Langsung ke konten utama

Nutrisi Ayam Buras hingga Perkandangannya

Kandang berdasarkan penggunaannya:
1.       Kandang indukan, dilengkapi pemanas.
2.       Kandang pertumbuhan
3.       Kandang untuk pemeliharaan ayam petelur (kandang baterai)


Makanan
-          Pedoman nutrisi makanan ayam buras di Indonesia belum ada, namun respun produksi terhadap kualitas makanan yang rendah sehingga penyusunan sering didasarkan pada aspek ekonominya.
NRC (Natioal Resarch Connal)
Acuan dapat menggunakan standar (NRC)

Nutrisi                         Umur Ayam (Minggu)
                                0-8          8-13       13-18     18-dst   bibit
Energy
(kkal/kg)                  2900       2900       2900       2850       2850

Protein (%)               18           15           12           15           15


Pedoman batas Penggunaan Bahan Baku Maximum (%)
Butiran
Jagung kuning 50%
Shorgum              8%
Gandum              10%
Kacang hijau       15%
Kacang kedelai  15%
Tepung bekatul                75%
Dedak gandum 75%
T. bulu ayam      4 %
T. ikan                   20 %
T. Bekicot            25 %
T. darah                3 %
T. Tulang              2 %
T. Gaplek             10 %
T. daun Ubi kayu 5 %
T. dayn lamtoro                5 %
T. daun Pepaya 5 %
T. daun turi         10%

Bahan baku pilihan
Bungkil kelapa   10%
Bungkil kedelai  15%
Kebutuhan feed suplemen, berfungsi untuk melengkapi kekurangan kualitas makanan yang berkaitan dengan vitamin dan mineral.

Berdasarkan komposisi :
1.       Feed suplemen mengandung multi vitamin dan mineral, yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan mineral dalam makanan.
2.       Feed suplemen mengandung komposisi multi vitamin dan anti biotika, yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan.
3.       Feed suplemen mengandung ketiga-tiganya.\

KEBUTUHAN BIBIT AYAM

 Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui beberapa alternative:
1.       Pemeliharaan Induk ayam
-          Untuk memproduksi telur tetas
-          Biaya awal cukup besar
-          Pemilihan induk yang baik
2.       Membeli telur tetas
-          Ketersediaan telur tetas
-          Penguasaan teknik penetasan, menjadi seleksi telur, manajemen pertetas
-          Resiko kematian
3.       Membeli DOC
-          Ketersediaan usaha ini masih sangat terbatas
4.       Membeli bibit ayam dara
-          Terbatasnya ketersediaan auam dara dipasar
-          Perlu permodalan lebih besar
-          Tetapi cara ini lebih terbaik.

Tatalaksana pemeliharaan
-          Persiapan pemeliharaan
1.       Melakukan asanitasi
2.       Box anak ayam, 0-8 minggu : 2x 1 m / 100 ekor
3.       Tempat makan, 1-1,5 cm / ekor (anak ayam)
4.       Tempat minum, 2 tempat kap 4 litter 100 ekor
5.       Alat pemeras, 35 derajat celcius, turun 2 derajat/ minggu.

Periode/fase pemeliharaan
1.       Pemeliharaan periode awal 1-3 minggu.
-          Diletakkan dalam box dengan pemanas
-          Pemberian air minum+gula+anti biotic, vitamin.
-          Pemberian pakan 1-2 setelah pemberian air minum
-          Tutup tirai bila angin kencang.

2.       Pemeliharaan periode awal 4-3 minggu
-          Masa kritis telah lewat
-          Tempat makan/air minum dapat diganti dan disesuaikan
-          Dapat diberi batu-batuan / grit

3.       Pemeliharaan periode pertumbuhan 8-16 minggu
-          Ayam dikeluarkan dari box
-          Kepadatan 5 ekor / m2
-          Umumnya menggunakan kandang litter
-          Tempat makanan/minum gantunglebih baik

4.       Pemeliharaan periode dari 17-20 minggu
-          Sexing dapat dilakukan
-          Pemisahan dapat dilakukan, anti stress
-          Pemberian grit
-          Tempat makan/minum gantung, 5 buah/100 ekot
-          Pemberian penerangan (3 watt/m2)

5.       Pemeliharaan periode dewasa  sampai produksi
-          Untuk ayam bibit pada system litter
-          Untuk telur konsumsi pada baterai atau ren
-          Sex ratio 6:1

AYAM BURAS
                Ayam buras merupakan salah satu jenis ternak yang telah memasyarakat dan telah tersebar dipelosok nusantara. Ayam buras juga mempunyai peran dalam mendukung ekonomi dan perbaikan gizi dipedesaan.
                Kelebihan dari ayam buras
1.       Adaptasi terhadap lingkungan cukup baik
2.       Tahan terhadap pengelolaan dan lingkungan buruk
3.       Tidak peka terhadap amoniak tinggi
4.       Dapat diberi pakan dengan kualitas jelek
5.       Tidak mudah stress bila mendapat perlakuan kasar
6.       Modal usaha rendah dan fluktasi harga yang lebih stabil
7.       Manajemen pengelolaannya lebih sederhana
8.       Mempunyai tingkat ketahanan yang baik terhadap parasit, sedikit terhadap penyakit bacterial.
9.       Telur dan daging memiliki potensi pasar dan selera tersendiri.

