Perasaan bosan mulai menghampiri diriku, saya bingung harus berbuat apa. Tiap malam saya melewati kesendirianku di tempat ini. Tempat dimana saya harus terus berada disini. Malam semakin larut, tiba-tiba telepon genggamku bergetar. Siapakah gerangan yang menelpon? tanyaku dalam hati. Ternyata yang menelpon adalah sahabatku. Indah, begitulah nama pangilannya. Sekian lama tidak bertemu setelah saya tamat di Perguruan Tinggi (PT) Universitas Hasanuddin (Unhas). Wanita yang berkulit putih dan bermata sipit itu adalah pindahan dari Bogor Agricultural University (IPB). Indah memilih kuliah di Fakultas Peternakan Unhas.
Semenjak awal semester sampai sekarang, saya sering ganti nomor handphone entah apa yang menjadi alasan utamanya. Kalau saya baik-baik saja, entah bagaimana teman, sahabat, kerabat, dan keluargaku. Walau kadang mereka mengeluh dengan hal seringnya terganti nomor handphone.
Seperti itulah yang dialami Indah, selalu menghubungiku tapi dia sering pula kehilangan kontak. Tapi aneh, tiba-tiba dia menelpon tepat pukul 23.00 Wita awal September. Untung nomernya masih tersimpan. awal perbincanganku menanyakan kabar dan mulai menceritakan bagaimana kisah cintanya. Karena sebelumnya dia telah merencanakan pernikahannya dalam waktu dekat di tahun 2013 ini. Walau aku terlanjur menanyakan soal undangan pernikahannya. Tapi saya masih berpikir untuk apa dia menelpon tengah malam begini. Apakah mau curhat atau saya akan diundang diacara nikahnya nanti.
Pacaran bukan jalan untuk ke jenjang pernikahan, walaupun menurut saya 89 % akan kearah situ. Komitmen diwaktu pacaran sangat besar untuk melanjutkan kepelaminan, tapi banyak cobaan dan rintangan yang mesti dilalui, meski ada juga yang dimudahkan karena sudah jodoh. Hal yang dialami wanita bugis ini sangatlah memprihatinkan. Lelaki yang diharapkan menjadi calon suaminya kelak kini telah pupus harapan untuk memilikinya.
Singkat cerita, lelaki itu telah datang melamar sang kekasih bersama sanak saudaranya di kediamannya. Menurut Indah, proses lamaran ini tidak berjalan sukses seperti yang diinginkan oleh sepasang kekasih ini. Karena orangtua lelaki ini tidak merestui, disebabkan perbedaan suku dan asalnya. Antara pulau Sulawesi dan pulau Jawa. Anak berbakti seharusnya mengikuti nasehat dan kemauan orangtua, walau dia tidak tahu bagaimana perasaan anaknya yang harus rela menderita karena digagalkan rencana yang telah disepakati jauh sebelumnya. Kamipun mengakhiri perbincangan ini dengan catatan dilanjutkan kesesi berikutnya.
Disuatu hari, entah sengaja atau tidak, handphone saya hilang. beberapa hari kemudian, Indah menulis sesuatu di wall facebook saya. Dia hanya menanyakan nomor handphoneku, dan akhirnya saya membeikan pin Blackberry. Kamipun berteman dan mulai lancar perbincangan di via Blackberry tersebut dan mulai saling mencurahkan hati alias curhat, janjian ketemu dan lain-lain.
Pertemuanku dengan Indah yang sangat berkesan saat di Panakukang, sebuah Mall di Makassar. Secara spontan dia dengan panjang menceritakan semua kisah dengan mantan kekasihnya. Sambil memesan es cream di A&W dan mulai menikmatinya. Banyak kenangan yang dilewati Indah disini, pastinya ditempat lain juga. Menyimak kisah Indah dan menikmati es cream. Sungguh romantis kisah cintamu wahai sahabatku. Kau menceritakan sambil meneteskan air mata dan mengucapkan kalau kau masih mencintaninya. Bersedih karena tidak direstui hubunganmu.
Saya hanya bisa memperhatikan caramu memakan es cream dan membayangkan bagaimana rasanya itu es cream dengan adanya campuran air matamu. Turut prihatin sahabatku, jadikanlah ini sebagai pengalaman hidup yang berharga. Masih banyak ikan dilaut, eh salah. Maksudku masih banyak sapi di kandang. Insya Allah kelak kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik. Menerima kamu apa adanya, jangan pernah putus asa dan bukalah hatimu. Semoga kelak kamu berbahagia dengan pilihanmu bukan pilihan orangtuamu. Aminn..
