Langsung ke konten utama

EMBRIO TRANSFER III

Oleh Prof Dr Ir herry Sonjaya, DEA DES

EMBRIO TRANSFER III
l  Sinkronisasi Donor dan Resipien
l  Betina resipien hr kondisi baik, bebas Px genital tract dan mempunyai siklus estrus yg normal
l  Resepien hrs mempunyai estrus sama dg donor
l  Hasil optimum: resipien hrs dlm waktu 12 jam drpd donor       angka kebuntingan rendah > 24 jam pd sapi
                > 48 jam pd kambing dan domba
l  Embrio beku: ditransfer 7 hr setelah estrus keresipien
Teknik ET
Sapi dan Kerbau
l  Awal melalui laparotomi
               
Th 1978 digunakan teknik Transcevical yaitu:
Ø  Palpasi rektal: ada tdknya CL
Ø  Anasthesi epidural posterior
Ø  Kondisi aseptis, embrio dimasukan ke gun transfer  yg       dilapisi dg sarung steril
Ø  Gun dimasukan kedlm vagina dan dg rektal diarahkan ke kornua uteri ipsilateral dg CL.
Ø  Kemudian pd kornua uteriStraw didepositkan
Kambing dan domba
l  Midventral laparotomi
l  General anasthetic/local
l  Insisi midventral: dg pipet kapiler embrio ditransfer melalui infundibulum ke ampula.
Bila Ditransfer ke uterus:
l  Kornua uteri ditusuk dg jarum tumpul, lalu dg pipet kapiler didepositkan dalamlumen yeterus.
l  Embrio dlm uterus dg laparoskopi
Keberhasilan ET
l  Hrs mencapai 80% embrio yg hidup
l  Angka kebuntingan tinggi pd domba, sapi dan kambing dr hasil transfer 1 embrio setiap kornua sering hasilnya Twin
l  Pada Babi: 6-10 embrio harus ditransfer oleh karena biasanya hanya setengahnya menjadi lahir



DONORS AND RECIPIENTS
l  Donor
        Overcome follicular dominance to  induce superovulation
        FSH ( as FSH, PMSG or HMG)
        Induce luteolysis ( PGF2α) to coincide  with the superstimulated follicular  phase and to permit ovulation
l  Recipients
        Induce luteolysis at the same time as the  donor ( 1  day) PGF2α

TYPICAL SUPEROVULATION   PROTOKOL
l  Treat with PGF2α. Observe for estrus
l  Starting on Day 10 -  12 of ensuing cycle: ( CL present, dominant follicle absent)
        1. Inject FSH, twice/day for 4  days (  constant or  decreasing doses)
        2. Inject PGF2α on the third day of FSH treatment ( + recipients)
        3. Inseminate every 12 h; 48, 60 and 72 h   After  PGF2α
        4. Flush embryos 6  -   7   days after A.I.
SUPEROVULATION 
l  FSH stimulates increased follicular growth ( 10 -  12 follicles per ovary)
l  PGF2α induces luteal regression midway during   induced follicular phase
l  - E2-17β .. - P4 induces LH surge and ovulations  ( over a  period of 8  - 12 h, cf sow)
l  Inseminate more frequently to ensure fertility of  all oocytes as they are released 
l  Morula and blastocysts recovered from the uterus  at 6  -  7  days of development
FLUSHING EMBRYOS
l  Non-surgical/transcervical flush ( each horn separately)
l  PBS + Serum +  Antibiotics
l  Filter/allow embryos to settle
l  Search under dissecting microscope:

Evaluate:
Unfertilized oocytes - discard
                Early cleavage stages ( 4 cell, 8 cell are  likely        arrested) -  discard
Morula
Blastocysts
Fragmentation/colour/expansion
Transferable”



EMBRYO TRANSFER SUCCESS
l  Superovulation: 0 - 60 + CL’s  10 -  20 on average
l  Embryos:
          0
          All unfertilized
           0  -  30 +  embryos
          4 - 10 on average (  6) transferable 
          (+ some unfertilized, early stages,  fragmented)
l  Generally a  lottery:
        Donors: Some repeatedly succeed, some never
        succeed, some have good days and bad ones




