Makassar, Sulawesi Selatan--Pandemi Covid-19 memberi tamparan keras perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV regional Makassar. Perusahaan berlabel BUMN ini, terus berupaya meningkatkan produksi meski perekonomian masih lesu. Adapun komoditi bisnis yang dimiliki adalah Kelapa Sawit, Tebu, Karet dan lain sebagainya.
Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang merupakan induk Perkebunan Nusantara Group, kembali menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membahas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada akhir Januari 2021 lalu. Isi pembahasan terkait arahan dan langkah strategis.
Tidak seperti pelaksanaan rapat umum di tahun sebelumnya, pelaksanaan RUPS kali ini harus dilakukan secara virtual karena kondisi Pandemi Covid-19.
“RKAP ini sudah resmi disahkan dan sudah bisa dilaksanakan sebagai landasan kerja selama satu tahun kedepan”, kata Maalun Lamau, selaku Kepala Bagian Akuntansi & Keuangan PTPN XIV.
Pelaksanaan RUPS ini dihadiri oleh Direksi, Komisaris, Holding Perkebunan Nusantara dan Kementrian BUMN sebagai pemegang Saham.
“Pada RUPS RKAP PTPN XIV dihadiri oleh PTPN III (Holding PT Perkebunan Nusantara) sebagai pimpinan rapat dan juga Asisten Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Perhubungan sebagai perwakilan dari Kementrian BUMN”, ujarnya, Selasa (09/01/2021).
RUPS RKAP 2021 ditindaklanjuti dengan penandatanganan Kontrak Manajemen oleh Board Of Management dan BOD-1 (Kabag dan Ka Unit) di lingkup PTPN XIV. Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN XIV) Ryanto Wisnuardhy, menegaskan penyesuaian arah kebijakan dan strategi perusahaan terus fokus digalakkan.
"Kita bersama memperbaiki dan juga mempertahankan yang sudah baik. Seperti kita juga harus menyusun strategi jitu untuk mengatasi kondisi keuangan, bukan hanya fokus urusan produksi komoditi bisnis kita," tegas, Ryanto Wisnuardhy, Selasa (09/02/2021).
Penyampaian RKAP 2021 pada RUPS kali ini tidak begitu detail. Disamping krn dilaksanakan sec virtual, juga karena proses penyusunan RKAP 2021 PTPN XIV sebenarnya sudah disusun sejak November 2020 lalu.
“RKAP ini sudah disusun mulai 3 bulan lalu, sehingga tidak terlalu banyak perubahan. Penyampaiannya juga tidak terlalu detail, karena RKAP ini sudah dikonsultasikan ke Direksi, Holding, Kementerian BUMN dan telah mendapat koresksi sebelumnya”, sambung Maalun Lamau, Selasa (09/02/2021).
PTPN XIV akan lebih fokus pada komoditas kepala sawit, dimana produksi CPO tahun lalu naik 12.000 ton tercatat di RKAP tahun 2021. Ditambah lagi dengan adanya upaya pemanfaatan lahan HGU menjadi lebih maksimal, PTPN XIV sangat optimis mampu mencapai target RKAP tahun ini. Dari segi keuangan, pendapatan diproyeksikan akan meningkat menjadi 1,1 Triliyun Rupiah dibandingkan dengan hasil penjualan tahun lalu yang mencapai 851 M.
“Pencapaian di tahun ini ditargetkan meningkat sebesar 15%, dari pendapatan tahun lalu sebesar 851 Milyar rupiah menjadi 1,1 Triliyun Rupiah. Manajemen sangat optimis untuk mencapai angka tersebut, namun dari segi finansial, ini akan sangat sulit. Dimana EBITDA dan Cashflow yang rendah sehingga kemampuan finansial kita saat ini masih sangat terbatas. Jadi tergantung dari harga pasar nantinya”. kata Maalun Lamau saat dihubungi melalui telepon, Jum’at (05/01/2021).
Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PTPN XIV, Andi Wardi Samad SP berharap juga target tahun 2021 dapat tercapai dengan sinergi yang kuat semua karyawan.
“Saya harap semua karyawan yang juga anggota SPBUN menjalankan nilai nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Sehingga target tahun 2021 dapat dicapai dengan saling sinergi dan kolaboratif dalam menghadapi masalah dan tantangan yang semakin kompleks. Implementasi core value BUMN (AKHLAK) tersebut kami yakin perusahaan akan sehat dan karyawan semakin sejahtera sesuai motto serikat pekerja. Perusahaan Sehat Karyawan Sejahtera,” ujar Wardi Samad, Selasa (09/02/2021).
Andi Wardi Samad SP menuturkan 70 % revenue PTPN XIV dari penjualan produksi komoditi tebu sedangkan 20 % revenue dari penjualan produksi komoditi sawit.
"Holding dibentuk 2014, komoditi sawit, mayoritas tidak pernah rugi/keuntungan operasional diatas 1 triliun tiap tahun. Namun komoditi gula yang high cost tidak bisa operational exelence akibat berbagai keterbatasan, 5 tahun sawit terus mensubsidi biaya operasional komoditi tebu/gula, akibatnya sawit juga terseret tidak exelence," tutup Wardi Samad, Senin, (11/01/2021).
Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham bukan hanya sekadar rutinitas setiap tahun, tetapi hal tersebut merupakan kewajiban dari pusat dan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemegang saham. Harapannya PTPN XIV mampu dan tetap optimis mendapatkan dana PEN
(Pemulihan Ekonomi Nasional) sebagai fasilitas pinjaman rendah (bunga 2%) dalam jangka waktu 10 tahun. Ini adalah pengungkit bagi PTPN XIV untuk keluar dari kondisi sulit ini.
Maalun mengungkapkan bahwa PTPN XIV sangat optimis dengan adanya kebijakan baru dari pusat terkait transformasi keuangan PTPN Group yang akan mengurangi beban keuangan dan angsuran yang perlu dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya.
“Sebagai kebijakan dari Holding PTPN III, Transformasi Keuangan melalui penandatanganan Master Amendment Agreement (MAA) harus dilaksanakan oleh PTPN XIV. Walaupun belum sepenuhnya bisa terasa secara langsung saat ini, namun kemajuan ini mampu memberikan perubahan signifikan dan PTPN XIV tetap optimis akan hal tersebut”, ujar Maalun, Selasa (09/02/2021).
Program PEN adalah bentuk dukungan pemerintah terhadap keuangan dalam negeri dengan menyuntikkan sejumlah dana, salah satunya kepada PTPN. Dana ini akan dimanfaatkan sebagai fasilitas pinjaman rendah (2%) dalam jangka waktu 10 tahun.
“Rencananya, kita akan memperoleh bantuan dari dana PEN. Ini adalah pengungkit bagi PTPN XIV untuk keluar dari kondisi sulit saat ini", kata Maalun, Selasa (09/02/2021).
RUPS PTPN XIV tahun ini ditutup dengan arahan dari pemegang saham yang sangat normatif. Dimana Direksi dan Komisaris dihimbau agar saling bahu-membahu dalam mencapai target yang telah ditetapkan pada RKAP 2021.
Terkait rencana pembentukan entitas tunggal pabrik gula yang merupakan prioritas kegiatan dalam RJPP, Direksi PTPN Gula kiranya dapat memberikan dukungan penuh atas program tersebut sebagaimana tahapan program yang telah disusun sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka optimalisasi pasokan tanaman tebu, PTPN Gula agar dapat melakukan percepatan kerja sama pemanfaatan lahan hutan dengan
Perum Perhutani dan melakukan proses administrasi aksi korporasi sesuai ketentuan dalam anggaran dasar.
Komentar
Posting Komentar