Para Relawan dan Pendiri Wanua Panrita Mengabdi Demi Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi di Dusun Cindakko

Relawan dan Pendiri Wanua Panrita Mengabdi Demi Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi di Dusun Cindakko


Kelas jauh dari SD 246 Bontobonto berada di pegunungan Dusun Cindakko, Desa Bontosomba,Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Sejak dibangun pada 2016 hanya memiliki satu ruang kelas.Berukuran 5x5 meter hanya beratap seng dan dinding kayu.

Wanua Panrita dibentuk, berawal pada kepedulian terhadap pendidikan yang belum merata yang adadipelosok khususnya. " Saat ini pengabdian Wanua Panrita masih terfokus di Cindakko, target tigahingga empat tahun diusahakan Cindakko sudah mandiri." Ujar Lidya Nurpadillah selaku BendaharaUmum Wanua Panrita.

Masih banyak pelosok yang membutuhkan perhatian dari segi pendidikan. Setelah Cindakko dianggapMandiri maka program Wanua Panrita akan berpindah ketempat lain yang membutuhkan. Banyaktantangan yang dihadapi oleh para relawan, seperti terkendala pada guru, akses kelokasi yang sulit.Awalnya tidak ada guru yang mengajar dengan pertimbangan gaji, dan transportasi.

Proses belajar mengajar, dengan pengiriman relawan saja dulu. Sebab belum menemukan guru yang pasuntuk menetap mengajar. Kedepan dua guru lokal diusahakan mengajar dan menetap di Cindakko.Relawan Wanua Panrita yg melakukan pengabdian menempuh waktu perjalanan 2 atau 3 jam dari kotaMakassar sampai penitipan motor & melanjutkan berjalan kaki selama 3-4 jam melalui kawasan hutan,naik turun gunung serta melewati banyak sungai-sungai kecil baru sampai Cindakko.

Visi wanua panrita adalah Terwujudnya keberdayaan masyarakat pelosok berbasis kearifan lokal yangmandiri dibidang sosial, ekonomi dan pendidikan. Dengan melakukan pemberdayaan dan pendampinganwanua membentuk manajemen sekolah yang partisipatif, akuntabel, aktif & transparan merekrut gurulokal . Selain itu Wanua panrita juga melakukan advokasi ke pemerintah khususnya Dinas Pendidikan diKabupaten Maros.

Hamri Pasau selaku Koordinator Bidang Sosial dan Ekonomi mengatakan, akhirnya sekarang telah adaproses pembangunan kelas. Awalnya hanya ada satu kelas bantuan dari PKPU kerjasama dengan BankSulsel , waktu itu hanya membangun satu kelas, satu ruangan. Kami juga melakukan pendakatan keorangtua siswa agar mendorong anaknya untuk bersekolah serta memotivasi semua orangtua siswa karenaawal melakukan pengabdian minat belajarnya kurang.

Selain jenjang kelas hanya sampai kelas 4, masih ada siswa yang berumur hingga 18 tahun. Usaha tidak sia-sia akhirnya sekarang jumlah siswa mencapai kurang lebih 100 orang, dengan kuranglebih 112 Kepala keluarga.

Konsep pendidikan yang diterapkan Wanua Panrita dengan kurikulim yang khas, menggabungkan tigaunsur yaitu kurikulum pemerintah, kedua mengambil nilai-nilai kearifan lokal, Ketiga membangunkarakter yang berakhlaktul karima, yaitu one day one surah setiap pekan menhafal dan mengulangi satusurah, sebelum belajar dan pulang sekolah. Penduduk mayoritas 100% muslim.

Wanua Panrita terbentuk sejak 3 Desember 2018, ketika kegiatan pendampingan diniatkan sebagaiibadah semangat relawan tetap terjaga. Ditambah lagi dukungan dari warga yang sangat antusiasmenyambut keberadaan relawan Wanua Panrita.

Menurut Lidya, ada kesan tersendiri yang dirasakan para relawan, karena warga juga dengan sukarelamemberikan makanan seperti beras, sayur mayur, gula merah, kue tradisional Cindakko dengan ikhlas."Itulah bentuk kegembiraan mereka, ketika kami datang mereka ikhlas memberi, meski sebenarnya kita mampu membeli beras. Namun disitulah bentuk ucapan terima kasih, tanpa harus dinilai dengan uang,"ujarnya.

