Langsung ke konten utama

Tatalaksana Pengaturan Cahaya pada Unggas

(Fase grower)

Cahaya (Light) mengandung energi proton yang dapat diubah menjadi ransangan biologis yang diperlakukan untuk berbagai proses fisiologis tubuh.Pada unggas, respon terhadap cahaya tidak terlalu melibatkan respon cahaya yang terdapat pada mata.Dapat dibuktikan bahwa reseptor cahaya yang terdapat pada hipotalamus lebih banyak digunakan untuk mengubah energi foton menjadi implus syaraf, yang kemudian diteruskan oleh sistem endokrin untuk berbagai keperluan seperti reproduksi perilaku dan karakteristik sekunder kelamin.
Untuk dapat berproduksi dengan baik, ayam petelur memerlukan ransangan cahaya yang cukup lama dan intensitas. Pada daerah temperate diperlukan ransangan cahaya selama 14-16 jam/hari. 

Di Indonesia, matahari rata-rata bersinar selama 12 jam sehari sepanjang tahun dengan intensitas yang cukup kuat. Pertanyaannya adalah, apakah penambahan cahaya selama 24 jam sehari-hari dapat meningkatkan efisiensi?

Adapun tujuan program pengaturan pemberian cahaya pada ternak unggas yaitu, mengontrol kematangan seksual (seksual maturity) pada pullet, memperoleh produksi yang maksimum pada waktu-waktu tertentu, serta memperlambat proses terjadinya molting (gugus bulu) dll.

Pengaruh cahaya selama periode Growing adalah pertama-tama cahaya dapat mempengaruhi seksual maturity. Dan peternak melakukan program pengaturan cahaya untuk menunda mulainya produksi telur. Serta pengurangan cahaya selama pertumbuhan dapat dimulai secepatnya kira-kira umur 3 hari untuk mencapai maksimum dimulai pada umur 12 minggu.

Cahaya menuju ke retina , hipotalamus, hipofisa anterior, kelenjar thyroid, tiroksin, pertumbuhan ayam. : : : : Lansung mempengaruhi enzim yang berhubungan dengan metabolisme makanan, interaksi dengan ion-ion logam yang merupakan komponen co ensim, dan secara tidak lansung mempengaruhi pengeluaran hormon pertumbuhan (growt hormon = somatropik), hormon yang meransang pertumbuhan secara cepat. 

Pertumbuhan tulang, otot, ginjal, hati dan jaringan lemak.
Kesimpulan adanya kontrol cahaya pada periode growing.
Mengurangi panjang cahaya perhari selama periode growing akan memperpanjang waktu sehari umur seksual maturity atau memperlambat kematangan seksual. Mengurangi panjang cahaya perhari selama periode growing akan menaikkan jumlah telur yang dihasilkan selama pertengahan periode bertelur pertama. Tetapi tidak banyak menaikkan jumlah telur yang dihasilkan selama seluruh periode bertelur.

Mengurangi panjang cahaya perhari selama periode growing akan meningkatkan besar telur pertama, umumnya menaikkan besar telur selama produksi telur 4 atau 5 bulan pertama. Program ini dirangkaikan dengan membatasi makanan (feed restriction) selama periode pertumbuhan yang bertujuan untuk menunda seksual maturity dan mencegah ayam-ayam terlalu gemuk terutama pada ayam tipe medium.

Cara Pemberian Pakan
Pembatasan makanan (restricted feeding) bertujuan agar ayam tidak cepat masak dini atau cepat. Ayam tidak gemuk atau berat badan terkontrol. Cepat bertelur, telur kecil-kecil, jumlah telur sedikit dan ayam cepat berhenti bertelur. Pembatasan makanan dilakukan mulai umur 4 sampai 20 minggu. Nutrisi pakanprotein 15-16% ME 2600-2800 Kcal/kg. dengan cara mengurangi jumlah konsumsi pakan, membatasi/ mengurangi 5% dari jumlah konsumsi serta mengurangi kadar protein pakan.
Starter Grower development

(0-6 minggu)
PK : 20%
18% 6-14 minggu
16%
15% 14-20 minggu
12%
12%
Ket: Protein rendah dalam pakan diperoleh dengan meningkatkan serat kasarnya dan diberikan secara adlibitum
Pengurangan waktu pemberian pakan sehari
Sikp a day feeding : selang sehari
Never on suday : puasa pada hari minggu.

