Langsung ke konten utama

Pakan Ayam Ras Petelur

Pakan tambahan (feed additive) adalah suatu bahan yang dicampurkan dalam pakan yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktivitas, maupun keadaan gizi ternak, meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan nutrien. Pemberian pakan tambahan berupa antibiotik dapat menimbulkan efek residu pada hasil peternakan, sehingga bahan additive yang digunakan lebih banyak diarahkan padabahan-bahan alami yang tidak membahayakan kesehatan ternak. Salah satu alternative bahan additive alami yang dapat digunakan dalam ransum dengan penambahan tepung kunyit dan temulawak.

Penambahan kunyit dalam pakan broiler dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase dan protease. Kandungan zat aktif yang dimiliki kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai kalagoga (dapat meningkatkan sekresi cairan empedu). Selain minyak atsiri menurut Ismanto, dkk. (2010) kandungan lain yang terdapat di dalam kunyit adalah kurkuminoid yang dapat meningkatkan nafsu makan. Sambiloto adalah tanaman herbal alami yang biasa digunakan oleh manusia untuk kesehatan. Sambiloto memilki zat aktif andrographolid, saponin, tanin dan flavonoid yang diduga salah satunya dapat membantu pertumbuhan ayam broiler. Pemberian sambiloto pada pakan meningkatkan perbaikan kesehatan pada organ dalam dan penurunan tingkat residu (Rachmawaty dan Hamid, 2006).

Kandungan zat aktif tepung kunyit dan temulawak secara tidak langsung membantu organ hati, pankreas, dan empedu menghasilkan sekresi untuk pencernaan. Jika penyerapan zat pakan dapat berlangsung secara optimal maka akan mempengaruhi keaktifan kerja organ tersebut, terutama hati yang berperan penting dalam proses metabolisme zat pakan. Berdasarkan hal tersebut menyebabkan perubahan performan organ selain itu karena melakukan kerja secara aktif sehingga mempengaruhi bobot organ hati, pankreas dan empedu broiler juga pada usus halus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).