Langsung ke konten utama

Peranan Kelembagaan Kelompok Tani-Ternak dalam Pemasaran Susu

Pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian, harus dilaksanakan secara bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan antara lain melalui peningkatan produksi ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak dari waktu ke waktu.

pembangunan peternakan dewasa ini telah diarahkan pada pengembangan peternakan yang lebih maju dengan pendekatan kewilayahan yaitu mengkonsentrasikan pengembangan sentra produksi pada wilayah-wilayah tertentu, penggunaan teknologi tepat guna dan penerapan landasan baru yaitu efisiensi, produktivitas dan suistainability. 

Usaha sapi perah merupakan padat karya sehingga dapat menyerap tenaga kerja sekaligus membangkitkan perekonomian masyarakat di perdesaan. Nilai rasio konsumsi dalam negeri dengan produk impor 1 : 2 membuka peluang untuk meningkatkan produksi susu domestik untuk memenuhi kebutuhan susu nasional. 

Daerah di luar Pulau Jawa sangat kaya dengan sumber pakan ternak ruminansia disamping lahan yang masih cukup luas juga terdapat daerah yang sesuai untuk pengembangan sapi perah. Laju pertumbuhan penduduk pesat (rata-rata 1,499 %/ tahun), terutama anak-anak usia sekolah sebagai konsumen utama produk susu. Selain itu meningkatnya kesadaran gizi masyarakat mengakibatkan meningkatnya konsumsi susu sehingga potensi pemasaran masih terbuka luas.

          Kebijakan impor susu
          Dalam peta perdagangan Internasional produk-produk susu, saat ini  Indonesia berada pada posisi sebagai net-consumer
          Dilihat dari sisi konsumsi, sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan Negara berkembang lainnya
          Kondisi produksi susu segar di Indonesia saat ini, sebagian besar (91 %) dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha 1 – 3 ekor sapi perah per peternak  dan juga kondisi manajemen usaha sapi perah di tingkat peternak yang masih tradisional
          Kelembagaan  Kelompok Ternak dan Koperasi
          Untuk usaha sapi perah yang berperan dalam menerima produk sapi perah adalah koperasi yang berada di daerah tersebut dimana koperasi tersebut beranggotakan peternak sapi perah akan tetapi koperasi tersebut tidak sesuai dengan azasnya yaitu berakar dari bawah sehingga koperasi tersebut melaksanakan fungsinya dengan sistem komando terhadap anggota koperasi. Sifat komando itu dimulai dari cara memilih anggota yang ditetapkan oleh koperasi yang dikaitkan dengan pemberian bantuan sapi perah. Status anggota koperasi  hanya berfungsi pada saat menjual susu segar dan pembayaran iuran wajib dan iuran pokok.
          Masih rendahnya peranan penyuluh , baik di dalam perannya sebagai fasilitator, motivator dan katalisator menjadi penyebab tidak berpengaruh nyatanya peranan penyuluh dalam dinamika kelompok peternak sapi perah.
          Sebagian besar peternak sapi perah yang ada di Indonesia merupakan anggota koperasi susu. Peranan koperasi sebagai mediator perlu dipertahankan. Pelayanannya perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas SDM koperasi serta memperkuat networking dengan industry-industri pengolahan.
          Pada koperasi Sintari yang mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi memberikan pelayanan kepada peternak termasuk pendistribusian susu dan semua pelayanan ini harus dibayar kembali oleh peternak kepada koperasi melalui pemotongan harga produksi susu jadi koperasi mewajibkan peternak menjual seluruh produksi susu pada koperasi. Jadi pemasaran (supply chain) produk sapi perah sistem kemitraan langsung ke koperasi selanjutnya hasil olahan susu segar tersebut menjadi susu pasteurisasi (SUSIN) dan dipasarkan ke kota Makassar
          Sebagian besar susu segar  di Indonesia  terutama pulau Jawa dipasarkan ke IPS untuk semua kelompok koperasi dengan pangsa sekitar 86 % - 88 %  sementara  di Sulawesi Selatan yaitu pada koperasi Sintari yang mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi memberikan pelayanan kepada peternak termasuk pendistribusian susu
          Sebagian besar peternak sapi perah yang ada di Indonesia merupakan anggota koperasi susu. Koperasi tersebut merupakan lembaga yang bertindak sebagai mediator antara peternak dengan industry pengolahan susu. Koperasi susu sangat menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah penjualan susu, waktu penjualan dan harga yang akan diterima peternak.
          Pemerintah perlu memberikan dukungan nyata untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil ternak (susu) kepada para peternak.
          Perlu dibentuk wadah kemitraan yang jujur dan memperhatikan kepentingan bersama antara peternak, koperasi susu dan industri pengolahan susu.
          Koperasi susu perlu didorong dan difasilitasi agar dapat melakukan pengolahan sederhana susu segar, antara lain yakni pasteurisasi dan pengemasan susu segar, pengolahan menjadi yogurt, keju dsb.
          Pemerintah Pusat maupun Daerah seyogianya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mampu memperkuat posisi tawar peternak sapi perah khususnya dan pengembangan agribisnis berbasis peternakan umumnya.
          mengefektifkan kinerja dewan persusuan nasional

Oleh:
Sitti Nurani Sirajuddin
Disampaikan pada Acara:
“Seminar  Hari Susu Nasional, di Makassar,  9  Juni 2011”
yang diadakan oleh SENAT Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak Ruminansia

Pada ternak Ruminansia, dalam memproses makanan memiliki  dua fase. fase Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus, namun terus ditelan. fase kedua dalam selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus. Ruminansia mempunyai mikroorganisme di dalam reticulum yang mensekresikan enzim-enzim sehingga dapat mencerna makanan yang masuk ( Gill, J.L., 1978) . Karbohidrat merupakan komponen utama dalam ransum ternak ruminansia. Jumlahnya mencapai 60 -75 persen dari total bahan kering ransum. Dalam makanan kasar, sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk selulosa dan hemiselulosa, sedangkan dalam konsentrat umumnya karbohidrat terdapat dalam bentuk pati. Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan mikroba rumen dan ternak induk semang. Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri pendeg...

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).

Manfaat Temulawak dan Kunyit pada Ayam Ras Petelur

Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktifitas telurnya melebihi dari produktifitas ayam lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan kondisi pasar (Amrullah, 2003). Untuk memperbaiki kondisi saluran pencernaan ayam ras petelur diperlukan pakan yang baik serta perlu adanya penambahan tanaman herbal misalnya temulawak dan kunyit sebagai “feed supplement” atau “feed additive”. Tanaman ini dapat diberikan melalui air minum atau dalam bentuk tepung yang dicampur ke dalam ransum. Selain itu, ternak unggas yang diberi ramuan tanaman obat akan meningkatkan daya tahan tubuh (kesehatan) ternak unggas, produktivitas, efisiensi pakan, kualitas karkas daging ayam lebih baik (perlemakan abdomen berkurang), aroma daging dan telur tidak amis, serta kotoran ternak tidak berbau (ammonia) yang menyengat (Winanrno, 2003) Penggunaan tumbuh-tumbuhan se...