Langsung ke konten utama

FORMULA CHITO

Chito adalah manusia yang punya: Catatan, Hobi, Ide, Tabungan, dan Organisasi. Chito!

Sebelum dilanjutkan, tulisan ini saya kutip dari buku yang berjudul Mekar di Bumi, merupakan rangkuman visiografi 50 tahun Eka Budianta. Tulisan pada halaman 345 ini menurutku sangat menarik jadi saya harus mengabadikannya di blog.

Formula Chito
oleh: Eka Budianta

Anda mungkin tidak membayangkan, bahwa kita sedang berontak. Berontak? Melawan siapa? Melawan nasib sendiri! Nasib itulah yang harus kita gugat! Mengapa kita terlalu miskin? Mengapa kita terlalu bodoh? Mengapa kita terlalu kaya? tidak dapatkah kepandaian dan kekayaan dibagi-bagi? Bahagiakah kita bila melihat banyak orang sengsara? Tentu saja tidak!

Siapa yang gembira melihat orang lain susah? Siapa yang senang melihat saudaranya sengsara, sakit-sakitan, miskin, jadi korban bencana alam, dan hancur, bahkan kalau karena kebodohannya sendiri?

Lima kiat untuk hidup sehat dan bermakna:

Manusia yang Mencatat

Kiat nomor satu adalah punya catatan. Bisa agenda, bisa buku harian. Bisa catatan keuangan. Bisa juga catatan kesehatan. Kalau ada yang bertanya, hikmah apa yang dapat dipetik pada waktu kita berumur 50 tahun?  Dengan sukacita dapat kita sebut 50 teman terdekat, dan 50 tempat terindah yang pernah kita kunjungi di muka bumi ini. kita juga dapat bercerita tentang 50 jenis pohon, 50 jenis ikan, 50 jenis burung yang paling kita akrabi dan sayangi. bila mau nikmat,kita bisa menyanyikan 50 lagu yang paling kita sayangi. Asal punya catatan.

Jadi unsur pertama dari Chito adalah Catatan. Tepatnya catatan, rekaman atau rekor bahwa kita pernah hidup di bumi ini.

Manusia menulis. Yang membedakan manusia satu dengan lainnya, adalah catatan kehidupan masing-masing. Catatan adalah bukiti eksistensi seseorang. Ada catatan kelahiran. Ada juga catatan keuangan, agenda rapat, akte pernikahan, jual-beli rumah, dan surat kematian.

Maka mulai saat ini, jangan sampai kita hidup tanpa catatan, bisa-bisa masuk penjara! Jangan sampai tidak punya catatan kesehatan. Supaya orang-orang mencintai anda Anda tahu, apa sebabnya bila anda mati tiba-tiba.

Dengan terbitnya buku ini, saya dan anda Anda telah mulai menulis. Kita mencatat dengan tegas dan jelas, bahwa kita pernah ada. Kita pernah hidup dan berusaha mekar di bumi. Tanpa catatan yang jelas, mana mungkin ibu saya menulis bahwa pada tanggal 16 Desember 1974, saya berangkat ke stasiun Kota baru di Malang. Lalu ibu menangis, setelah kereta api yang membawa saya berangkat?

Manusia Punya Hobi

Setiap kali bertemu sopir taksi, selalu saya usahakan bertanya apakah dia punya hobi. Tentu jawabnya macam-macam. Ada yang punya. Tapi banyak yang tidak. Kalau tidak punya hobi, saya usahakan bertanya lagi,"Mengapa anda Anda sopir taksi di sini?"" Dia tentu terheran-heran. Apa salahnya menjadi sopir taksi di Malang? Di Denpasar? Di Yogya? Di Bandung?Di Medan atau di Jakarta?Ya-apa salahnya?

"Mengapa anda Anda tidak jadi sopir taksi Singapura, London, San Franscisco, atau Canberra?"
        "Bisakah?"
        "Apa bedanya sopir taksi di Makassar dan di Roma, Tokyo, atau Washington DC sana?"
        Bukankah semua sopir taksi punya tugas yang sama: mengantar penumpang ke tujuan?

Berbekal keterampalan mengemudi dan memahami jalan-jalan kota, pandai bergaul: sopan, dapat dipercya, kita dapat menjadi sopir taksi. Sopir taksi Hong Kong, pekerjaannya sama dengan sopir taksi di Semarang. Mereka sama-sama bangun pagi. Berpakaian rapi. Mengambil mobil di pool. Merapikan kendaraan. dan meluncur ke jalan-jalan kota yang dicintainya. Mencari penumpang. Mengantarkan mereka ketempat-tempat tujuan. Lalu menerima uang pembayaran dan menyetorkannya.

