Langsung ke konten utama

Postingan

Pagi Tanpa Batas

Mengapa orang berteriak 'Tolong," atau "pergi" atau "Air!", atau "Becak!" atau "Cukup cukup, sudah,sudah"? Karena mereka pikir yang paling penting pada saat berteriak itulah hal paling penting yang dirasakan. Jadi, pada waktu kita berseru-seru: Haleluya! Allahu Akbar! Amithaba! dan seterusnya, pada saat itu kita menyatakan tidak ada hal yang lebih penting daripada yang kita serukan. Seruan itulah yang terindah! Sekarang, apakah yang paling ingin saya jeritkan atau kita bisikkan apabila dipaksa harus menyatakan sesuatu? Pagi tanpa batas! Saya ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paling penting saat ini adalah pagi, pagi dan pagi. Saya ingin mendapatkan pagi yang tanpa batas. Hidup yang senantiasa  segar. Bumi yang senantiasa sejuk, dengan matahari yang selalu siap memancar. Terima kasih atas pagi indah yang telah saya terima dalam hidup ini. Sungguh luar biasa, sekiranya ada pagi tanpa batas. Alangkah ni

Kado di Tahun 2014 adalah Sebuah Motor Jadul

Pada Jumat penanggalan 3 Januari 2014, saya mendapat kabar kalau bapak saya mau datang dari kampung. Perjalanan yang cukup jauh dari Bone ke Makassar membutuhkan waktu 5 jam perjalanan. Alhamdulillah, beribu rasa syukur yang saya ucapkan. Bapakku sering meluangkan waktunya hanya ingin jumpa dengan anaknya, tidak lain adalah aku. Senang ingin jumpa dengan beliau, tapi saya masih di tempat kerjaku. "Semoga ada yang menjemput atau mengantar", harapku waktu itu. Ada suka ada cita, bahagia juga sedih. seperti yang kurasakan saat ini. bahagia ketika kabar bapakku berkunjung lagi.  Beliau datang dari Bone hanya ingin membawakan sebuah motor. Kendaraan beroda dua yang selama ini saya impikan. Akhirnya tercapai juga.  Itu semua berkat kerja keras beliau, yang sangat menyangi anaknya ini. Atau  mulai jenuh dengan keluh kesah yang sering saya sampaikan kepadanya. Bertahun-tahun saya tinggal di Makassar, kuliah, kerja, saya hanya bisa mengandalkan kaki dan merepotkan seseorang han

Membesarkan Sembilan Anaknya, Tanpa Campur Tangan Suami

Setelah mendapat kabar dari saudara perempuanku, sebut saja Ani. Mengabarkan bahwa nenek saya meninggal dunia. Saya pun bergegas untuk beranjak dari tempat dudukku, tanpa berpikir panjang saya yang berada di kantor tempat kerjaku, kemudian mengambil tas lalu menuju kost tempat tinggalku di Makassar. Setelah sampai di kost, saya dan Ani kemudian  prepare.  Jarum jam menunjukkan pukul 17.00 Wita, kami pun menuju ke desa Bengo Kabupaten Bone tempat tinggal nenekku dengan menggunakan kendaraan roda dua. Diperjalanan kami medapat musibah, terjatuh dari motor karena menabrak itu hal yang biasa. Tapi terjatuh karena ditabrak oleh anjing menurutku tidak wajar.

Sidenreng Rappang Menanti

Pukul  05.00 Wita, saya harus mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju ke Sidenreng Rappang (Sidrap). Minggu, tepatnya 9 Februari 2014 salah satu teman  akan melangsungkan pernikahan di kabupaten tersebut yang terletak di Sulawesi Selatan. Tercatat jelas diundangan pernikahannya, Endi Sucipto dan Hasmilah akan melangsungkan akad nikah pukul 10.00 Wita yang bertempat di Jalan Poros Kulo Anrelli Kec. Kulo.   Sebelumnya ada instruksi dari group Rumput di facebook , tapi saya tidak   perhatikan status di group tersebut. Rumput adalah nama angkatan 2007 jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Sebenarnya saya bimbang antara mau berangkat atau mengabaikan saja undangannya. Lalu memperjelas kembali kapan mereka akan menuju ke Sidrap dan kembali ke Makassar. Setelah semua jelas, saya memutuskan untuk ikut dengan mereka. Suasana Pagi di Area Animal Husbandry Sejenak saya berdiri di jendela kamar tempat saya ngekos . Tiba-tiba ada pesan masuk menanyak

