Komunitas Kopsling Mendidik Anak dengan Kegiatan Positif
Waktu akan sangat bermanfaat jika digunakan sebaik mungkin. Agar tidak mudah terpengaruh misalnya dengan adanya fenomena geng motor atau kegiatan negative lainnya yang dilakukan anak muda jaman sekarang. Alangkah baiknya dipikirkan bagaimana menjaga atau mendidik anak-anak kita supaya masa depan meraka lebih cerah dan terarah.
Menghindari hal yang tidak diinginkan perlu ada pendidikan sejak dini untuk anak kita. Hasan Basri beserta kesepuluh temannya berpikir membuat komunitas pemuda yang nantinya memperoleh ilmu bagaimana tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Maka dibentuklah komunitas yang awalnya pemerhati lingkungan saja. Hingga akhirnya menjadi Komunitas Pemuda dan Pemerhati Sosial dan Lingkungan (Kopsling) pada 24 Maret 2012.
Memilih lingkungan karena kurangnya kesadaran mayarakat tentang kepedulian tentang lingkungan. Ingin menggerakkan bagaimana agar bisa mengajak orang lain ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Sasaran utama dari komunitas Kopsling adalah sekitaran anak kompleks di BTN Tirasa Sudiang yang juga merupakan daerah sekretariat komunitas.
Adapun proses rekrutmen anggota dilakukan tiap periode tiga tahun demi keberlanjutan komunitas ini. Salah satu syarat untuk menjadi angota yakni minimal umur 18 tahun. Ada beberapa divisi diantaranya devisi sosial, lingkungan, kepemudaan, kerohanian dan humas.
Untuk mengurangi kegiatan yang sifatnya negatif misalkan menonton TV terlalu lama dengan tontonan yang tidak mendidik misalnya sinetron. Maka dibuatlah program rumah pintar dengan mengajar anak-anak kelas 1 hingga kelas 6 Sekolah Dasar.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan disetiap hari Minggu. Prosesnya dari jam 08.00 Wita sampai dengan jam 10.00 Wita mempelajari mata pelajaran umum seperti Matematika, bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dari jam 10.00 Wita sampai jam 12.00 Wita ada ekstra kulikuler. Setiap pekan komunitas Kopsling mengangkat tema misalnya tiap pekannya mengisi dengan engglish edukasi, dan tentang seni.
Selain itu juga diperkenalkan tradisional games, hal-hal yang sifatnya bermain tapi bisa langsung belajar games edukasi. Supaya peserta tidak jenuh, kedepan konsepnya akan diubah menjadi kelas pengembangan diri saja. Pelajaran umum dikurangi karena mengingat Senin sampai Sabtu sudah belajar.
Luar biasa antusiasnya, hari pertama kegiatannya kurang lebih 74 peserta didik ikut serta tanpa proses penyeleksian. Setiap pekan peserta bertambah. Ada juga yang datang beberapa orang dari luar komplek. Sekarang tersisa sekitar 60 orang tiap pekan karena sebagian sudah menyelasaikan Sekolah Dasar.
Tidak mudah melakukan kegiatan tanpa ada dana. Jadi tak heran ketika kerjasama dengan yayasan terus digalakkan. Selain anggota komunitas yang sifatnya terikat dan ada juga sukarelawan. Setelah program ini berjalan satu bulan, Kopsling kemudian mengadakan survey dan hasilnya kuran lebih 70% dari mereka status ekonomi menengah kebawah.
Program aksi bersih diagendakan dua kali setahun. Ikut serta dijalan aksi bersih dalam kegiatan bakti bahari, ikut serta aksi bersih mulai dipesisisr sampai dipantai losari. Kerjasama dengan yayasan Budha Tsu-chi dipulau gusun bulan Oktober 2015 lalu.
Komunitas Kopsling sering juga mengikut sertakan peserta didik dalam pementasan. Menampilkan musikalisasi puisi di Festival Anak Makassar dan keikutsertaan pada kegiatan lainnya. Keahlian yang dimiliki anak tersebut tak lain dilatih oleh para pengurus komunitas Kopsling. Kadang membutuhkan waktu sekira satu bulan penuh pelatihan.
Selain di Makassar, setiap bulan ramadhan komunitas Kopsling mengadakan kegiatan lomba keagamaan didaerah-daerah seperti di Desa Tonralita Kabupaten Gowa, dan rencana tahun depan di Kabupaten Jeneponto. Menjadi sasarannya adalah anak-anak yang bertempat tinggal di daerah yang dipilih pada saat itu.
Menurut Hasan, ada kepuasan tersendiri yang didapatkan yang sulit diungkap dengan kata-kata. Memberikan sekecil apapun kepada orang lain yang membutuhkan akan lebih bermanfaat. Menyerukan bakat anak-anak dengan kegiatan positif.
