Mengapa orang berteriak 'Tolong," atau "pergi"
atau "Air!", atau "Becak!" atau "Cukup cukup,
sudah,sudah"? Karena mereka pikir yang paling penting
pada saat berteriak itulah hal paling penting yang dirasakan.
Jadi, pada waktu kita berseru-seru: Haleluya! Allahu Akbar!
Amithaba! dan seterusnya, pada saat itu kita
menyatakan tidak ada hal yang lebih penting daripada
yang kita serukan. Seruan itulah yang terindah!
Sekarang, apakah yang paling ingin saya jeritkan atau kita
bisikkan apabila dipaksa harus menyatakan sesuatu? Pagi tanpa
batas! Saya ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paling
penting saat ini adalah pagi, pagi dan pagi. Saya ingin
mendapatkan pagi yang tanpa batas. Hidup yang senantiasa
segar. Bumi yang senantiasa sejuk, dengan matahari yang
selalu siap memancar. Terima kasih atas pagi indah
yang telah saya terima dalam hidup ini.
Sungguh luar biasa, sekiranya ada pagi tanpa batas.
Alangkah nikmatnya-barangkali-kalau kita tidak usah
memasuki siang yang gerah, sore yang gelisah, dan malam
yang mencekam. Pagi yang tidak terkurung di sebuah ruang.
Pagi yang bebas bergerak, tidak terhalang siang
maupun malam!
Berikut ini adalah pesan-pesan, kenangan, dan salam
dari teman-teman di dunia sastra, yang telah membuat pagi
dalam hidup saya menjadi bermakna abadi. Saya telah mengawali
hidup ini dengan sebuah pagi yang kekal di dalam puisi, cerpen,
novel, dan esai. Sebuah pagi yang perkasa di dalam bahasa,
jiwa setiap bangsa manusia
-Eka Budianta
Komentar
Posting Komentar