Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Studi Banding: Pusat Pembibitan Sapi Lokal hingga Koperasi Susu

Penerbangan bersama maskapai Lion Air Alhamdulillah berlansung dengan selamat. Perjalanan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar  ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, hanya memerlukan waktu selama 2 jam. Sekira pukul 07.20 waktu setempat  pesawat mendarat dengan lembut. Saya beserta rombongan studi banding program Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) jurusan Ilmu dan Teknologi Peternakan, segera mengemasi barang dan mengambil tas ransel di ruang pengambilan barang. Selanjutnya kami menunggu jemputan, beberapa menit kemudian bergegas menuju Bus Pariwisata, yang siap mengantar kami ke tempat yang telah direncanakan. Studi banding berlangsung selama dua hari, didampingi oleh Prof Dr. Ir Sudirman Baco MSc sebagai Dekan Fakultas Peternakan, Prof Dr Drh Ratmawati Malaka MSc, Prof Dr Ir Ambo Ako MSc, Prof Dr Ir Asmuddin Natsir MSc, Dr Muhammad Yusuf SPt Ph D, Serta Ir Hastang Msc. Sebanyak 23 Mahasiswa Program Pascasarjana dan ikut pula beberapa pegawai

Kemampuan Produksi Ayam Arab

Ayam Arab ( Gallus turcicu s) berasal dari ayam hutan dan merupakan salah satu ayam buras yang sudah beradaptasi di Indonesia dan mampu bereproduksi dengan kandungan pakan bernutrisi rendah. Ayam Arab lebih menguntungkan dibandingkan dengan ayam kampung, karena ayam kampung hanya mampu memproduksi telur 39- 130 butir per tahun, sedangkan ayam Arab bila dibudidayakan secara intensif setiap tahun dapat bertelur hingga 280 butir (Binawati, 2008). Ayam Arab yang dikenal di masyarakat ada dua jenis yaitu ayam Arab putih ( Silver) dan merah ( Gold ). Ayam Arab Silver mempunyai ciri-ciri warna bulu putih bertotol-totol hitam, dan di bagian kaki terdapat pigmen berwarna hitam, sedangkan ayam Arab Gold mempunyai ciri-ciri warna bulu merah keemasan dan bertotol-totol hitam di bagian sayap. Menurut Achmanu dan Muharlien (2011), ayam Arab berasal dari bangsa yang sama akan tetapi strain/galur berbeda. Bangsa adalah suatu kelompok ternak ayam yang memiliki persamaan dalam bentuk morphologis, sif

Ayam Arab sebagai Penghasil Telur, Bukan Daging

Ayam arab merupakan salah satu  ayam buras yang mempunyai produksi telur tinggi dan menjadi primadona di kalangan peternak ayam di Indonesia.  Umumnya para peternak memanfaatkan ayam arab sebagai penghasil telur, bukan sebagai penghasil daging karena kurang disukai oleh masyarakat, karena warna bulunya yang hitam dan daging yang tipis dibandingkan dengan ayam buras lainnya.  Kehadiran ayam arab mampu menarik perhatian para pakar dan praktisi ayam buras, karena secara genetik ayam arab sebenarnya bukan ternak asli Indonesia, melainkan berasal dari Negara Belgia.   Namun para peternak ayam arab sepakat untuk mengkategorikan ayam arab sebagai ayam buras (lokal).  Alasannya, warna dan bentuk telur yang dihasilkan sama seperti lazimnya ayam kampung.  Konon julukan ayam arab ini muncul karena adanya tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Sukabumi, Jawa Barat  yang membawa ayam braekels sepulangnya dari Arab Saudi.  Oleh karenanya, kota Sukabumi dinyatakan sebagai tempat awal penyebaran ayam

Pemeliharaan Ayam Arab Dimulai dari Penetasan Telur

Ayam Arab tidak memiliki sifat mengeram, dengan demikian penetasan telur dilakukan dengan cara buatan atau dengan mesin tetas. Dalam penetasan buatan alat tetas yang digunakan biasanya memanfaatkan lampu listrik atau lampu minyak tanah sebagai sumber panas. Dama menggunakan alat tetas banyak hal yang harus diperhatihan yakni mulai dari kebutuhan air, kelembapan, temperature, pemutaran telur, pendinginan, dan peneropongan telur. Memulai usaha ayam arab dengan melakukan penetasan telur sendiri bisa menjadi salah satu pilihan bagi peternak pemula. Jadi, peternak tidak perlu membeli indukan dan membuat kandang indukan sendiri, melainkan peternak cukup membeli telur tetas dari peternak yang mempunyai pembibitan kemudian menetaskannya sendiri. Cara seperti ini lebih menghemat biaya bagi peternak pemula.  Dengan cara seperti ini peternak dapat memahami lebih detil tentang cara penetasan telur, dan mempunyai waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan kandang pemeliharaan jika telurnya suda

Sistem Perkandangan dan Pembatasan Pakan di Awal Pertumbuhan Ayam Pedaging Unsexed

Pembatasan pakan di awal pertumbuhan pada ayam pedaging telah banyak diteliti untuk meminimalkan lemak abdomen dan lemak tubuh tanpa menurunkan bobot hidup dengan konversi ransum yang lebih baik (Plavnik dan Hurwitz, 1985). Pada kebanyakan penelitian, para peneliti menggunakan ayam pedaging dengan jenis kelamin yang dipisah. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam pedaging jantan dan betina memiliki respon yang berbeda terhadap program pembatasan pakan (Santoso et al., 1993). Santoso (2001) menemukan bahwa program pembatasan pakan memperbaiki konversi ransum dan menurunkan penimbunan lemak pada ayam pedaging unsexed.   Pembatasan makanan (restricted feeding) bertujuan agar ayam tidak cepat masak dini atau cepat. Ayam tidak gemuk atau berat badan terkontrol. Cepat bertelur, telur kecil-kecil, jumlah telur sedikit dan ayam cepat berhenti bertelur. Pembatasan makanan dilakukan mulai umur 4 sampai 20 minggu. Nutrisi pakanprotein 15-16% ME 2600-2800 Kcal/kg. dengan cara mengura