Langsung ke konten utama

Si Gondrong dan Motor Jadulku


Hari ini Senin 26 Januari 2015 giliranku mengantar si Bungsu ke Sekolah. Pukul 07.00 Wita kami harus berangkat, antisipasi macet dan terlambat. seperti biasanya si Bungsu saya menyuruh menunggu, kamipun bergegas keluar dari kos-kosan. Saya kemudian bergegas membunyikan motorku, mencoba menggunakan kick starter karena memang akhir-akhir ini jarang menyalakannya dengan starter tangan soalnya lagi bermasalah.
Entah mengapa motorku tidak bisa menyala. Padahal sudah hampir setengah jam saya menstarternya. Meski laki-laki yang tidak sengaja melintasiku telah membantuku. Namun, apa daya dia pun tidak berhasil menyalakannya. “Tidak perlu melanjutkan, biarkan saja begitu nanti kakakku yang memperbaiki,” kataku dengan suara yang tidak bersemangat. Seketika diapun berhenti dan melanjutkan perjalanannya.
Menunggu kakakku, sebut saja namanya Ani. Menunggu sampai dia datang. Akhirnya yang ditunggu datang juga. Setelah istirahat sejenak Ani langsung mengambil perlengkapan seadanya, hanya ada kabel dengan obeng. Dengan mengambil mantel agar tidak terkena hujan dalam proses pengerjaannya.
Motorku saya parkir dijalanan dan kamipun menghampiri. Saya mulai memperhatikan Ani yang mulai membuka KAP motor yang dirasa sumber masalah dari motor tersebut. Lima menit kemudian, saya mengalihkan pandangan ke kos sebelah (tetangga). Ada seorang laki-laki yang memakai payung merah dan berambut gonrong. Sempat heran kenapa dia tersenyum melihatku. Paling orangnya lagi iseng atau lagi berbahagia dan pikirku dia akan segera berangkat kerja.
Tak lain dia menghampiri kami dan meletakkan payung merahnya itu. “ dari tadi saya perhatikan motormu dan bertanya kenapa ada dipinggir jalan, bolehkah saya membantumu?” katanya. Dengan senang hati Ani menyetujuinya, saya hanya diam memandangi lelaki gonrong itu. Tidak berkomentar apapun dan berharap kedatangan orang ini motorku bisa selamat dari penyakitnya.
Dibelakang terdengar suara, menyuruh kami memasukkan motor tersebut dibawah rumah kosannya agar tidak terkena hujan. Si Gonrong itu lalu mendorong motorku. Saat itu kami terhindar dari hujan, si gonrong lalu membongkar dan mulai memeriksa.
“Kayaknya gusinya yang rusak, kamu harus membelikannya gusi di Pintu 2 Unhas, bilang saja di tukang bengkelnya si Gonrong yang mau beli.” katanya.
Tanpa basa-basi saya dan kakakku menuju pintu 2 membeli gusi tersebut. setelah berhasil mendapatkan  kami memberikannya kepada si Gondrong dan memulai lagi mengerjakan. Pasti laki-laki ini ahli, tidak mungkin dia menawarkan diri untuk membatu seandainya tidak berpengalaman. Bodoh amat, yang saya inginkan motorku ini harus segera membaik.
Sementara proses pengerjaan saya kembali ke kamar, hanya ada kak Ani dengan si Gonrong, apakah yang mereka perbincangkan setelah saya tidak ada. Penasaran sih dengan pekerjaan si Gonrong siapa nama lengkapnya dan dia bekerja di bengkel mana.
Tak lama kemudian motornya membaik berkat bantuan si Gonrong. Saat saya keluar dan mencoba mengecek motorku. Si Gonrong sudah kembali di kosannya, apakah dia tinggal di situ atau hanya bertamu. Soalanya saya tidak pernah melihatnya.
“Apa ucapan terima kasihmu kepada si Gondrong? Tanyaku kepada kakakku.
“Si Gondrong tidak mau menerima apapun,” jawabnya.
“Apakah kamu tidak menyodorkan uang atau membelikannya rokok?” Tanyaku kembali.
“Saya sudah mencoba. Tetapi dia tetap ngotot tidak mau menerima, katanya kalau mendapat imbalan berarti bukan menolong.” Jawab kakakku.
            Mendengar jawaban itu, saya kemudian menuju ke kosnya lalu mengucapkan terima kasih kepada si Gonrong. Si Gonrong hari ini menolongku, semoga dilain waktu saya bisa membalasnya dan si Gonrong diberi rezeki yang melimpah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak Ruminansia

Pada ternak Ruminansia, dalam memproses makanan memiliki  dua fase. fase Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus, namun terus ditelan. fase kedua dalam selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus. Ruminansia mempunyai mikroorganisme di dalam reticulum yang mensekresikan enzim-enzim sehingga dapat mencerna makanan yang masuk ( Gill, J.L., 1978) . Karbohidrat merupakan komponen utama dalam ransum ternak ruminansia. Jumlahnya mencapai 60 -75 persen dari total bahan kering ransum. Dalam makanan kasar, sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk selulosa dan hemiselulosa, sedangkan dalam konsentrat umumnya karbohidrat terdapat dalam bentuk pati. Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan mikroba rumen dan ternak induk semang. Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri pendeg...

Manfaat Temulawak dan Kunyit pada Ayam Ras Petelur

Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktifitas telurnya melebihi dari produktifitas ayam lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan kondisi pasar (Amrullah, 2003). Untuk memperbaiki kondisi saluran pencernaan ayam ras petelur diperlukan pakan yang baik serta perlu adanya penambahan tanaman herbal misalnya temulawak dan kunyit sebagai “feed supplement” atau “feed additive”. Tanaman ini dapat diberikan melalui air minum atau dalam bentuk tepung yang dicampur ke dalam ransum. Selain itu, ternak unggas yang diberi ramuan tanaman obat akan meningkatkan daya tahan tubuh (kesehatan) ternak unggas, produktivitas, efisiensi pakan, kualitas karkas daging ayam lebih baik (perlemakan abdomen berkurang), aroma daging dan telur tidak amis, serta kotoran ternak tidak berbau (ammonia) yang menyengat (Winanrno, 2003) Penggunaan tumbuh-tumbuhan se...

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).