Langsung ke konten utama

Pencernaan Pada Unggas

Sebelum hewan dapat mengunakan zat nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan, maka bahan makanan tersebut harus mengalami proses pencernaan. Proses tersebut terutama adalah pemecahan molekul-molekul besar seperti protein, lemak, dan karbohidrat ke dalam komponen-komponen sederhana melalui proses kimiawi, yang melibatkan penambahan molekul air ke dalam senyawa-senyawa yang dipecah apabila zat-zat sederhana telah dilepaskan. Karenanya pencernaan adalah proses hidrolisis.

Proses pencernaan bahan makanan berlangsung dengan dua cara yaitu enzimatik dan mikrobial. Pencernaan enzimatik dilaksanakan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar ke dalam gastro-intestinalis. Pencernaan mikrobial, juga enzimatik, dilaksanakan oleh berbagai enzim yang dihasilkan bakteri dan protozoa yang terdapat dalam traktus gastro-intestinalis.

Pencernaan mikrobial lebih penting pada hewan ruminansia yang dapat mencerna selulosa, hemiselulosa dan lain-lain di dalam rumen. Pada ruminansia, pencernaan mikrobial mendahului pencernaan enzimatik saluran pencernaan, sebaliknya pada herbivora (kuda), fermentasi mikrobial terjadi dibagian posterior saluran pencernaan.

Pencernaan Enzimatik
Pencernaan enzimatik dilaksanakan oleh enzim-enzim yang terdapat dalam traktus intestinalis. Enzim-enzim pencernaan tersebut mengagumkan karena dapat melaksanakan eaksi-reaksi pada suhu tubuh dalam larutan yang sangat cair dan pH netral, reaksi-reaksi yang membutuhkan lebih banyak kondisi kuat bila dilakukan di laboratorium.

Sebagai contoh, untuk menghidrolisis protein dilaboratorium dibutuhkan beberapa jam pemanasan dengan asam urat, akan tetapi enzim-enzim pencernaan melaksanakannya dalam tubuh dalam waktu yang sangat singkat.

Sejumlah enzim disekresi di berbagai bagian saluran usus. Enzim-ensim tersebut merombak zat-zat nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan kedalam satuan-satuan komponen. Sebagian terbesar enzim mula-mula disekresi dalam bentuk prokursor yang tidak aktif (zimogen) yang kemudian menjadi aktif setelah disekresi ke dalam traktus gastro-intestinalis.

ada tiga golongan enzim yang disekresi oleh traktus digestivus yaitu karbohidrat, protoase dan lipase.

Karbohidrase bekerja pada pertautan glikosidik antara unit mono-sakharida dan sifatnya spesifik. Î±-amilase menghidrolisa pertautan pati 1,4 glikosidik dan glikogen, akan tetapi tidak dapat bertindak pada sellulosa. Ada macam-macam karbohidrase, yaitu sukrase, maltase, laktase, dan lain-lainnya yang berturut-turut menghidrolisis sukrosa, meltose, laktosa.

Enzim protoase menghidrolisa pertautan peptida. Ada sejumlah enzim dalam golongan ini yaitu pepsin, renin, tripsin, khimotripsin, karboksi peptidase, aminopeptidase, dipeptidase.Enzim-enzim tersebut menghidrolisa protein dan peptida tertentu kedalam asam amino.

Enzim lipase disekresi oleh getah pangkreas, menghidrolisa lemak ke dalam monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah hidrolisis lengkap ke dalam asam lemak dan gliserol yang sangat terbatas. Î±-amilase menghidrolisa pati dan glikogen menjadi glukosa, maltosa dan dekstrin rantai pendek.

Enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran pencernaan unggas dipaparkan dalam tabel bersama-sama dengan lokasi substratnya.

bagian utama semua pencernaan pada aneka ternak unggas berlangsung di dalam usus halus. Pencernaan pati dimulai di dalam mulut dan disempurnakan di dalam usus halus. Glukosa, hasil akhir pencernaan pati kemudian diserap didalam usus halus. Disakarida, maltosa, dan sukrosa dapat pula dicerna menjadi gula-gula sederhana di dalam usus halus.


