Langsung ke konten utama

Sistem Pencernaan Pada Ayam Ras Petelur

Organ pencernaan yang meliputi hati, pankreas dan empedu mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ acetori ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan. Menutut Ardingsasi (2008) dinyatakan bobot organ dalam yang meliputi hati, pankreas dan empedu dipengaruhi oleh jumlah penyerapan nutrien makanan dan kandungan serat kasar.Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyerapan nutrien perlu adanya penambahan feed additive.

Sistem pencernaan merupakan sistem yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik, maupun kimia menjadi zat-zat makanan yang siap diserap oleh dinding saluran pencernaan. Unggas khususnya ayam ras petelur mempunyai saluran pencernaan yang sederhana, karena unggas merupakan hewan monogastrik (berlambung tunggal). Saluran-saluran pencernaan pada ayam ras petelur terdiri dari mulut, esophagus, proventriculus, usus halus, saekum, usus besar, dan kloaka (Abun, 2007).

Menurut Suthama dan Ardiningsasi (2012) usus besar unggas sangat pendek jika dibandingkan dengan hewan non ruminansia lain, terutama dengan babi dan manusia. Kenyataan ini dihubungkan dengan jalannya makanan di kolondan saekum, diketahui bahwa ada aktivitas jasad renik dalam usus besar unggas tetapi sangat rendah jika dibandingkan dengan non ruminansia lain.
Fungsi utama saluran pencernaan adalah sebagai absorbsi zat-zat nutrien. Proses pencernaan kimiawi berlangsung pada usus halus, dan mempunyai peranan penting dalam transfer nutrisi. Proses pencernaan pertama berlangsung dalam duodenum dimana empedu dari hati dan enzim pankreas dikirim ke duodenum dan ditambah oleh enzim lain yang dihasilkan oleh bagian usus yang lain bersama-sama mencerna makanan. Yeyenum dan ileum memiliki peranan mengabsorbsi nutrisi, asam amino, vitamin dan monosakarida. Absobsi nutrien oleh duodenum, yeyenum, dan ileum ditransfer ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk diedarkan ke seluruh tubuh (Suthama dan Ardiningsasi, 2012).

Menurut Doeschate et al, (1993) bahwa :
a. Pada ayam tidak terjadi proses pengunyahan dalam mulut karena ayam tidak mempunyai gigi, tetapi di dalam ventrikulus terjadi fungsi yang mirip dengan gigi yaitu penghancuran makanan.
b. Lambung yang menghasilkan asam lambung (HCl) dan dua enzim pepsin dan rennin merupakan ruang yang sederhana yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan penyimpan makanan.
c. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus, disini terjadi pemecahan zat-zat pakan menjadi bentuk yang sederhana, dan hasil pemecahannya disalurkan kedalam aliran darah melalui gerakan peristaltik di dalam usus halus terjadi penyerapan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Yamauchi dan Isshiki (1991) menambahkan bahwa pada ayam pedaging villi ususnya lebih besar dibandingkan dengan ayam petelur White Leghorn. Ayam yang diberikan makanan basah dapat meningkatkan villi pada duodenum, yeyenum, ileum, saekumdan kolon dibandingkan dengan ayam yang diberi pakan kering. Perkembangan villi-villi usus pada ayam broiler berkaitan dengan fungsi dari usus dan pertumbuhan dari ayam tersebut (Sun, 2004).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).