Langsung ke konten utama

Pencernaan dan Metabolisme Lemak dalam Rumen

Lemak dalam pakan ruminansia terdapat dalam pakan hijauan meupun konsentrat. Pencernaan lemak dalam rumen mengalami 2 proses penting, yaitu:
-           Lipolisis
Lemak atau trigliserida dihidrolisis oleh bakteri rumen menghasilkan gliserol dan asam lemak serta galaktosa. Gliserol dan galaktosa selanjutnya diubah menjadi VFA khususnya propionat.
-          Biohidrogenase
Asam lemak tidak jenuh oleat (18:1), linoleat (18:2), dan linoleat (18:3) mengalami penjenuhan dengan penambahan H+ (hidrogenasi) dengan hasil akhir asam stearat (18:0). Pada ternak ruminansia, lemak dihidrolisa menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh mikro organisme rumen sedangkan lesitin dihidrolisa menjadi lisolesitin dan asam lemak bebas. Kemudian asam lemak bebas, lesitin, dan lisolesitin bergabung membentuk misel. Di dalam epitelium usus halus, misel terurai kembali menjadi komponen-komponen pembentuknya. Asam lemak bebas akan menjadi fatty acyl ko-A yang selanjutnya menjadi trigliserida melalui jalur asam phospotidik. Trigliserida yang terbentuk ini bergabung dengan lesitin dan lipoprotein membentuk chilomikron. Dalam bentuk inilah lemak diabsorbsi kedalam pembuluh limpha dan terus diangkut ke hati.
Di dalam hati, chilomikron diubah menjadi trigliserida yang selanjutnya menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Kedua senyawa ini digunakan sebagai sumber energi atau diubah kembali menjadi trigliserida dan fosfolipida dilepas kembali ke aliran darah dan terus diangkut ke jaringan adipose dan disimpan sebagai trigliserida. Gliserol digunakan oleh hati dan jaringan tubuh lainnya sedangkan jaringan adipose tidak digunakan karena tidak mempunyai enzim gliserol-kinase yang dapat merubah gliserol menjadi L--gliserolfosfat.
-          Sistem Transportasi dan Penyimpanan Lipida
Lipida disimpan di jaringan adiposa sebagai triasil gliserol, jumlah penyimpanan tergantung jumlah dan komposisi pakan. Hati dan jaringan adiposa merupakan organ yang mengatur homeostasis metabolisme lipida.
Hati mempunyai sistem enzimatik untuk sintesa asam lemak, cholesterol, pospolipid, dan asam empedu sehingga mengurangi keracunan dan di ekskresi melalui urine dan feses serta oksidasi asam lemak menjadi CO2 atau benda keton.
Bila akumulasi lipida di hati meningkat maka fungsi hati menurun. Bila hewan kekurangan energi maka triasil gliserol (TAG) di jaringan adiposa dihidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak. Hasil hidrolisa ini menghasilkan energi untuk tumbuh. Proses jaringan ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin.
Pada hewan ruminansia komposisi asam lemak di jaringan adipose tidak resposive terhadap perubahan pakan karena mikroorganisme dalam rumen dapat merubah dari lemak tak jenuh menjadi jenuh. Triasil gliserol di jaringan adiposa juga dapat disintesa dari glukosa dan asam asetat. Hormon yang terlibat pada proses sintesa TAG dan asam lemak adalah insulin melalui proses kenaikan glukosa dalam membran sel dan menaikkan aktivitas enzim lipogenik. Sedangkan hormon-hormon epinephirine, glucagon, dan adrenocorticotropic mengakibatkan lipolisis TAG dan NEFA di jaringan adiposa dan masuk ke plasma darah melalui proses perubahan ATP menjadi c AMP yang melibatkan enzim lipase (Suwandyastuti, S.N.O., 1994).







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).