(Fase Layer) 
Pengaruh cahaya selama produksi telur

Efek cahaya mempengaruhi: * ayam sedang bertumbuh, * ayam sedang bertelur, terutama pengaruh terhadap kelenjar endokrin (hipotalamus pituitary/hipofisa, gonad) untuk mengeluarkan hormon yang dibutuhkan untuk produksi telur.
Di luar negeri, pada musim semi (spring) [anjang cahaya/sinar matahari mencapai 11-12 jam perhari, selama musim dingin (winter) cahya tidak normal, sehingga seringkali untuk menambah panjang cahaya sehari dipergunakan cahaya buatan (artificial light)


Waktu pemberian cahaya buatan ada 3 macam:
1. Morning light (penambahan cahaya pada dini hari)
2. Evening light (penambahan cahaya pada sore hari)
3. Morning and evening light(penambahan cahaya kombinasi pagi dan sore hari)
 lampu dalam kandang dinyalakan secara otomatis pada
àYang populer--- jam tiga atau 4 pagi. Lampu digantung dibagian tengah kandang. Lampu 40 watt cukup untuk 50-100 ekor ayam.
14 jam/hari:

 12 jam sinar matahari + 2 jam pagi hari (04.00-06.00) = 14 jam
à1. ML
 12 jam sinar matahari + 2 jam sore hari (18.00-20.00)= 14 jam
à2. EL
 12 jam sinar matahari + 2 jam pagi hari (04.00-06.00)+ 12 jam sinar matahari + 2 jam sore hari (18.00-20.00)= 16 jam
à3. ML+EL

Mekanisme pengaruh cahaya terhadap produksi telur:
Cahaya cahaya
à
Hipotalamus
àRetinaà
(GnRH) Hipofisa anterior
à
(Gonadotropin/FSH,LH) Butir telur
à
Note:
 Pematangan folikel ovarium
àFSH: Follide Stimulating Hormone
 ovulasi
àLH: Leutzing hormone

 Hypotalamus
àProgesteron
 Gonadotropin prealeasing hormone
è
(GnRH)
Anterior pitultary
 Gonadotropin (FSH dan LH)
è
 ovary
à-
LH & telur
àlt;-- FSH, Small F1 F2 F3 F4 F5 Androgens and Estrogen  Masalah yang sering dikeluhkan adalah, peternak merasa rugi. Produksi telur umumnya tidak mendekati produksi rata-rata rekomendasi strain ayam yang dipelihara, sementara pakan/manajemen lainnya telah dilaksanakan dengan baik. Salah satu penyebabnya ialah karena tidak memperhatikan program pemberian cahaya. Ayam akan mencapai produksi telur yang diinginkan dengan memperoleh cahaya siang hari selama 14 jam selama memproduksi, sehingga memerlukan cahaya tambahan 2-4 jam/hari. Pemberian cahaya tambahan dilakukan secara berkala, mulai umur 21 minggu dan dinaikkan sati jam tiap dua minggu, sehingga padaumur 28-29 minngu ayam mendapat cahaya tambahan selama 4 jam/hari. 

