Langsung ke konten utama

Metabolisme Energi

Pemeliharaan ternak sangat berpengaruh terhadap lingkungannya dan sangat penting. Untuk penyusunan dalam ransum kita harus terus menemukan cara baru. Untuk pembuatan dengan menggunakan variable input sangat dan lebih efisien. Seperti melihat dari populasi ternak dan bagaimana pembuatan bahan kimia dalam menentukan porsinya.
Tak lupa juga kita banyak mengunakan hal yang tidak biasa seperti, bagaimana pemanfaatan lahan liar dan lahan yang sudah disiapkan dalam lingkup luas. Lingkungan juga sangat berpengaruh. Pemanfaatan lingkungan bagi hewan, dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut untuk keuntungan perekonomian kita.
Zat yang digunakan dalam metabolism suatu organisme disebut juga nutrisi. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Nutrisi yang dimaksud adalah serangkaian proses dimana hewan mengambil dan mengasimilasikan nutrisi untuk meningkatkan pemeliharaan, pertumbuhan, reproduksi, susu melalui pencernaan makanan.
Semua hewan, pencernaannya tidak sama yang memiliki beberapa perbedaan. Misalkan hewan memamah biak merupakan sekumpulan hewan yang memakan rumput atau tumbuhan memiliki pencernaan makanan yang memiliki dua mekanisme. Yang pertama adalah dengan menelan bahan mentah kemudian mengeluarkan makanan yang sudah dicerna dan mengunyahnya lagi.
Adapun contoh hewan memamah biak adalah gajah, sapi, kambing, kuda, domba, kelinci. Lambung hewan ini tidak memiliki satu ruang tetapi tetapi berperut banyak. Yang memiliki empat perut. Omasum, abomasum, rumen, reticulum.
-          Rumen disebut juga perut besar untuk proses fermentasi.
-          Reticulum
-          Omasum
-          Abomasums merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan memamah biak.
Jenis hewan herbivore yakni kuda dan kelinci tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi dan pembusukan  yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum, sekum ini banyak mengandung bakteri. Proses energy yang terjadi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
 Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Kebiasaan kelinci makan kotorannya sendiri biasa disebut dengan istilah coprophagy. Coprophagyberasal dari bahasa yunani copros yang berarti feses dan phagein yang berarti makan. Kebiasaan coprophagy ini ada dua macam yaitu allocoprophagy dan autocoprophagy. Allocoprophagy adalah makan feses individu lain, termasuk juga makan feses individu dari spesies lain. Sedangkan autocoprophagy adalah makan fesesnya sendiri.
Kelinci termasuk kedalam autocoprophagy, kelinci membuang 2 macam feses dari dalam tubuhnya, yaitu feses kering keras dan juga feses lembek berlendir. Feses kering keras dikeluarkan pada siang hari, sedangkan feses yang lembek dan berlendir dikeluarkan pada malam dan pagi hari. Feses yang lembek berlendir inilah yang dimakan kembali oleh kelinci langsung dari duburnya,
Kebiasaan kelinci yang tidak wajar menurut kita (baca: manusia) ini dilakukan untuk memanfaatkan protein, serat kasar tumbuhan, vitamin yang terkandung dalam feses. Jangan salah ternyata di dalam feses yang lembek dan berlendir tersebut mengandung banyak vitamin dan nutrisi seperti riboflavin, sianokobalamin (vitamin B12), asam pantotenat dan niasin.  Dengan memakan kembali fesesnya tersebut kelinci tidak akan kekurangan nutrisi dan vitamin karena isi saluran pencernaan berdaur kembali.
-          tingkat energy apa yang terjadi di dalam makanan?
-          Berapa banyak energy yang dibutuhkan di dalam pemeliharaan?
-          Berapa banyak energy yang dibutuhkan untuk  produksi?
-          Bagaimana informasi ini diterapkan sesuai kebutuhan khususnya dalam produksi daging dan susu sapi.
Semua makanan mengandug energy tetapi tidak semua energy ini dapat diekstraksi oleh semua hewan.  
-          Kebutuhan energy pokok yaitu mantanance, merupakan kebutuhan nutrisi basal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang minimal tanpamelakukan suatu aktivitas/produksi.
-          Kebutuhan energy produktif (production) yakni kebutuhan nutrisi yang digunakan dalam berbagai aktivitas di dalam produksi (telur, susu, daging, woll, tenaga dan lain-lain)
-          ME atau energy metabolis adalah bagaimana makanan bisa diserap oleh tubuh hewan atau dimetabolisasikan oleh hewan.
Sangat dibutuhkan makanan ternak yang bisa cocok dengan pencernaan hewan agar mudah diserap dan dicerna dalam tubuh hewan.
            Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung kepada manajemen pakan. Salah satu pakan yang sangat penting adalah pakan fermetasi atau hijauan makanan ternak yang difermentasikan untuk ternak sapi.
Tujuan  utama fermentasi makanan sapi adalah untuk efisiensi dalam penyediaan pakan.  Fermentai berkembang dengan adanya keterbatasan peternak dalam mendapatkan hijauan makanan ternak. Jika di daerah anda masih terdapat hijauan makanan ternak segar sebaiknya menggunakan rumput segar tersebut untuk pakan sapi tanpa perlu melalui proses fermentasi.
Proses fermantasi pada makanan ini dilakukan karena pakan hasil fermentasi dapat disimpan dalam waktu yang lama dan cenderung dan mudah dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing, domba dan kuda.
Rumput kering atau rumput yang sudah tua bisa difermentasikan  agar saat musim paceklik para peternak tidak sulit dalam memperoleh pakan ternak mereka. Rumput yang berlebih sebaiknya jangan dibiarkan menjadi tua, ketika ada elihan rumput maka jadikanlah rumpute tersebut menjadi hay. Hay sama kualitasnya dengan rumput segar. Yang dimaksud dengan hay adalah rumput yang dikeringkan hingga tanpa kadar air. Hay sangat bagus untuk pakan ternak dan sangat mudah disimpan dalam waktu yang lama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).