Happy wedding
buat teman-temanku yang telah menunaikan sunnah Rasul. Hal yang paling
berbahagia yang kalian rasakan saat berdiri di pelaminan. Semua keluarga,
sahabat, kenalan, tetangga dan termasuk saya datang menghampiri dengan menjabat
tangan. Ucapan selamat buat sahabatku, selamat menempuh hidup baru, semoga
menjadi keluaraga sakinah mawaddah warahma. Aminnn…
Setelah
mendapat kabar dari kalian,wahai sahabatku. Hatiku sangat bahagia. Aneh ya,
kenapa harus demikian. Itu berarti kalian telah membagi kebahagiaan dengan
kami ini sahabatmu. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Dulu, entah itu masa
sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah menengah atas, atau bahkan di
saat kuliah. Canda dan tawa kita lalui bersama bahkan kadang kala ada
pertengkaran diantara kita. Kerja tugas bersama, makan bersama, semua itu kita lakukan tanpa
disadari.
Sekali
lagi selamat buat kalian. Setelah tamat dari kuliah banyak pertanyaan yang
hinggap ditelingaku. Pertanyaan di chat facebook,
chat Blackberry messenger semua
tetang Pernikahan. Begitu pentingkah pernikahan bagi makhluk yang berstatus manusia
ini? Pertanyaan itu kadang membuat kita tersipu malu, senyam senyum tanpa ada
alasan. Pertanyaan kalian saya menganggap semua itu adalah doa. Kapan ya terlaksana??? Aminnn kan
saja.
Sekarang
umurku 24 tahun terhitung dari 7 September 1989. Masih banyak angan-angan dan
cita-citayang mesti diraih. Tapi itu bukan menjadi alasan untuk tidak menikah. Belum
ada jodoh adalah jawaban yang pas. Keluarga besarku anak gadisnya rata-rata
sudah menikah ketika berumur 19 atau 20 tahun. Wajar ketika mereka begitu prihatin
dan menanyakan penyebab dari semua ini, walau kadang kala mereka sampai berpikiran aneh hingga ke mitos .
Dasar
para orang tua, takut ketika sanak saudaranya kelak menjadi perawan tua. Suatu ketika,saya
ngobrol dengan kakek yang sangat tua. Kakek tersebut adalah om dari orang yang
telah melahirkan aku. Saya meminta pendapatnya, apakah pilihan ini salah untuk
tidak menikah cepat. Aneh kok dia jawabnya lain ya. Dia bahas soal pacaran. Katanya
rata-rata orang yang cepat menikah itu punya pacar. Jadi kalau tidak mau cepat
menikah jangan pacaran. “Nyambung dimana ya? Pikirku.
Soal
cinta dan pernikahan biar waktu yang akan menjawab. Menurut saya, menikah itu
bukan ukuran sukses. Oleh sebab itu, tidak ada istilah lomba cepat menikah dan
telat menikah. Daripada sibuk ditanya kapan menikah, lebih baik didoakan saja. Kebahagiaan
orangtua terpancar ketika melihat anak duduk dipelaminan dan memiliki cucu yang
banyak. (Hardianti)
Makassar,
25 Oktober 2013
di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar
Pukul
22.15 WITA
Komentar
Posting Komentar