Banyak cara yang dilakukan untuk mengubah mindset warga di Cindakko, berbagai pendekatan yangdilakukan seperti ketika ada penjual obat yang naik ke Cindakko mereka membeli obat tersebut dengansangat mahal sampai 200 ribu, padahal harga obat tersebut sebenarnya murah, disitulah menjelaskanpentingnya pendidikan karena tanpa sekolah kita bisa dibodohi.

Guru Tetap Pilihan Warga Setempat

Masalah yang dihadapi adanya guru tetap. Guru honorpun tidak mampu bertahan. Sekarang inibagaimana Wanua Panrita medapatkan guru tetap, dengan kerjasama warga. Wargapun rela menggajiguru 10 ribu untuk perorang siswa

Tercatat 95% warga Cindakko buta huruf, tamatan SMA baru 5 orang sampai saat ini. Ekonomi yang kuatyang bisa sekolahkan anaknya keluar dari Cindakko. Wanua panrita berusaha mengadakan guru tetap,sampai kapan akan mengirim relawan. Sebab mereka berpikir ada orang ada bantuan. Bagaimana merekabisa membangun kampungnya sendiri.

Hingga akhirnya Tim Wanua Panrita mengumpulkan masyarakat dengan membuat Foccus GroupDiscussion, apakah yang menjadi masalah sebenarnya. Masalahnya adalah pendidikan, tidak ada guru,ketika ada guru namun gajinya tidak mencukupi. Masalah lainnya kendaraannya rusak, ketika berjalankaki bisa memakan waktu hingga 2 sampai 3 jam.

Berawal media sosial untuk mendapatkan relawan. Melalui perekrutan online, relawan yang dipilih dandiberangkatkan dalam jumlah kecil karena disesuaikan dengan jumlah kelas.


Peningkatan Perekonomian Cindakko

Untuk meningkatkan perekonomian Cindakko, tim wanua panrita melakukan pemberdayaan masyarakatdibidang budidaya kopi. Pencaharian warga selain bertani sawah Cindakko dulunya adalah penggarapgetah pinus, karena salah satu perusahaan pinus tidak masuk lagi, penghasilan dari pinus sudah tidak adalagi. Selain bertani pinus, Cindakko juga budidaya madu. Sekarang sudah ada Kelompok Tani Kopi

Sebelumnya Hasdinar selaku Ketua Wanua Panrita sekaligus penggagas serta bersama relawan atau timlainnya melakukan survey untuk mengetahui masalah warga setempat. Survei tersebut dilakukan selama3 minggu. Hasdinar meluangkan waktunya berkeliling kampung untuk tahu, seberapa besar kemauanwarga, mengetahui sektor apa yang cocok dikembangkan.

Hamri mengatakan, dengan melakukan pekerjaan tanpa pamrih, hingga akhirnya Wanua Panritamendapatkan donasi melalui di kitabisa.com, terakhir dari bantuan Honda. Alhamdulillah DinasPendidikan Kabupaten Maros juga sudah membangun 2 ruang kelas permanen, Dinas pendidikanKabupaten Maros juga memberi meja dan kursi sebagai sarana prasarana penunjang pendidikan. “

“Dengan mendapat beberapa donasi. Proses membangun kelas dilibatkan siswa dan orangtua. Di lokasiwarga harus mengambil bagian dalam proses ini. Perlu kesadaran kolektif dan kesadaran bersama bahwapendidikan itu penting. Kita hanya memfasilitasi dan mengorganisir,” ujarnya

Pemerintah akan mengembangkan disuatu wilayah dengan melihat potensi ekonominya. Dengandemikian pengembangan ekonomi akan memonitoring program mereka yang akan mengawal, melakukan pendampingan.

Khususnya Kelompok Tani Kopi, konsen membudidayakan kopi bertujuan untuk menarik pemerintah. "Insya Allah bulan ini kami akan melakukan penyuluhan soal budidaya kopi. Cindakko punya ciri khasdengan kopinya. Kesuburan tanahnya dan ketinggiannya cocok budidaya kopi. Selain itu budidaya kopitidak merusak lingkungan hutan malah dengan menanam kopi akan melakukan penghijauan, kopi jugabutuh tanaman pelindung " Ujar Hamri.

Kesadaran kolektif dan kesadaran bersama bahwa warga harus membangun kampungnya sendiri teman-teman hanya memfasilitasi saja mengorganisir dengan baik. Untuk mencapai Visi Wanua Panrita kamimenggunakan cara berpikir warga setempat. makanya di Wanua Panrita visinya kita adalah terwujudnyapemberdayaan masyarakat yang ber kearifan lokal.

Penulis Hardianti

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Empati
(Naskah duatas merupakan asli dari penulis/belum diedit)