Beternak
itik atau bebek petelur sangat menjanjikan, bisa ditaksir penghasilan harian
itik petelur secara normal mencapai 70%. Jangan heran ketika banyak yang
mencoba peruntungan beternak itik. Dalam menggeluti suatu usaha, tidak semua
berjalan dengan baik. Ada yang langsung berhasil dan adapula yang menemui
banyak kendala.
Kendala
yang sering muncul dalam beternak itik adalah pakan, perkandangan, perawatan
serta pergantian musim. Meskipun itik sebagai
unggas air, hal ini ditunjukkan dari struktur fisik seperti selaput jari dan
paruh yang lebar serta panjang. Kebanyakan populasi itik berada di daerah
rendah yang banyak dijumpai di rawa-rawa, persawahan, muara dan sungai. Daerah-daerah
seperti ini dimanfaatkan untuk tempat bermain dan mencari makan.
Pemeliharaan
secara tradisional yaitu menggembalakan itik disawah atau ditempat-tempat yang
banyak airnya masih sering dilakukan di Indonesia. Usaha peternakan itik
semakin diminati oleh masyarakat di pedesaan maupun sekitar perkotaan.
Kebanyakan
peternak mengeluh ketika produksi telur itiknya menurun drastis. Salah satu
usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem
pemeliharaan tradisional ke sistem intensif. Intensif dalam artian cara
beternak itik tanpa air atau dikandangkan. Selain lebih menguntungkan kesehatan
dan keselamatan itik lebih terjamin. Pemeliharaan
secara intensif, produksivitas telur lebih tinggi serta biaya pemeliharaan
lebih efisien.
Ternak
unggas termasuk ternak yang sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan, mudah stress
dan cepat mengalami penurunan produksi. Iklim adalah faktor lingkungan selain
pakan dan kesehatan yang tidak dapat diatur atau dikontrol oleh manusia.
Pakan
harus memenuhi kualitas dan kuantitas, walaupun pemberiannya dalam jumlah
banyak atau berlebihan. Akan tetapi ketika kualitas pakannya tidak memenuhi
standar maka produksi telur tidak akan maksimal, begitu pula sebaliknya jika
kualitas bagus tapi kauntitas kurang, maka hasilnya juga tidak bisa diharapkan
bagus.
Kandang
merupakan syarat agar bebek atau itik bisa berproduksi secara maksimal. Perawatan
juga sangat diperlukan sebagai inisiatif
peternakan menghadapi masalah dalam kaitannya dengan pakan dan kandang.
Musim
hujan adalah kendala utama bagi peternak, karena ketika musim hujan produksi telur
itik akan menurun dan akan mengalami rontok bulu. Untuk menghidari penurunan
produksi telur faktor pakan, kandang dan perawatan harus betul-betul
diperhatikan. Dengan demikian, produksi yang turun akan sedikit-demi sedikit
akan beranjak naik, walaupun akan kita dapati beberapa itik yang rontok bulu.
Harga
anak itik (DOD) dan telur itik melonjak
naik akibat produksi yang menurun. Mengutip
dari berbagai sumber menjelaskan bahwa,
akibat salah kaprah yang membudaya turun temurun dan terjadi sudah 50 tahun. Itik
selalu dikonotasikan dianggap tradisional cara pemeliharaannya. Karena tradisional
maka segala sesuatunya diberi secara tradisional, seperti kandang seadanya yang
bisa kehujanan dan kepanasan, kedinginan, kena angin dan lain-lain, pemberian
pakan sisa-sisa dan seadanya, cara pemeliharaan juga seadanya, tidak mengenal
program vaksinasi dan pengobatan.
Musim
kemarau produksi telur bagus. musim hujan hawa dingin, basah, becek disertai
angin kencang. Ketika menginginkan produksi telur stabil buatlah suasana
kandang dan sekitarnya seperti musim kemarau, yaitu hawa panas, kandang hangat,
sejuk, lantai kering. Hujan juga mengakibatkan sentra peternakan itik itu menjadi
kumuh dan menebar bau tidak sedap.
Hardianti
Komentar
Posting Komentar