Langsung ke konten utama

Ternak pun Memerlukan Gizi yang Cukup


Mahluk hidup termasuk hewan memerlukan zat-zat gizi untuk melengkapi kebutuhan akan protein, energi, mineral dan vitamin serta lainnya yang digunakan untuk proses pertumbuhan produksi serta reproduksi dan pemeliharaan tubuhnya. Tanaman yang merupakan sumber makanan pokok untuk hewan, juga merupakan suatu unit biologi yang terdiri atas unit kimia yang sama dengan hewan. Oleh karena itu, membicarakan komposisi atau susunan tubuh hewan dan tubuh tanaman sangat penting.


Bahan pakan dan ternak terdiri atas dua kelompok besar, yakni hewani dan nabati. Yang terpenting dari bahan baku pakan adalah harus memenuhi kebutuhan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak yang akan memakannya.

Pakan ternak yang baik berasal dari hewan maupun nabati, dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, berdasarkan atas klasifikasinya, sumbernya, bentuk dan asalnya. Berdasarkan hal tersebut pengenalan bahan pakan secara mikroskopis diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam bahan pakan ternak.

Pengertian Pakan, Ransum, Konsentrat, dan Zat Aditif

Bahan pakan (bahan makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik berupa bahan organic maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak (Anonim, 2009).
Ransum adalah makanan yang diberikan kepada ternak selama 24 jam, pem,beriannya dapat dilakukan sekali atau beberapa kali selama 24 jam tersebut . Ransum sempurna adalah kombinasi beberapa bahan makanan yang bila dikonsumsi secara normal dapat mensuplai zat-zat makanan kepada ternak dalam perbandingan, jumlah, bentuk sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh dapat berjalan normal.

Dalam ransum sempurna ekonomis, faktor-faktor ekonomis termasuk dalam pertimbangan bagi penyusunan ransum (Anonim, 2009).
Zat aditif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relatif sedikit yang kadangkalandiperlukan untuk melengkapi ransum yang disusun. Contoh : penambah aroma/cita rasa, asam amino, vitamin mix (Anonim, 2009).

Bahan Baku Pakan Ternak Yang Ada di Indonesia

Bahan baku pakan ternak yang dipergunakan untuk menyusun makanan ternak adalah bahan baku pakan yang mengandung zat-zat makanan yang bisa memenuhi kebutuhan ternak yang menkonsumsinya. Bahan baku makanan asal tumbuhan dan ikutannya, merupakan bahan baku yang banyak memberikan energi secara umum diketahui kaya akan pati (Murtidjo, 2003).

Tanaman mengandung zat-zat makanan yang serupa yang terdapat dalam tubuh hewan, namun jumlah relatif dan proporsinya sangatlah berbeda. Sebagai tambahan terdapat variasi yang lebih besar pada komposisi antara spesies tanaman dibandingkan dengan hewan (Tillman. Dkk, 1984).
Bahan pakan ternak pada pokoknya bisa digolongkan menjadi tiga yakni pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan. Pakan hijauan adalah bangsa rumput, legum dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya rumput gajah, rumput benggala, lamtoro, dll (Sugeng, 2003).

Makanan hewan yang diperoleh dari tumbuhan tidak hanya dari hasil ladang, tetapi terdiri pula dari hasil ikutan yang diperoleh dari hasil pembuatan berbagai hasil tambahan, terutama biji-bijian untuk pangan dan i ndustri dedak dan middling yang diperoleh dari pembakaran tepung (Anggorodi, 1984).

Spesifikasi Bahan Pakan

Menurut spesifikasinya, bahan pakan dibedakan menjadi tujuh kelompok yang masing-masing mempunyai batas maksimal dalam penggunaannya dan akan mempengaruhi rasa, bau dan tingkat toksikasi. Ketujuh kelompok tersebut adalah :

1). Kelompok biji-bijian, ciri khusus yang dimiliki kelompok ini yaitu mengandung konsentrasi karbohidrat yang tinggi, sedangkan kandungan protein, serat kasar, vitamin dan mineralnya rendah.
2). Kelompok hasil sampingan biji-bijian, kelompok ini adalah dedak padi/bekatul/lunteh, dedak gandum.
3). Kelompok biji-bijian penghasil minyak mengandung energi yang cukup tinggi juga sebagai sumber protein, lemak dan minyak.
4). Kelompok hasil sampingan biji-bijian sumber minyak, merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan minyak baik melalui cara mekanik maupun secara kimiawi.
5). Kelompok hasil hewani, sebagai sumber protein hewani, energi dan lemak.
6). Kelompok legum atau polongan, termasuk bahan pakan yang mengandung protein nabati yang cukup tinggi.
7). Kelompok khusus yang berfungsi sebagai ”binder”, sebagai bahan pakan pensubstitusi, pemandu cita rasa dan sebagai vitamin dan mineral (Kartadisastra, 1994).

