswa: Maasita
Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA dan Dr. Ir Syahdar Baba, MSc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).