Lemak dicerna pula di dalam usus halus. Pencernaan lemak memerlukan adanya garam-garam empedu yang dihasilkan hati dan disimpan dalam kantong empedu. Empedu tersebut dilepaskan bilakantong empedu diransang oleh adanya bahan makanan di dalam usus.

Lipase pankreas mencerna trigliserida ke dalam asam lemak dan monogliserida. Lipase pankreas tersebut saling mempengaruhi dengan garam-garam empedu untuk membentuk partikel-partikel mikro disebut misel yang melarutkan produk pencernaan lemak sehingga zat-zat tersebut dapat diserap.

Lebih banyak enzim dibutuhkan untuk pencernaan protein daripada untuk pencernaan zat nutrisi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena setiap enzim dikhususkan untuk menghidrolisa pertautan-pertautan tertentu dalam molekul protein. Aksi gabungan semua enzim tersebut pertama-tama memecah molekul-molekul protein kedalam bagian-bagian lebih kecil disebut peptida dan kemudian ke dalam asam amino. Asam amino adalah hasil pencernaan yang diserap tubuh.

Tabel. Enzim-enzim pencernaan pada unggas
Lokasi
Substrat
Hasil akhir
Mulut
          Amilase

Pati

Glukosa, Maltosa, Dekstrin
Lambung Kelenjar
         Pepsin

Protein

Peptide
Usus halus
  Dihasilkan Pangkreas
          Amilase 
          Lipase    
          Tripsin
          Khimotripsin
          Elastase
          Karboksipeptidase
  Dihasilkan usus halus
          Oligo-1,6-glukosidase
          Maltase
          Sukrase
      Amino peptidase, dipeptidase


Pati
Lemak


Protein


Dekstrin
Maltosa
Sukrosa
Peptida


Glukosa, Maltosa, Dekstrin
Asam lemak,monogliseral


Asam amino, peptide sederhana (kecil)

Glukosa
Glukosa
Glukosa dan fukrosa
Asam amino

Pencernaan zat-zat nutrisi lainnya.
Mineral dilarutkan dari bahan makanan dalam larutan asam hidrokhlorat lambung. Zat-zat mineral tersebut dibebaskan pula dari senyawa organik yang dicerna oleh berbagai enzim. Air tidak memerlukan pencernaan. Tidak banyak diketahui mengenai pencernaan zat-zat vitamin, akan tetapi mungkin zat-zat tersebut dapat digunakan seperti itu di dalam tubuh tanpa perubahan ke dalam senyawa-senyawa sederhana.

Hasil pencernaan zat-zat nutrisi diserap dalam usus halus kemudian diangkut melalui sel usus dengan cara pengangkutan khusus yang menjamin penyerapan cepat dan sempurna.

Pencernaan Mikrobial
Hewan ruminansia seperti sapi dan domba mempunyai bagian traktus digestivus khusus (rumen). Dalam rumen tersebut berlangsung pencernaan oleh enzim-enzim yang dihasilkan mikro organisme. Jadi, ruminansia dengan perantaraan mikro organisme tersebut sanggup mencerna selulosa dan karbohidrat kompleks lainnya yang pada dasarnya tidak tercerna oleh unggas. Unggas tidak memiliki bagian traktus digestivus khusus untuk pencernaan bahan makanan oleh mikro organisme.

Perjalanan bahan makanan melalui saluran pencernaan unggas adalah cepat dan satu-satunya tempat pencernaan mikro organisme dapat berlangsung, adalah di dalam usus buntu. Dalam usus buntu terdapat sejumlah besar bakteri; pencernaan selulosa dan karbohidrat kompleks lainnya serta bahan makanan dapat berlangsung dalam organ tersebut. Akan tetapi hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah makanan yang dikonsumsi hewan, memasuki usus buntu, sehingga pencernaan dalam organ tersebut mempunyai arti kurang penting bagi unggas.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).