Bahan pakan ternak berasal dari hasil sampingan, baik biji-bijian sebagai sumber minyak, merupakan hasil dari produk industri pakan yang hasil sampingan masih bisa digunakan (Murtidjo, 1987).


Bahan Pakan Berdasarkan Nomenklatur Internasional

Nomenklatur internasional telah membagi pakan ternak dalam delapan kelas, yaitu :
1). Forage kering dan roughage, yakni semua hay dan jerami kering.
2). Pasture, ramban yakni semua tanaman yang diberikan segar sebagai hijauan
3). Silase, yakni semua makanan yang dipotong-potong atau dicacah-cacah dan difermentasikan
4). Makanan sumber energi, yakni semua biji-bijian, hasil ikutannya yang mempunyai kandungan 20% dan 10% serat kasar
5). Makanan sumber protein 20% atau lebih dan dapat berasal dari tanaman, hewan, ikan dan milk
6). Makanan sumber mineral
7). Makanan sumber protein
8). Makanan aditif, yaitu zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan kepada ransum seperti antibiotika, zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya (Tillman. Dkk, 1984).

Pasture atau pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuh-tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk batang, ranting dan bunga. Yang termasuk hijauan segar ataupun silase. Sedangkan hijauan kering berupa hay ataupun jerami kering (Sugeng, 2003).

Bahan Pakan Berdasarkan Asalnya

Bahan baku pakan ternak terbagi menjadi dua golongan yakni bahan baku asal tumbuh-tumbuhan atau tanaman dan hasil ikutannya, serta bahan baku asal hewan dan ikutannya. Bahan baku asal tumbuh-tumbuhan dan ikutannya merupakan sumber karbohidrat serta diketahui banyak mengandung serat kasar (Murtidjo, 2003).
Bahan baku asal hewan dan ikutannya,mengandung protein dan asam amino relatif lebih lengkap dan serat kasarnya relatif umumnya sangat mudah dicerna bila di konsumsi ternak (Murtidjo, 2003).

Komposisi pakan ternak yang mengandung serat kasar yang tinggi, akan menyebabkan lebih banyak serat kasar di keluarkan lewat feses sehingga kesempatan efisiensi yang diperoleh pakan yang dikonsumsi hilang. Itu menyebabkan ternak berproduksi dan bertumbuh tidak optimal (Murtidjo, 2003).

Secara umum pakan ternak diusahakan terdiri dari bahan makanan yang berasal dari tanaman, hewan terutama hasil ikutannya dan sisa dari proses pengolahan dari pabrik. Namun demikian, bahan makanan sisa yang kurang bermanfaat bagi kebutuhan pangan manusia melalui ternak dapat diubah menjadi daging dan telur serta sangat potensial sebagai pangan manusia (Murtidjo, 2003).

Bahan Baku Pakan Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya dan fisiknya, bahan baku pakan ternak digolongkan menjadi empat kategori yakni : bentuk butiran, tepung, pilih dan bentuk cairan. Bentuk butiran umumnya lebih disukai ternak unggas, seperti bahan baku pakan jagung, gandum, sorgam dan lain-lain. Dengan komposisi ekonomis 25% - 60%. Bentuk tepung umumnya diperoleh dari bahan baku seperti bekatul, dedak gandum, tepung tulang, tepung ikan dan lain-lain dengan komposisi ekonomis 25% - 35% (Murtidjo, 1987).
Bentuk pilih umumnya diperoleh dari bahan baku seperti kedele, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan lainnya dengan komposisi ekonomis mencapai 10% - 25%. Bentuk cair yang berupa minyak ikan dan minyak kedele dengan komposisi ekonomis relatif kurang dari 0,05%, fungsinya untuk pembentukan asam lemak bebas (Murtidjo, 1987).
Pakan ternak ada yang terdiri dari bentuk grain, yakni pakan yang terdiri murni dari biji-bijian , meal yakni pakan yang terdiri dari satu macam pakan, pellet yakni pakan yang dibentuk seperti butiran setelah suatu proses, crumbs yakni pakan ternak yang berbentuk pellet namun ukurannya butiran kecil 3 mm atau disebut dengan broken pellet (Kartadisastra, 1994).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).