Hasil penelitian di bogor, ayam pada periode layer tidak diberi penerangan pada malam hari hingga mendapatkan hasil yang optimum. Pada hasil penelitian di Lab. Fapet Unhas: - Ayam broiler : penambahan cahaya hingga 24 jam/hari hasilnya sama dengan yang memperoleh sinar matahari (tanpa penambahan cahaya dengan menggunakan lampu neon”) - Pada ayam petelur dengan 5 perlakuan: • Tanpa pembatasan cahaya • Morning light (pukul 2-6 pagi) • Evening light (pukul 18-22) • Kombinasi ML+EL • Sepanjang malam (continous light) Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan dari segi produksi telur, konsumsi ransum dan air, serta kualitas telur. Perlahan tanpa penambahan cahaya nyata lebih efesiensi dalam mengubah ransum menjadi telur. Tujuan program cahaya: - Mencapai berat badan yang optimum - Proses molting lebih rendah - Diperoleh telur0telur yang lebih besar - Persentase daya tetas lebih tinggi - Persentase fertilitas lebih tinggi Produksi telur lebih besar pada ayam yang baru mencapai seksual maturity, tetapi belum tentu telur yang besar fertilisasinya tinggi dibandingkan dengan telur yang kecil. Kesimpulan: selama siklus bertelur berlansung, panjang cahaya sehari dapat dinaikkan tetapi tidak pernah dikurangi, sebaliknya pada periode growing panjang cahaya dikurangi.

Beberapa istilah yang di gunakan dalam Artificial lighting:
- Intensitas, foot candella
  - Candella berasal dari kata "candle" satuan dari intensitas berkas sinar yang menyinari satuan tertentu.
  - Lumen----> rata-rata sinar yang jatuh kedalam 1 foot (kaki) dengan intensitas 1 candella.
  - Lux -----> Intensitas cahaya yang sama dengan 1 lumen/m2
  - 1 lux = 0,0929 foot candle
  - 1 foot candel = 10,76 lux
  - 1 foot candel = 1 lumen / m2
  - foot candel = density dari sinar yang menyinari suatu bidang lingkaran dengan jarak dari setra kira-kira 1 lumen
  - contoh = 1 watt ---> 12,56 lumen
  - yang dapat diterima ayam kira-kita 15% ---gt; lampu biasa.

pemeliharaan ayam dalam kandang tertutup ---gt; peternak menyukai menggunakan cahaya yang agak merah dibandingkan agak gelap, karena cahaya yang agak merah menyebabkan ayam lebih tenang, mencegah kanibalisme dan sedikit berpengaruh terhadap efesiensi makanan karena aktifitasnya kurang.
Ayam broiler 3-7 minggu yang diberikan cahaya secara terus menerus (continous lighting)---gt; tingkat pertumbuhannya lebih lambat di banding ayam yang mendapat cahaya secara terputus-putus (Intermitter)
Sumber cahaya yaitu lampu pijar (Incandescent), lampu neon (Fluoescent)

kelebihan dan kekurangan :
lampu neon kurang baik di gunakan dalam kandang unggas---> kalau digunakan sesuai dengan rekomendasi untuk lampu pijar ; 1 watt untuk setiap 4 fet (0,37 m2)/luar lantai ----> karena cahaya yang diberikan tidak keseluruhan dapat dimanfaatkan ayam, sekitar 30% tidak terefleksikan, sekitar 30% diabsorpsi oleh dinding, debu, atas kandang, peralatan dll., sekitar 40% yang dapat dimanfaatkan dari jumlah keseluruhan lumen yang ada.

jumlah lumen yang dibutuhkan ayam dalam kandang ; 12,56 lumen untuk setiap luas kandang 0,37 m2. lampu neon lebih baik karena---> 3-5 kali lebih efisien, cahaya yang dipancarkan menyerupai cahaya matahari, panas yang ditimbulkan lebih rendah, penyebaran cahaya lebih efektif. Neon/fluorescent; 20 watt, 1 buah/16-20 m2, pijar/incandescent; 40 watt, 1 buah/10m2, 60 watt, 1 buah/20m2.

Force Moulting (program gugur bulu pada ayam)
pengertian gugur  bulu (moulting) pada ayam: gugur bulu pada ayam--->keadaaan biasa mulai menetas---->bertelur, beberapa kali gugur bulu secara teratur. sesudah bertelur---> ayam yang baik mengalami gugur bulu sekali setahun. Ayam yang gugur bulu sebelum satu tahun---> ayam yang kurang baik, sebaiknya dikeluarkan dari peternakan.

gugur bulu terutama terjadi pada; bulu sayap primer kadang-kadang bulu badan dan bulu leher. ayam kurang produktif----> terjadi sebelum mencapai masa 7 bulan produksi, bahkan terjadi gugur bulu setelah ban satu bulan produksi---> rendah persentasinya. selama gugur bulu ; produksi telur tidak ada---> periode gugur bulu berlansung selama 1-2 bulan.

