Langsung ke konten utama

PENGELOLAAN TEMPAT PENETASAN BUATAN


Lokasi tempat penetapan hamper sama pada penentuan lokasi pembangunan kandang unggas. Yang dimaksud dengan tempat penetasan adalah temapat dimana telur-telur tetas mengalami proses penetasan. Misalnya pada ayam ras digunakan mesin tetas.

Lokasi untuk menetaskan telur dilakukan sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit Micoplasma galliseptium dan Micoplasma chiae. Untuk kegiatan penetasan ayam ras dibutuhkan jarak kira-kira 111,53 m dan kandang ayam bibit, dengan kata lain lokasi penetasan harus jauh dari lokasi dimana telur tetas itu dihasilkan.
                Perusahaan pembibitan ayam di Indonesia membentuk suatu asosiasi yang bernama GPPU. Asosiasi ini beranggotakan peternak pemelihara ayam bibit nenek dan peternak pemeliharaan ayam bibit induk.
Anak ayam umur sehari (DOC) parent stock dapat diperoleh dari peternak grandparent stock berikut ini:
       P.T Cargill Indonesia
Alamat  : Jl.Pembangunan No.5 Kedung
                  Halang Tolang, Bogor. 

Telepon               : (0251) 311489, 314254
Strain ayam tipe petelur               : Shaver starcross
Strain ayam tipe pedaging: Shaver starbro

