Proses fermentasi
karbohidrat dalam rumen menghasilkan energi dalam bentuk VFA mencapai 80
persen dan 20 persen merupakan energi yang terbuang dalam
bentuk produksi gas C02, CH4 dan energi dalam bentuk ATP. Energi dalam bentuk
ATP hanya 6.2 persen dari total energi yang hilang . Hanya energi dalam bentuk
ATP inilah yang digunakan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhannya, sedangkan
VFA merupakan by produk atau hasil sampingan dari aktivitas mikroba rumen.
Gas hasil fermentasi
berupa CO2, H2 (hidrogen) dan CH4 ( Methan ) dikeluarkan dari rumen
melalui proses eruktasi. Stoikiometri reaksi fermentasi pakan karbohidrat
dalam rumen menghasilkan tiga produk utama dapat disederhanakan
menjadi: C6H1206 + 2H20 -------2CH3COOH + 2C02 + 4H2, C6H1206 + 4H2 --------2CH3CH2COOH+ 4H20,
C6H1206 ------CH3(CH2)2COOH + 2C02 + 2H2,
4H2 +
C02 ----------- CH4+ 2H2O. Dari Stoikiometri reaksi tersebut diatas
dapat dilihat bahwa proses sintesis asam asetat dan asam butirat menghasilkan
gas hidrogen. Sebaliknya pada sintesis asam propionat gas H2 (hidrogen)
digunakan. Gas hidrogen dan CO2 merupakan prekursor utama sintesis gas metan
yang sesungguhnya tidak bermanfaat untuk ternak (Leng, R.A. 1992).
Menurut
Forbes dan France (1993) konsentrasi VFA total dalam
cairan rumen umumnya berkisar antara 70 - 130 mM. Nisbah
asam asetat, asam propionat dan asam butirat pada
pakan dengan kandungan hijauan /serat yang tinggi adalah
70 : 20 :10. Tingginya konsentrasi asetat
dalam cairan rumen sangat erat kaitannya dengan tingginya
proporsi hijauan atau pakan serat yang dikonsumsi. Sebaliknya jika proporsi
konsentrat dalam ransum meningkat maka konsentrasi asam asetat akan turun dan
konsentrasi asam propionat akan meningkat namun proporsi asam asetat
hampir selalu lebih banyak.
Komentar
Posting Komentar