Kekurangan:
1.       Produktifitasnya sangat rendah (produktifitas tidak berkolerasi positif terhadap kualitas pakan, pakan murah)
2.       Sangat rentang terhadap penyakit viral (terutama ND)

Perbandingan Produksi

Parameter                                          RAS                                                        BURAS
Produksi pertama(hari)                 150                                                         151
Produksi 40%(hari)                          174                                                         184
Puncak produksi %                          87                                                           55
Produksi telur (butir)                      260                                                         42
Berat telur(gr)                                   55                                                           35
Berat badan (gr)                               1.500                                                     1.390
Konversi                                              2,7                                                          4,9

Beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam pengembangan ayam buras meliputi:
1.       Pemeliharaan bibit ayam yang baik
2.       Pengendalian penyakit, vaksin (PR) V4, diberi pada makanan, tahan panas.
3.       Perkandangan
4.       Pemberian pakan
5.       Pengelolaan pasca panen
6.       Manajemen usaha
7.       Pemasaran

Varietas ayam buras di Indonesia
1.       Ayam sayer: merupakan varietas yang tersebar dan lebih dikenal sebagai ayam kampong
2.       Ayam kedu : nama kedu diambil dari salasatu desa kab. Temanggung jawa tengah.  Sejarah ayam kedu ada dua versi:  persilangan ayam dorking (dibawa oleh raffle) dengan ayam buras didaerah.  Ayam kedu adalah ayam asli dari pulau jawa yang pernah diekspor ke USA dan dikenal dengan the black java breed, hingga terbentuklah ayam Austrolorp.

Ayam kedu terdiri dari 3 jenis:
1.       Ayam kedu putih, bulu putih mulus
2.       Ayam kedu hitam, bulu hitam
3.       Ayam kedu campuran, bulu cantik
4.       Kedu cemani: bulu, daging, tulang, dan viceralnya semua berwarna hitam


3 . Ayam nunukan:  tersebar dipulau tarakan dan nunukan berasal dari daratan cina bagian selatan (masuk tahun 1992), mempunyai  potensi sebagai tipe petelur. Bentuk jantan agak unik: bulu pertama pada sayap dan ekor tidak tumbuh sempurna, warna bulu kuning atau coklat kemerahan.

4 . Ayam pelung : tersebar di jabar, khususnya cianjur. Ayam pelung berasal dari kata meleweng (sunda)  yang berarti suara yang besar, panjang dan menggema. Ukuran tubuh lebih besar dari ayam sayur dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Dapat dikembangkan sebagai tipe pedaging.

System Perkandangan
Kandang ayam besar berbeda dengan ayam ras karena ayam buras relative lebih liar disbanding ayam ras.

System kandang
1.       Kandang system ren: system terbuka yang berada dalam lahan pekarangan yang dipagari setinggi 2,5-30 m,  kandang  cukup berupa kontruksi tiang dan atap dilengkapi sarana bertengger dan tempat bertelur. Kandang hanya sebagai tempat istirahat pada malam hari dan tempat berteduh waktu hujan.
 Adapun keuntungannya yaitu, 1. lebih alami bagi ayam buras yang cenderung liar pengelolaannya lebih mudah, lahan akan lebih baik berupa lapangan rumput dan sedikit perelu.
2.        Kandang system litter, kandang system litter ini merupakan kandang alternative bila lahan pekarangan terbatas.
3.        Kandang system postal, merupakan kandang alternative bila bahan pekarangan terbatas serta mengutamakan hiegenitas kandang yang baik dan lebih cocok untuk kandang ayam bibit. Kandang system kombinasi litter-postal alternative system kandang yang ingin memperoleh keuntungan dari system litter dan postal.

Kandang berdasarkan penggunaannya:
1.       Kandang indukan, dilengkapi pemanas
2.       Kandang pertumbuhan
3.       Kandang untuk pemeliharaan ayam petelur (kandang baterai)


 By: dosen produksi ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Wempie Pakiding, 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).