Ditulis di Sekretariat AJI Makassar
5 November 2013
oleh: Hardianti
Semenjak awal semester sampai sekarang, saya sering ganti nomor handphone entah apa yang menjadi alasan utamanya. Kalau saya baik-baik saja, entah bagaimana teman, sahabat, kerabat, dan keluargaku. Walau kadang mereka mengeluh dengan hal seringnya terganti nomor handphone.
Seperti itulah yang dialami Indah, selalu menghubungiku tapi dia sering pula kehilangan kontak. Tapi aneh, tiba-tiba dia menelpon tepat pukul 23.00 Wita awal September. Untung nomernya masih tersimpan. awal perbincanganku menanyakan kabar dan mulai menceritakan bagaimana kisah cintanya. Karena sebelumnya dia telah merencanakan pernikahannya dalam waktu dekat di tahun 2013 ini. Walau aku terlanjur menanyakan soal undangan pernikahannya. Tapi saya masih berpikir untuk apa dia menelpon tengah malam begini. Apakah mau curhat atau saya akan diundang diacara nikahnya nanti.
Pacaran bukan jalan untuk ke jenjang pernikahan, walaupun menurut saya 89 % akan kearah situ. Komitmen diwaktu pacaran sangat besar untuk melanjutkan kepelaminan, tapi banyak cobaan dan rintangan yang mesti dilalui, meski ada juga yang dimudahkan karena sudah jodoh. Hal yang dialami wanita bugis ini sangatlah memprihatinkan. Lelaki yang diharapkan menjadi calon suaminya kelak kini telah pupus harapan untuk memilikinya.
Singkat cerita, lelaki itu telah datang melamar sang kekasih bersama sanak saudaranya di kediamannya. Menurut Indah, proses lamaran ini tidak berjalan sukses seperti yang diinginkan oleh sepasang kekasih ini. Karena orangtua lelaki ini tidak merestui, disebabkan perbedaan suku dan asalnya. Antara pulau Sulawesi dan pulau Jawa. Anak berbakti seharusnya mengikuti nasehat dan kemauan orangtua, walau dia tidak tahu bagaimana perasaan anaknya yang harus rela menderita karena digagalkan rencana yang telah disepakati jauh sebelumnya. Kamipun mengakhiri perbincangan ini dengan catatan dilanjutkan kesesi berikutnya.
Disuatu hari, entah sengaja atau tidak, handphone saya hilang. beberapa hari kemudian, Indah menulis sesuatu di wall facebook saya. Dia hanya menanyakan nomor handphoneku, dan akhirnya saya membeikan pin Blackberry. Kamipun berteman dan mulai lancar perbincangan di via Blackberry tersebut dan mulai saling mencurahkan hati alias curhat, janjian ketemu dan lain-lain.
Pertemuanku dengan Indah yang sangat berkesan saat di Panakukang, sebuah Mall di Makassar. Secara spontan dia dengan panjang menceritakan semua kisah dengan mantan kekasihnya. Sambil memesan es cream di A&W dan mulai menikmatinya. Banyak kenangan yang dilewati Indah disini, pastinya ditempat lain juga. Menyimak kisah Indah dan menikmati es cream. Sungguh romantis kisah cintamu wahai sahabatku. Kau menceritakan sambil meneteskan air mata dan mengucapkan kalau kau masih mencintaninya. Bersedih karena tidak direstui hubunganmu.
Saya hanya bisa memperhatikan caramu memakan es cream dan membayangkan bagaimana rasanya itu es cream dengan adanya campuran air matamu. Turut prihatin sahabatku, jadikanlah ini sebagai pengalaman hidup yang berharga. Masih banyak ikan dilaut, eh salah. Maksudku masih banyak sapi di kandang. Insya Allah kelak kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik. Menerima kamu apa adanya, jangan pernah putus asa dan bukalah hatimu. Semoga kelak kamu berbahagia dengan pilihanmu bukan pilihan orangtuamu. Aminn..
Ditulis di Sekretariat AJI Makassar
5 November 2013
oleh: Hardianti
:)
BalasHapus