Tetapi mengapa pada akhir bulan, pada akhir tahun, dan mungkin pada akhir hidup, nasib mereka berlainan? Sopir taksi di Osaka bisa piknik ke Bali kalau liburan. Demikian juga sopir taksi dari Glasgow, Skotlandia; bisa berlibur ke Mesir, melihat piramid, dan makan enak di kapal pesiar sepanjang Sungai Nil. Menikmati Cairo!

Sebaliknya mengapa sopir taksi di Bogor tak bisa perlibur ke Jepang? Apa yang salah?
Jawabnya tentu terletak pada sistem sosial ekonomi yang kacau. Bertahun-tahun bangsa Indonesia tidak merasa bersalah dengan penghasilan rendah. Gaji kecil sudah dianggap biasa. Wajar, bagian dari nasib!

Ketika Presiden Abdul Rahman Wahid mengusul gaji presiden Rp 107 juta, banyak yang marah. Mengapa? Karena upah terendah waktu itu (2000) berkisar Rp 400.000- Rp 700.000 sebulan! Jadi mana ada yang rela gaji presiden hampir 300 kali gaji rakyat jelata?? Padahal, uang seratus juta  rupiah saat itu hanya bernilai sepuluh ribu dollar! Itu gaji yang sangat biasa untuk general manajer sebuah perusahaan di Jepang, Eropa, Amerika, bahkan Malaysia.

Kasihan, Presiden Republik Indonesia. Sampai akhir 2005 pun masih berdebat dan berkutat mempertahankan angka di atas Rp 60 juta. Rakyat belum melek upah!

Para guru, dosen, pegawai negeri, tidak kurang bahagia menerima gaji di bawah kebutuhan hidup mereka, dan itu terjadi bertahun-tahun. Tak ada yang mengeluh. Tak ada yang berontak. Semuanya seperti wajar dan benar. Sebaliknya, kalau gaji bahan bakar (bensin, minyak tanah, gas, listrik, dst) naik sedikit saja, mahasiswa turun ke jalan!

Dengan memiliki hobi, saya pikir gaji sopir taksi bisa berubah. benar saja! Beberapa orang sopir bercerita, bahwa mereka terbantu oleh hobi masing-masing. Ada yang hobi memberi pelayanan pijat refleksi. Ada yang hobi menanam bunga hias. Ada yang berhobi olahraga, sehingga jarang sakit. Dan banyak yang hobi main musik. "Pada hari senggang, saya main piano di lobi hotel yang mewah,"katanya. Honornya lumayan. Menambah-nambah penghasilan.

Sekarang, hobi apakah yang dilakukan pegawai negeri?
Banyak sekali! Setiap hal yang positif dapat dijadikan hobi. Mulai dari mengumpulkan tanda tangan sampaikoleksi tanah, rumah, dan kapal pesiar. Mulai dari seni beladiri sampai terjun bebas. Bahkan menangkarkan ular beludak, bisa jadi hobi yang menguntungkan dan membahagiakan. Meskipun juga membahayakan.

Dari buku ini, anda tentu sudah tahu, saya punya hobi mengarang dan mencintai pohon-pohon.

Selalu Punya Ide

"Tanpa ide manusia hancur," kata Walt Disney. Karena itu jangan sampai hidup tanpa ide, tanpa gagasan, tanpa rencana sama sekali, tanpa cita-cita. Jangan sampai kehabisan angan-angan.

Semua lamunan, semua mimpi, dapat menjadi energi dalam perjalanan hidup ini. Tanpa mimpi, tanpa idea, kita akan boleh mati kapan saja. Tetapi dengan cita-cita yang tidak tercapai dalam seratus tahun, anda Anda boleh minta umur seribu tahun. Bilang saja," Maaf, Tuhan... saya perlu tambahan umur untuk mencapai semuanya!"

Cita-citamu apa, Eka?
Membuat semua orang menulis. Membuat semua orang punya hobi. Membuat semua orang punya ide. Membuat semua orang suka berorganisasi.

O, itu semua sudah terjadi. Sudah menjadi kenyataan.
Ah,masa?
Begini saja. Kalau harus ada satu kata yang saya bela sampai berhasil, sebutlah dengan lantang: Chito! Rasanya Chito menjadi sangat penting. Anda boleh berhenti membaca buku ini. Anda boleh melupakan saya. Tapi jangan lupakan Chito!

