Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Semua tentang anthy

Kado di Tahun 2014 adalah Sebuah Motor Jadul

Pada Jumat penanggalan 3 Januari 2014, saya mendapat kabar kalau bapak saya mau datang dari kampung. Perjalanan yang cukup jauh dari Bone ke Makassar membutuhkan waktu 5 jam perjalanan. Alhamdulillah, beribu rasa syukur yang saya ucapkan. Bapakku sering meluangkan waktunya hanya ingin jumpa dengan anaknya, tidak lain adalah aku. Senang ingin jumpa dengan beliau, tapi saya masih di tempat kerjaku. "Semoga ada yang menjemput atau mengantar", harapku waktu itu. Ada suka ada cita, bahagia juga sedih. seperti yang kurasakan saat ini. bahagia ketika kabar bapakku berkunjung lagi.  Beliau datang dari Bone hanya ingin membawakan sebuah motor. Kendaraan beroda dua yang selama ini saya impikan. Akhirnya tercapai juga.  Itu semua berkat kerja keras beliau, yang sangat menyangi anaknya ini. Atau  mulai jenuh dengan keluh kesah yang sering saya sampaikan kepadanya. Bertahun-tahun saya tinggal di Makassar, kuliah, kerja, saya hanya bisa mengandalkan kaki dan merepotkan seseorang han

Membesarkan Sembilan Anaknya, Tanpa Campur Tangan Suami

Setelah mendapat kabar dari saudara perempuanku, sebut saja Ani. Mengabarkan bahwa nenek saya meninggal dunia. Saya pun bergegas untuk beranjak dari tempat dudukku, tanpa berpikir panjang saya yang berada di kantor tempat kerjaku, kemudian mengambil tas lalu menuju kost tempat tinggalku di Makassar. Setelah sampai di kost, saya dan Ani kemudian  prepare.  Jarum jam menunjukkan pukul 17.00 Wita, kami pun menuju ke desa Bengo Kabupaten Bone tempat tinggal nenekku dengan menggunakan kendaraan roda dua. Diperjalanan kami medapat musibah, terjatuh dari motor karena menabrak itu hal yang biasa. Tapi terjatuh karena ditabrak oleh anjing menurutku tidak wajar.

Oktober, Tawuran Lagi di Kampus Merah Tercinta

Tawuran di Makassar kalangan intelek (Mahasiswa, Red) sudah tidak   asing lagi terdengar di telingaku. Ketika masih duduk dibangku sekolah, banyak pemberitaan di media televisi yang menayangkan hal tersebut. Bahkan saya menyaksikan sendiri ketika masih mahasiswa. Pertama kali saya menyaksikan dengan mata telanjang pada saat semester satu di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas). Masih teringat ketika saya mau berkunjung di perpustakaan Pusat Unhas, tepatnya pertengahan tahun 2007. Pada waktu itu saya tidak menyadari ternyata akan ada bentrok. Tetapi saya dengan teman-teman dengan santainya melewati para kerumunan tersebut. Al hasil sesampainya di dalam perpustakaan pusat, para intelek tersebut saling melempar batu dari kubu satu dengan kubu yang lainnya. Dengan senang hati kami menghentikan aktifitas belajar di perpustakaan tersebut, kemudian melanjutkan untuk menonton aksi mereka. Pikirku, ini hanya seru-seruan mahasiswa saja. Banyak hal yang memicu tawuran tersebut, dan me