KEYS TO SUCCESS
l  1. Ensure donor has correct cycle stage @ start
l  2. Ensure doses + timing of all procedures are correct
l  3. Don’t cheat on semen (+ expect to get away with it)
l  4. Donors should be lean, recipients should be in  good condition, heifers and properly  synchronized  (Prefer a slightly early uterus - so embryo can  “catch-up” - especially if manipulated.  D7 embryo/D6 uterus)
ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGIES
l  Embryo Transfer (incl. Juvenile)
l  Embryo Cryopreservation
l  Embryo Sexing
l  Embryo Manipulation:
        Splitting                Nuclear Transfer
        Cloning                 Chimeras
        Transgenics
l  In vitro fertilization
l  Intracytoplasmic sperm injection (ICSI)
l  G.I.F.T.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

C L O N I N G I

Prof.Dr.Ir.Herry Sonjaya, DEA  Kenapa harus clone? Alasannya adalah untuk menghasilkan menghasilkan organism dengan kualitas yang diinginkan, hewan rekayasa genetik, Replacing lost or deceased family pets, repopulasi terancam punah atau bahkan spesies punah. METHOD OF SPERM MEDIATED GENE TRANSFER Ø   Interaksi gen eksogenous terjadi tidak secara acak. Ø    Dapat dikerjakan untuk semua jenis ternak yang  menggunakan sperm sebagai alat untuk    bereproduksi. Ø    Sangat sederhana. Reproductive human cloning will help: • Infertile couples: we have received many requests from  infertile couples who cannot have children even after years of infertility treatments. For those people cloning is the only way to have a child of their own genetic offspring. • Homosexuals: they cannot have a child today that is 100% related to them genetically but human cloning will provide this possibility for them. • Families who lost a beloved relative: human cloning can give life a

Peletakan Batu Pertama Kampus Institut Teknologi Pertanian di Takalar

Peletakan batu pertama pembangunan kampus Institut Teknologi Pertanian di Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jumat (19/3/2021). Institut Pertanian Bogor (IPB) resmi menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Pertanian (ITP) Yayasan Global Panrita Takalar. Kerjasama terjalin melalui nota kesepahaman antara Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, dengan Rektor ITP Dr. Hj. Irma Andriani, tentang pendidikan, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan ini dilaksanakan di sela-sela kunjungan Rektor IPB ke Takalar untuk memberikan kuliah umum sekaligus peletakan batu pertama pembangunan kampus ITP. Dr. Irma Andriani berharap, di bawah bimbingan IPB, di masa depan ITP dapat menjadi kampus yang cepat maju dan berkembang. "Universitas terbaik di Asia Tenggara, hari ini mengunjungi kita dan ingin membina ITP. Apresiasi yang sebesar-besarnya atas atensi pak Rektor dan seluruh jajaran yang bersedia membimbing ITP yang notabenenya merup

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LISENSI HAK CIPTA DI BIDANG MUSIK DAN LAGU DI INDONESIA

Sejak lama pembajakan terhadap musik dan lagu telah menjadi fenomena sosial di Indonesia. Pembajakan lagu dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti kaset, CD (Compaq Disk), VCD (Video Compaq Disk), dan lain-lain. Dengan adanya pembajakan ini kaset-kaset, CD, dan VCD bajakan membanjiri pasaran dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga kaset, CD, dan VCD aslinya. Hal ini dapat terjadi karena kaset, CD, dan VCD bajakan itu hanya diproduksi tanpa membayar pajak, sehingga harga jualnya dapat jauh lebih murah. Di lain pihak, konsumen musik dan lagu di Indonesia tentu saja lebih menyukai membeli kaset, CD, dan VCD bajakan itu karena kualitasnya lebih kurang sama dengan yang asli sedangkan harganya jauh lebih murah.