Kuliah: Mustakim Dosen Fakultas Peternakan Unhas
 
       P.T Charoen Pokphand Indonesia
Alamat                                  : Jl.Ancol VIII, Ancol Barat,
                                      Jakarta Utara
Telepon                                               : (021) 6912501, 6912507
Faksmile                                              : (021) 6907324
Strain ayam tipe petelur               : HERCO,A.A.BROWN
Strain ayam tipe pedaging: Arbor Acres Broiler
P.T Cibadak Indah Sari Farm
Alamat  : kompleks Rasa Sayang C-20 Jl.Daan Magot, Jakarta 11460
Telepon               : (021) 5663982, 5660931, 5667065
Telex                                     : 46465-CISF JKIA
Faksmile                                              : (021) 5664447
Strain ayam tipe petelur               : Ross Brown
Strain ayam tipe pedaging: Isa Vedette
       P.T Cipendawa Farm Enterprise
Alamat  : Jl.R.S Fatmawati 12.A, Jakarta
                  Selatan
Telepon               : (021) 7503220
Faksmile              : (021) 7502784
Strain ayam tipe petelur               : Dekalb Warren
Strain ayam tipe pedaging: Hubbard
       Hidan group
Alamat                                                  : Jl.Letjend.S.Parman Flat A-1, Slipi, Jakarta Barat
Telepon                                               : (021) 5305108-5305110
Faksmile                                              : (021) 7502784
Strain ayam tipe petelur               : Hyline
Strain ayam tipe pedaging: Hyline
P.T JAPFA Comfeed Indonesia
Alamat  : Wisma Bank Tiara Lantai VI
                  Jl.M.T.Haryono Kav.16,Jakarta
                  Selatan
Telepon               : (021) 8310310, 8310290
Strain ayam tipe petelur               : Lohmann 502
Strain ayam ipe pedaging             : Lohmann 202
       P.T.Peternakan Ayam Manggis
Alamat  : Jl.Pintu Kecil No.38,Lantai II Jakarta
                  Barat 1230
Telepon               : (021) 6912801, 6928586, 6925500,
                  6929759, 6928418,6923360 .
Faksmile              : (021) 6925492
Strain ayam tipe petelur               : Hysex Brown
Strain ayam tipe pedaging: Hybro
       P.T.Missouri Feedmill & GrandParent Farm
Alamat  : Jl.Malabar 53 Bandung 40263
Telepon               : (022) 305323
Faksmile              : (022) 303715
Strain ayam tipe petelur               : Babcock 36
Strain ayam tipe pedaging: Tegel 70
B. Penetaan Ruang di Penetasan
Untuk mendapatkan eflisiensi yang tinggi dalam pekerjaan dan untuk mendapatkan sanitasi yang baik, maka penempatan ruang di penetasan menggunakan one way system (telur berjalan satu jalur). Pada system (telur berjalan satu jalur). Pada system ini arah angin diatur sedemikian rupa sehingga akan bertiup dari bagian bersih ke bagian kotor.
  1. Ruang fumigasi
    Telur yang dating dari peternakan langsung dimasukkan ke ruang fumigasi. Selanjutnya, telr difumigasi dengan kekuatan 3 kali. Supir peternakan hanya boleh memasukkan telur sampai pintu dan tidak boleh masuk ke penetasan
  2. Ruang penerimaan telur (ruang sanitasi)
    Sesudah difumigasi telur tetas diterima di ruang penerimaan atau ruang seleksi telur. Di ruangan ini telur-telur diseleksi ulang berdasarkan
  3. - Kebutuhan kulit telur (yang retak harus   
       dikeluarkan) 
    - Berat telur berdasarkan berat anak ayam
       yang dikehendaki
    - Tingkat kebersihan kulit telur
    - Bentuk telur (normal dan tidak terlalu
       memanjang), dan
    - Keadaan kulit telur (halus dan tidak banyak
       totol-totol)
    Selain diseleksi, telur tetas juga dipindahkan dari tray yang dipakai di peternakan ke tray yang khusus dipakai untuk mesin setter.
4.       Ruang penyimpanan telur tetas
Untuk telur-telur yang tidak berlangsung dimasukkan ke setter (incubator), sambil menunggu terpenuhinya jumlah telur yang diinginkan atau jadwal waktu yang ditetapkan, maka telur tetas dimasukka ke dalam ruang penyimpanan. Telur-telur tersebut diletakkan pada rak dan diberi tanggal. Telur yang masuk lebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu pula dari ruang penyimpanan untuk ditetaskan. Lama penyimpanan sebaiknya tidak lebi dari 7 hari. Biasanya telur 4 hari kemudian ditetaskan.
5.       Suhu di dalam ruang penyimpanan sebaiknya diatur sebesar 15°C dengan kelembaban 70-80%. Ruang penyimpanan ini harus tidak berjendela, dinding-dinding dan daunpintunya harus dilapisi bahan-bahan yang tidak gampang lapuk dan berjamur bila terkena air. Sebaiknya dapat merangkap tugas memasukkan telur-telur ke incubator/mesin tetas.
  1. Supaya karyawan dapat membuka ruang penyimpanan, pintu yang berhubungan dengan ruang seleksi diselot dari sebelah dalam, sedangkan pintu yang kea rah ruang pre heating diberi kunci.
  2. 4. Ruang pre-heating
    Kurang lebih 6 jam sebelum di masukkan ke dalam mesin tetas, telur tetas sebaiknya dikeluarkan dari ruang penyimpanan kemudian diletakkan di ruang bersuhu 22°C (72°F). Ruang ini sebaiknya berada langsung di ruangan mesin penetas.
Manfaat penempatan telur di ruangan ini agar suhu telur berangsur-angsur naik sehingga bila dimasukkan ke mesin tetas tidak menyebabkan turunnya suhu mesin tetas turun terlalu lama, maka telur yang terlebih dahulu ditetaskan (lebih dahulu berada di dalam mesi tetas) akan lebih banyak gagal menetas.
5.  Ruang mesin penetas
Pada ruang untuk mesin penetas diletakkan mesin setter (incubator) dengan Hatcher. Letak mesin setter dan hatcher sebaiknya berpasangan (berhadap-hadapan). Agar sanitasi ruang terjaga dihadapkan kedua mesin tersebut dipisahkan dinding setinggi atap.
pada dinding pemisah antara mesin tersebut dibuat pintu sorong yang dapat ditutup dan dibuka selebar kereta dorong incubator
.
        Pintu ini bertujuan untuk memudahkan pemindahan telur dari setter ke hatcher. Pada ruang hatcher diletakkan pula meja-meja untuk candling (peneropongan telur-telur yang tidak fertil). Untuk memudahkan pekerjaan ini, selain digunakan bola lampu yang kuat, pada jendela-jendela kaca hatcher ditutup dengan kain tirai hitam yang dapat dibuka lagi bila pekerjaan candling telah selesai.
Lantai untuk ruangan setter dan hatcher sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak menyerap air supaya fluktuasi kelembaban di dalam.
Harus ada jarak 3 m antara dinding pemisah dan mesin bagian depan, jarak ini berguna untuk sirkulasi udara. Selain itu, antara dinding mesin tetas bagian belakang dengan dinding berguna juga harus diberi jarak 60cm. untuk membersihkan atap mesin, antara atap mesin tetas dengan atap bangunan perlu diberi jarak 2,5 m.
untuk kapasitas 1.000 teur tetas, kecpatan aliran udara pada ruang incubator sebaiknya 57 m³ per jam, sedangkan pada ruang hatcher 370 m³ per jam.
6. Ruang penanganan anak ayam
Pada ruangan ini dilakukan aktivitas seleksi anak ayam, pemotongan paruh, vaksinasi marek (untuk anak ayam layer), packing (pengemasan) anak ayam ke dalam boksnya, penyimpanan sementara sampai anak ayam dikirim ke peternak langganan.
Diruangan ini Ventilasi harus diperhatikan. Temperatur optimum diruangan ini 22°C dengan kelembaban 60%.
7. Ruang pencucian
Setelah anak ayam menetas atau setelah transfer telur dari setter ke hatcher, banyak rak-rak dan tray bekas telur yang kotor dan harus dibersihkan. Selain dibersihkan dengan detergen, penggunaan desinfektan sesudah barang-barang yang dicuci bersih sangatlah dianjurkan.
Pencucian harus dilakukan dengan bersih agar tidak berakibat menurunnya daya tetas anak ayam yang ditetaskan pada periode berikutnya.
ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMBIBITAN AYAM RAS
Di dalam pembibitan ayam modern dikenal istilah-istilah berikut:
Ø  Pure Strain: ayam berdarah murni yang merupakan cikal bakal ayam komersial bila telah mengalami penyilangan-penyilangan.
Ø  Grandparent Stock atau ayam nenek: hasil persilangan dari pure strain
Ø  Parent stock: ayam induk penghasil ayam komersial yang merupakan hasil silangan pada peternak grandparent stock.
Ø  Final stock: hasil akhir dari pembibitan modern. Ayam final stock atau ayam komersial adalah ayam yang dihasilkan oleh peternak ayam parent stock. Final stock sudah tidak dapat disilang lagi sebab produksi telur atau daging dari hasil persilangan final stock akan jauh menurun sehingga tidak menguntungkan lagi (sifat unggulnya telah berkurang).
Ø  Untuk mendapatkan ayam Final stock biasanya dilakukan persilangan antara ayam jantan bangsa Cornish dengan ayam betina bangsa ayam new Hampshire. Atau dapat pula jantan Cornish dengan betina white Plymouth rock. Proses untuk mendapatkan strain baru final stock unggul tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama (bisa sampai 15 tahun).


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).