Tabungan, Pak..., Tabungan, Bu...

Manusia Choti punya tabungan. Tabungan, tidak selalu berupa uang. Boleh berbentuk batangan emas dan berpeti-peti berlian! Atau surat-surat berharga? Saham? Apa saja dapat ditabung! Para peladang di Jambi menabung pohon kayu manis. Para petani menabung ayam, kambing dan sapi.

Dalam setiap kesempatan saya suka memuji sopir taksi. Menurut pengamatan saya, mereka paling pintar menyimpan uang. Apalagi yang anak-bininya ditinggal di Indramayu, Tegal atau pekalongan. Beribu-ribu "kepala rumah tangga" menjadi sopir taksi di Jakarta, Surabaya, Medan. Mereka meninggalkan keluarga di kampung. Sekali sebulan menitipkan hasil kerjanya pada teman yang kebetulan pulang. Jarang yang punya rekening bank. Tetapi kiriman uang selalu mengalir, berapa pun jumlahnya, untuk keluarga tersayang.

Tapi menabung bukan monopili sopir taksi. Pedagang asongan, pembantu rumah tangga, buruh pabrik dan petani buah juga harus pintar menabung.

Menabung juga berarti koleksi. Kita boleh mengoleksi gelar: Drs, SH, SE, MBA, PhD dan seterusnya. Boleh juga mengkoleksi sepatu atau topi!  Ada yang koleksi burung berkicau, ikan hias, lukisan mahal, barang antik, mobil dan arloji. Semua bisa jadi investasi.

Seorang remaja di Pantai Anyer, banten bertanya, "Bolehkah saya menabung teman?" O, koleksi teman? Tentu saja boleh. Tapi harus jelas apa yang dimaksud teman. Siapakah teman anda. bagaimana defenisi "seorang teman". Apakah kalau dia sakit kita kunjungi? Kalau dia lapar kita beri makan? Atau sekedar kita catat nama dan alamatnya. Nanti kalau perlu kita mintai bantuan?

Mengkoleksi teman bukan hal yang mudah. Apakah kita catat hari ulang tahunnya, supaya dapat memberi hadiah? Atau kita dengarkan keluh-kesahnya, persoalan hidup dan cita-citanya? Dapatkah kita membantu teman kita menjadi dirinya yang terbaik.

Buku ini adalah bukti, bahwa saya pu "menabung" teman, kenalan,guru, saudara, bahkan keluarga sendiri. Saya sangat berterima kasih. Mereka telah ikut membesarkan dan menyehatkan jiwa raga saya dalam berbagai cara. Apakah balasan saya untuk mereka semua?

Kala anda tahu bagaimana berterima kasih, tolong saya dibantu. Sampaikan salam dan rasa syukur saya telah mendapat teman sebaik mereka. Daftar teman terbaik bisa dibikin sekali lagi, dua kalilagi, seribu kali lagi. Tetapi dapatkah kita mencintai mereka semua? Dapatkah kita memperhatikan mereka satu persatu, sebagaimana yang maha pengasih memperhatikan kita.

Teman memang tidak mudah ditabung. Kalau mau sederhana, mulai saja dengan benda-benda bekas: koin, perangko, perhiasan, tanah. Semua dapat menjadi investasi. Ada juga yang ingin menabung "perbuatan baik". Itu sukar sekali menyimpan dan mengembangkannya!

Organisasi!

Organisasi adalah alat untuk mencintai. Melalui organisasi kita bisa lebih memperhatikan orang lain. Kita juga bisa mencintai apa saja. Ada organisasi agama, ada organisasi politik dan organisasi ekonomi.

Orang paling dekat dengan kita, mestinya adalah tempat kita bekerja.Bisa kantor, bisa pabrik, bisa juga usaha sendiri kecil-kecilan. Kalau kita seorang penjahit, bagaimana dan apakah ada organisasinya? Kalau kita tukang cukur, pedagang asongan, sopir pribadi, bagaimanakah bisa ikut berorganisasi. Bisakah? Bisa!

Mengorganisasi diri sendiri artinya mengatur, merapikan dan meletakkan segala sesuatu di tempat yang benar. Manusia Chito berorganisasi dengan gembira. Ia bisa mengorganisasi mejanya, kamar tidurnya, jamban keluarganya; bahkan mengorganisir banyak orang. Mulai dari rukun tetangga, rukun warga, apalagi sebuah desa dan kota perlu organisasi yang baik.