Waktu akan sangat bermanfaat jika digunakan sebaik mungkin. Agar tidak mudah terpengaruh misalnya dengan adanya fenomena geng motor atau kegiatan negative lainnya yang dilakukan anak muda jaman sekarang. Alangkah baiknya dipikirkan bagaimana menjaga atau mendidik anak-anak kita supaya masa depan meraka lebih cerah dan terarah.
Menghindari hal yang tidak diinginkan perlu ada pendidikan sejak dini untuk anak kita. Hasan Basri beserta kesepuluh temannya berpikir membuat komunitas pemuda yang nantinya memperoleh ilmu bagaimana tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Maka dibentuklah komunitas yang awalnya pemerhati lingkungan saja. Hingga akhirnya menjadi Komunitas Pemuda dan Pemerhati Sosial dan Lingkungan (Kopsling) pada 24 Maret 2012.
Memilih lingkungan karena kurangnya kesadaran mayarakat tentang kepedulian tentang lingkungan. Ingin menggerakkan bagaimana agar bisa mengajak orang lain ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Sasaran utama dari komunitas Kopsling adalah sekitaran anak kompleks di BTN Tirasa Sudiang yang juga merupakan daerah sekretariat komunitas.
Adapun proses rekrutmen anggota dilakukan tiap periode tiga tahun demi keberlanjutan komunitas ini. Salah satu syarat untuk menjadi angota yakni minimal umur 18 tahun. Ada beberapa divisi diantaranya devisi sosial, lingkungan, kepemudaan, kerohanian dan humas.
Untuk mengurangi kegiatan yang sifatnya negatif misalkan menonton TV terlalu lama dengan tontonan yang tidak mendidik misalnya sinetron. Maka dibuatlah program rumah pintar dengan mengajar anak-anak kelas 1 hingga kelas 6 Sekolah Dasar.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan disetiap hari Minggu. Prosesnya dari jam 08.00 Wita sampai dengan jam 10.00 Wita mempelajari mata pelajaran umum seperti Matematika, bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dari jam 10.00 Wita sampai jam 12.00 Wita ada ekstra kulikuler. Setiap pekan komunitas Kopsling mengangkat tema misalnya tiap pekannya mengisi dengan engglish edukasi, dan tentang seni.
Selain itu juga diperkenalkan tradisional games, hal-hal yang sifatnya bermain tapi bisa langsung belajar games edukasi. Supaya peserta tidak jenuh, kedepan konsepnya akan diubah menjadi kelas pengembangan diri saja. Pelajaran umum dikurangi karena mengingat Senin sampai Sabtu sudah belajar.
Luar biasa antusiasnya, hari pertama kegiatannya kurang lebih 74 peserta didik ikut serta tanpa proses penyeleksian. Setiap pekan peserta bertambah. Ada juga yang datang beberapa orang dari luar komplek. Sekarang tersisa sekitar 60 orang tiap pekan karena sebagian sudah menyelasaikan Sekolah Dasar.
Tidak mudah melakukan kegiatan tanpa ada dana. Jadi tak heran ketika kerjasama dengan yayasan terus digalakkan. Selain anggota komunitas yang sifatnya terikat dan ada juga sukarelawan. Setelah program ini berjalan satu bulan, Kopsling kemudian mengadakan survey dan hasilnya kuran lebih 70% dari mereka status ekonomi menengah kebawah.
Program aksi bersih diagendakan dua kali setahun. Ikut serta dijalan aksi bersih dalam kegiatan bakti bahari, ikut serta aksi bersih mulai dipesisisr sampai dipantai losari. Kerjasama dengan yayasan Budha Tsu-chi dipulau gusun bulan Oktober 2015 lalu.
Komunitas Kopsling sering juga mengikut sertakan peserta didik dalam pementasan. Menampilkan musikalisasi puisi di Festival Anak Makassar dan keikutsertaan pada kegiatan lainnya. Keahlian yang dimiliki anak tersebut tak lain dilatih oleh para pengurus komunitas Kopsling. Kadang membutuhkan waktu sekira satu bulan penuh pelatihan.
Selain di Makassar, setiap bulan ramadhan komunitas Kopsling mengadakan kegiatan lomba keagamaan didaerah-daerah seperti di Desa Tonralita Kabupaten Gowa, dan rencana tahun depan di Kabupaten Jeneponto. Menjadi sasarannya adalah anak-anak yang bertempat tinggal di daerah yang dipilih pada saat itu.
Menurut Hasan, ada kepuasan tersendiri yang didapatkan yang sulit diungkap dengan kata-kata. Memberikan sekecil apapun kepada orang lain yang membutuhkan akan lebih bermanfaat. Menyerukan bakat anak-anak dengan kegiatan positif.
Komentar
Posting Komentar