persistensi; suatu kemampuan seekor ayam betina untuk bertelur selama masa periode bertelur sampai mengalami istirahat panjang. misalnya dalam 1 minggu jumlah telur 5 butir dengan persistensi tinggi; istirahat bertelur 1 bulan, dan pesistensi rendah; istirahat bertelur 4 bulan.
induk ayam yang produktif--->gugur bulu terjadi setelah produksi berjalan. 8 bulan. kadang-kadang ada ayam yang masih tetap berproduksi meskipun sedang dalam keadaan gugur bulu. pada kondisi ini  proses gugur bulu berlansung cepat.

pelaksanaan 'force moulting"
salah satu usaha dalam peternakan kadang-kadang proses gugur bulu dipaksakan. gugur bulu buatan (force moulting)--->ayam-->ayam gugur bulu secara serentak. dilakukan setelah ayam bertelur 8-12 bulan.
maksud force moulting adalah untuk mendapatkan masa bertelur lebih lama, ayam yang bertelur terus akan memperlihatkan kecenderungan penurunan daya bertelur, kualitas albumen kulit telur--->sampai ayam mendapat istirahat bertelur.

sesudah istirahat---gt;bertelur---gt; telur yang dihasilkan memiliki kualitas lebih tinggi, dengan Force molting ayam akan istirahat serentak---gt;sesudah itu didapatkan telur yang lebih seragam--->berarti didapatkan ayam seragam dan telur seragam---; berarti didapatkan ayam yang bertelur pada tahun keduanya.

maksud dari force molting ada 3 hal:
1. mempertinggi kualitas albumen, dengan istirahat bertelur kualitas albumin akan meningkat. Besar perbaikan kualitas albumen berhubungan erat dengan: sudah berapa lama ayam tersebut bertelur, lamanya beristirahat, kualitas albumen sebelum gugur bulu, bangsa/stain ayam kualitas albumen lebih tinggi sesudah force molting selama 3-6 bulan.
2. mempertinggi kualitas kulit telur (kerabang) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas albumen= kualitas kulit telur+pakan dan temperatur.
3. untuk mendapatkan stok ayam yang bertelur pada tahun kedua. apakah ayam perlu digugur bulukan tergantung pada peternaknya sendiri karena kalau digugur bulukan praktis tidak akan dapat diharapkan keuntungan selama kurang lebih 8 minggu force molting direncanakan untuk mendapatkan ayam yang dapat bertelur dalam waktu yang lebih lama sesudah force molting.
ayam diberi istirahat untuk memperbaiki kembali badannya yang rusak untuk menghadapi masa bertelur berikutnya. pertimbangan lain apakah ayam perlu digugurbulukan bergantung pada perkiraan ekonomi yang ditentukan peternak.
nort (1990) 
1. california Molting Program
hari 1-10 dipuasakan dengan pemberian air serta pemberian cahaya 8 jam, hari 11-28 dengan pemberian ransum fuul feed crackek gram pemberian air serta pemberian cahaya 8 jam, hari 29. pemberian ransum fuul feed laying mash dengan pemberian air serta cahaya 16 jam.
2. North cordina Molting program 
     - berkembang di North carolina state universiti
     - Pre- Molt 7 hari---> pemberian cahaya buatan sepanjang malam 24 jam sehari sebelum pengurangan makanan.
     - metode ini menurubnkan berat badan : berat badan hilang 30% dari 1,66 kg (3,6 lb), berat hilang 33 % dari 2,73 kg (3,8 ib), Berat hilang 35% dari 1,82 kg (4,41b), waktu menurunkan berat badan 24 hari makanan deberikan; 0,2 ib (4,59/2 hari), kemudian diberikan makanan dengan protein tinggi (25-26%) mengandung 2 % Ca, diberikan ransum biasa untuk layer. total cahaya 23 jam pertama selama 3 minggu, minuman 23 jam pada hari ke 23, cahaya normal di berikan pada hari ke-35.
secara normal molting terjadi pada flok ayam setelah 10 bulan produksi, kualitas
Metode force Moulting :1. Conventional method, 2. California methode, 3. Washington Method, 4. Nort Carolina Program, 5. Modifed Nort Calorina Program.  
faktor-faktor yang mungkin untuk menahan ayam tua dalam peternakan:
1. penyusutan yang tinggi dari hanya ayam, dalam hal ini adalah perbedaan harga anatara ayam mulai bertelur (pullet) dengan ayam afkiran/tua kalau perbadaanya besar sekali---> force molting dilaksanakan tetapi kalau perbedaannya sedikit saja, lebih baik mengadakan peremajaan/pemeliharaan baru.
2. kalau hanya telur lebih besar lebih menguntungkan daripada telur yang kecil. peternak mengadakan force moulting untuk mendapatkan telur yang besar-besar dan seragam besarnya--->ayam tua diteruskan dipelihara.
3. perbedaan angka kematian ayam antara tahun pertama dan tahun kedua dari umur ayam. kalau perbedaannya besar sekali terutama karena penyakit maret misalnya peternak mengadakan force moulting.
4. kalau harga pakan tinggi dan harga telur rendah. pada waktu tertentu harga ransum mahal, harga telur rendah, peternak cenderung mengadakan force moulting dengan harapan setelah selesai force moulting harga ransum dan harga telur akan baik kembali.

