Buah-buahan banyak manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Buah akan melimpah ketika musimnya tiba. Ada rasa ingin berkunjung disuatu tempat saat kita tahu disana banyak menghasilkan buah-buahan. Ketika musim rambutan, musim durian dan musim langsat di Makassar akan banyak penjual buah. Jangan heran harganya pun ikut murah.
Segala penjuru daerah di Sulawesi Selatan tampaknya memiliki kesamaan dalam musim buah ini. Setiap minggu ada undangan makan buah dari teman untuk selalu ke rumahnya. Makan buah yang berlebihan juga tidak bagus. Mencret, Susah bernafas atau masalah lainnya akan muncul. Pastinya pantang berhenti kalau buahnya belum habis.
Berawal dari makan rambutan, langsat dan durian di rumah kos-kosan temanku. Saya memanggilnya kak Maya. Dia tinggal di Polewali Mandar, setiap minggunya harus ke Makassar karena melanjutkan pendidikan S2 di kota daeng tersebut.
|
Bersama kru Pascasarjana Ilmu dan Teknologi Peternakan di Rumah kos Andi Maya usai perkuliahan |
Usai mencicipi durian kami keluar dan akhirnya muncullah ide untuk melakukan perjalanan ke Polman. Kami pun direspon oleh dua teman yang kebetulan berdomisili di sana. Sebut saja kak Jafar dengan kak Maya. Merekalah yang memfasilitasi kami sampai ke Polman hingga kembali lagi ke Makassar.
Keliling di Kota Polewali Mandar
|
Sengaja berpose di kata ini, hanya untuk memperlihatkan bahwa ada nama Wali. Saya memanggilnya kak Wali, maksud saya sangat bagus kalau kak Wali berfoto disini, tapi sayang tidak sempat ikut. |
|
Kota Polewali yang sangat indah, tulisan polewali diatas perahu bercadik khas Mandar |
Perahu
Sandeq (lopi sandeq) adalah jenis perahu bercadik khas Mandar yang
harfiahnya ’sandeq’ runcing (mengacu pada bentuk lambungnya). Lopi
Sandeq merupakan warisan yang tidak ternilai yang diperoleh melalui
penciptaan rasa dan karsa yang tinggi yang merupakan pencerminan
keseimbangan, kesederhanaan, keindahan, kecepatan, ketepatan, dan
ketangguhan yang menjadi karakteristik orang Mandar. Nilai-nilai yang
ada pada Tambera (tali penahan pallayarang) sebagai lambang kekuatan
yang harus seimbang.
Sobal (layar) berwarna putih berbentuk segitiga
sebagai simbol fleksibilitas yang tinggi, kegigihan, lambang ketulusan
dan kepolosan. Guling (kemudi) sebagai simbol ketepatan mengambil
keputusan. Pallayarang (tiang layar utama) sebagai penentu utama
kelajuan perahu dan sebagai simbol terpacunya cita-cita kesejahteraan
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Palatto (cadik), baratang dan tadiq
sebagai lambang penyeimbang dan pertahanan serta memiliki jangkauan visi
yang jauh menyongsong masa depan. Lopi Sandeq berwarna putih sebagai
simbol sifat kesucian serta tekad yang tulus dalam mengemban hakekat
amanat rakyat dan merupakan warna khas kemandaran yang berarti putih
bersih siap terbuka untuk menghadapi perubahan yang terpatri dalam
ungkapan budaya Mandar yang berbunyi ”Ibannang Pute Meloq dicinggaq meloq dilango lango”.
Lopi
Sandeq yang terlihat dinamis mengandung makna bahwa Pemerintah
Kabupaten Polewali Mandar beserta masyarakatnya senantiasa dinamis untuk
meraih cita-cita dengan senantiasa antusias mencari solusi dari setiap
tantangan dan kendala yang menghadang.
Memaksimalkan waktu liburan di Kota Polman sangat menyenangkan. Pertama kali kami berkunjung di Kantor UPTD Balai Benih Induk dan Holtikultura (BBIH) Provinsi Sulbar. Terdapat hamparan pohon rambutan, pohon durian, pohon manggis dan berbagai jenis pohon buah di Balai tersebut.
|
Bersama Nana dan kak Maya di Balai Benih Hortikultura Kabupaten Polman Sulawesi Barat |
|
Mahyudin berada ditengah dan disamping kiri dan kanan saya dengan Dewi Mriyana |
Sekedar mengetahui ada dua orang teman yang menunggu kami di mobil, kak Jafar dengan Ashar. Pegawai yang begitu rahmah membuat kami betah berada disana. Waktulah yang mengharuskan kami untuk melangkah. Mengunjungi tempat selanjutanya, puncak dari perjalanan kami. Apalagi kalau bukan kesuatu tempat menghabiskan bekal yang dibawa.
Mobil melaju membawa kami ke suatu tempat permandian. Tempat ini bisa dikatakan sungai dan pantai merupakan tempat favorit daerah tersebut. Sangat ramai dikunjungi warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada musim libur sekolah.
Menurut warga disana, tempat ini dinilai sehat dan aman untuk keluarga juga bisa membuat pengunjung menjadi bugar dan
lebih rileks. Suasana pemandangan alam yang asri serta air yang jernih
dan sejuk menjadikan objek wisata Alam Biru di Kecamatan Binuang.
|
Acara baka-bakar Ikan |
|
Ikan paling enak diantara semua karena ini yang paling besar #hehehe |
|
Gadis pemandian alam biru di Binuang |
|
gadis desa |
Kami menghabiskan begitu banyak durian, rambutan dan langsat di permandian Binuang. Ikan dan nasi sebagai makan siang sebagai strategi agar tidak sakit nantinya akibat buah. Kami pun tidak menghabiskan dan membawa kembali lalu melanjutkan santapan buahnya di rumah.
Perjalanan yang sangat mengasyikkan dan menyenangkan. Terima kasih sudah menfasilitasi.
Hardianti
Komentar
Posting Komentar