Saya mengorganisasi diri dalam berbagai kumpulan. Ada kumpulan untuk cari nafkah. Misalnya perusahaan dan toko.Ada juga perkumpulan untuk berbakti kepada masyarakat. Misalnya berbagai yayasan dan koperasi. Semakin baik kita mengorganisir diri, semakin teratur hidup ini. Semakin banyak kita memberi cinta, perhatian, waktu, keterampilan dan energi untuk organisasi, semakin besar pula perhatian dunia buat kita.

Ada kalanya kita terpaksa suka berorganisasi karena takut kalau mati tidak dapat mengubur diri sendiri. Saya masih ingat ketika ditanya mengapa mau masuk ke organisasi industri raksasa? Saya jawab, "kalau mati besok pagi, minimal ada 12.000 karyawan melayat. "

Terima kasih organisasi. Selamat berteman. Itulah pesan terakhir seorang manusia Chito. Selamat menyumbangkan segala yang terbaik dalam diri kita, dalam tempo sesingkat-singkatnya, dan sebaik-baiknya.

Chito adalah formula sumbangan saya. Chito adalah hikmah saya hidup senang dan sedih, gagal dan sukses, selama 50 tahun di bumi.sekali lagi, anda Anda boleh lupa isi semua buku ini, tapi jangan lupa pada Chito.





















Komentar

Postingan populer dari blog ini

C L O N I N G I

Prof.Dr.Ir.Herry Sonjaya, DEA  Kenapa harus clone? Alasannya adalah untuk menghasilkan menghasilkan organism dengan kualitas yang diinginkan, hewan rekayasa genetik, Replacing lost or deceased family pets, repopulasi terancam punah atau bahkan spesies punah. METHOD OF SPERM MEDIATED GENE TRANSFER Ø   Interaksi gen eksogenous terjadi tidak secara acak. Ø    Dapat dikerjakan untuk semua jenis ternak yang  menggunakan sperm sebagai alat untuk    bereproduksi. Ø    Sangat sederhana. Reproductive human cloning will help: • Infertile couples: we have received many requests from  infertile couples who cannot have children even after years of infertility treatments. For those people cloning is the only way to have a child of their own genetic offspring. • Homosexuals: they cannot have a child today that is 100% related to them genetically but human cloning will provide this possibility for them. • Families who lost a beloved relative: human cloning can give life a

Peletakan Batu Pertama Kampus Institut Teknologi Pertanian di Takalar

Peletakan batu pertama pembangunan kampus Institut Teknologi Pertanian di Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jumat (19/3/2021). Institut Pertanian Bogor (IPB) resmi menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Pertanian (ITP) Yayasan Global Panrita Takalar. Kerjasama terjalin melalui nota kesepahaman antara Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, dengan Rektor ITP Dr. Hj. Irma Andriani, tentang pendidikan, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan ini dilaksanakan di sela-sela kunjungan Rektor IPB ke Takalar untuk memberikan kuliah umum sekaligus peletakan batu pertama pembangunan kampus ITP. Dr. Irma Andriani berharap, di bawah bimbingan IPB, di masa depan ITP dapat menjadi kampus yang cepat maju dan berkembang. "Universitas terbaik di Asia Tenggara, hari ini mengunjungi kita dan ingin membina ITP. Apresiasi yang sebesar-besarnya atas atensi pak Rektor dan seluruh jajaran yang bersedia membimbing ITP yang notabenenya merup

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LISENSI HAK CIPTA DI BIDANG MUSIK DAN LAGU DI INDONESIA

Sejak lama pembajakan terhadap musik dan lagu telah menjadi fenomena sosial di Indonesia. Pembajakan lagu dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti kaset, CD (Compaq Disk), VCD (Video Compaq Disk), dan lain-lain. Dengan adanya pembajakan ini kaset-kaset, CD, dan VCD bajakan membanjiri pasaran dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga kaset, CD, dan VCD aslinya. Hal ini dapat terjadi karena kaset, CD, dan VCD bajakan itu hanya diproduksi tanpa membayar pajak, sehingga harga jualnya dapat jauh lebih murah. Di lain pihak, konsumen musik dan lagu di Indonesia tentu saja lebih menyukai membeli kaset, CD, dan VCD bajakan itu karena kualitasnya lebih kurang sama dengan yang asli sedangkan harganya jauh lebih murah.