Force Moulting hanya dapat direncanakan pada ayam-ayam yang dianggap dapat bertelur paling sedikit 5 bulan lagi kemudian bertelur selama beberapa bulan lagi dengan daya bertelur yang relatif tinggi. Memilih ayam untuk di gugur bulukan, Force moulting hanya dapat dilaksanakanpada ayam sehat/baik dan perlu diteliti mengenai: berat badan (bdy weight), kapasitas badan (Body Frame), Struktur badannya (body size), ayam yang masih bertelur.

Cara pelaksanaan Force Molting :
1. Cara kemis/kimia, banyak bahan kimia yang dapat menghentikan ayam bertelur, dengan cara bahan kimia dicampur kedalam ransum. misalnya obat anti kesuburan dengan menghentikan ayam bertelur dalam 2-3 hari sesudah diberikan dan kembali bertelur 4-5 hari setelah obat dihentikan. keuntungan yaitu ayam kurang stress, sedangkan kekurangannya yaitu efek yang negatif jarang digunakan.
2. pembatasan ransum, minuman dan cahaya yang banyak digunakan. ada 3 macam (north, 1978) : conventional force moulting program, washington force moulting program, milo force moulting program (nownter restriction)

By Hardianti, adalah Mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas, Jurusan Produksi Ternak
Rangkuma Materi Matakuliah Produksi Ternak Unggas
Dosen: Prof Dr Ir Sahari Banon MSc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan antara Variabel X dan Y dalam Meneliti

Berdasarkan fungsinya variabel dibagi atas tiga fungsi yakni variabel sebab dibedakan atas veriabel penghubung dan variable akibat. Hubungan antara variable X dan Y ada hubungannya melalui variabel penghubung. Semua yang dilakukan dalam perlakuan merupakan variabel bebas. Apakah faktor mempengaruhi variabel Y untuk beberapa variabel bebas dan bagaimana pengaruhnya terhadap independen atau variabel Y berpengaruh atau tidak. Terkait karena nilainya tergantung dari variabel X, besar kecilnya tergantung pada variabel Y. Variabel  penghubung tidak dapat diamati secara langsung tapi dapat bisa merasakan hasilnya yang telah diamati. Contohnya disertasi ibu Nirwana, ada variabel sumber daya fisik dan sumber daya manusia serta faktor budaya yang mempengaruhi keuangan, salah satu yang mempengaruhi seseorang untuk membayar adalah modal budaya orang bugis misalnya kejujuran, panutan usaha dan sebagainya. Unsur budaya lokal dalam mempengaruhi peternak dalam kemampuannya mengakses pem

Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Betina

Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan selama beberapa waktu.

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).