Daeng Bentor di Pagi Hari

Pagi ini, Sabtu (21/12/3013) saya bergegas ke Lynt Hotel. Pukul 07.00 wita saya mulai mecari kendaraan di sekitar kompleks Maizonet Makassar. Setelah mendapat kendaraan, meskipun yang ada hanya bentor. Sayapun berangkat dengan membawa perlengkapan seperti print, laptop dan perlengkapan yang akan dibutuhkan pada saat pelatihan. Saya sengaja berangkat pagi-pagi takut di perjalanan saya lupa alamat dan perasaan takut hilang menghatui. Ketakutan itu betul terjadi. Daeng bentor ternyata  tak tahu jalan. Saya ngomong dengan daeng bentor juga tidak nyambung, dia hanya menguasai bahasa Makassar, sedangkan saya tidak mengerti dengan bahasa itu. Seorang bapak tua yang hanya ngoceh, entah apa yang dia bicarakan. Bentor yang sudah kelihatan karatan itu, setiap saat berhenti, dan bapak tua itu setengah mati ketika ada tanjakan kecil. Entah dia tidak tahu alamat  yang saya maksud atau dia tidak mengerti dengan bahasaku. Kamipun berkeliling selama setengah jam, dan akhirnya sampai ke tempat tu

Apalah Arti Sebuah Ijazah

Saya tidak mengerti, kenapa dia memilih pindah jurusan dari Peternakan ke Sosial Politik dari Universitas yang berbeda. Itu adalah pilihannya. Dahulu kala, aku dan dia adalah Mahasiswa  di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan. Sebut saja Tahir yang berperawakan tinggi, hitam manis dan cerdas. Kami dan teman yang lain mengambil jurusan Produksi ternak dan waktu itu saya dan Tahir beda program studi. waktu masih zamanku masih ada program studi Tekhnologi Hasil Ternak dan Prodi Produksi Ternak, Sosial ekonomi peternakan, serta Nutrisi dan makanan ternak. Sebelum program studi tersebut dileburkan jadi satu yaitu Jurusan Peternakan pada tahun 2012.  Awal memasuki tahun ajaran baru disaat saya lulus di Unhas dan sudah memiliki nomor stambuk di Universitas tersebut, begitu bangga bisa menjadi anak Unhas, walau nantinya hanya menjadi pengembala sapi. Entah bagaimana dengan teman angkatanku di fakultas baru dan dunia baru mereka. Kami sambut dunia baru itu dengan penuh suka cita. K

"Indah" Ku Ditinggal Pergi oleh Sang Kekasih

Perasaan bosan mulai menghampiri diriku, saya bingung harus berbuat apa. Tiap malam saya melewati kesendirianku di tempat ini. Tempat dimana saya harus terus berada disini. Malam semakin larut, tiba-tiba telepon genggamku bergetar. Siapakah gerangan yang menelpon? tanyaku dalam hati. Ternyata yang menelpon adalah sahabatku. Indah, begitulah nama pangilannya. Sekian lama tidak bertemu setelah saya tamat di Perguruan Tinggi (PT) Universitas Hasanuddin (Unhas). Wanita yang berkulit putih dan bermata sipit itu adalah pindahan dari Bogor Agricultural University (IPB). Indah memilih kuliah di Fakultas Peternakan Unhas. Semenjak awal semester sampai sekarang, saya sering ganti nomor handphone entah apa yang menjadi alasan utamanya.  Kalau saya baik-baik saja, entah bagaimana teman, sahabat, kerabat, dan keluargaku. Walau kadang mereka mengeluh dengan hal seringnya terganti nomor handphone. Seperti itulah yang dialami Indah, selalu menghubungiku tapi dia sering pula kehilangan kontak. Tapi