q Konsumsi produk peternakan (daging, susu & telur) semakin meningkat
q Ketersediaan produk rendah, memicu impor yang makin tinggi
q Belum optimalnya pemanfaatan potensi lokal : SDM, lahan, hijauan pakan, dan limbah pertanian (jerami)
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
q Peningkatan produktivitas dan populasi : Gerakan Pencapaian Sejuta Ekor Sapi di Sulawesi Selatan Tahun 2013 dan Pencapaian Swasembada daging Sapi tahun 2014
q Pengembangan Agroindustri Hilir
q Pembinaan dan pengembangan kelembagaan
q Mendorong investasi dan permodalan
q Peninjauan ulang peraturan daerah dan kemudahan investasi
STRATEGI PENCAPAIAN
KONDISI AWAL
(2007)
(2007)
STRATEGI
KONDISI AKHIR
(2013)
(2013)
¨ Populasi 668.622 ekor
¨ Kelahiran rendah, kematian dan pemotongan tinggi
¨ SDM lemah
¨ Modal terbatas
¨ Orientasi non profit
PROGRAM
PENINGKATAN
KELAHIRAN
¨ IB Mandiri
¨ Intensifikasi
kawin alam
¨ Penambahan
induk &
Pejantan baru
¨ Pengembangan
pakan dan HMT
PROGRAM
PENGENDALIAN
¨ Pengendalian pemotongan
¨ Pengendalian pengeluaran ternak
¨ Pengendalian penyakit dan gangguan reporoduksi
PROGRAM
PENGEMBANGAN
¨ Pengembangan SDM peternak dan Aparat
¨ Saranaprasarana pendukung
¨ Penguatan Modal
¨ Penguatan Kelembagaan
¨ Monitoring & Evaluasi
¨ Populasi sapi 1.000.000 ekor
¨ Meningkatnya Kualitas Sapi
¨ Swasembada daging
¨ Meningkatnya Pendapatan dan Kesejahteraan Peternak
¨ Eksport sapi
POTENSI INVESTASI TERNAK DAN LAHAN 2009
Kabupaten/
Kota
|
Jumlah
Sapi
(ekor)
|
Lahan
Potensial
(Ha)
|
Enrekang
|
27,794
|
33,071
|
Sidrap
|
31,942
|
18,086
|
Bone
|
154,401
|
776
|
Maros
|
30,403
|
4,422
|
Pangkep
|
27,893
|
1,099
|
Barru
|
47,337
|
1,795
|
Wajo
|
33,135
|
27,633
|
Gowa
|
62,299
|
2,112
|
Selayar
|
9,909
|
11,038
|
…………
|
……………
|
………..
|
SULSEL
|
769.066
|
127,084
|
POTENSI PENGEMBANGAN PEMBIBITAN & PENGGEMUKAN
• LUAS POTENSIAL 127.084 HA, FOKUS DI 8 KABUPATEN
• DAYA TAMPUNG 100.000 EKOR
• SUMBER DAYA PAKAN DAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI PADI) MELIMPAH
• KEBERADAAN SKIM KREDIT PEMBIBITAN SAPI POTONG (BUNGA 5%)
• PASAR DAGING MAKIN TERBUKA (SUBTITUSI IMPOR DAGING 500.000 TON/TAHUN)
POTENSI PENDUKUNG
• SDM (TENAGA KERJA KASAR, TERAMPIL, DAN AHLI)
• LEMBAGA PENDUKUNG : PERGURUAN TINGGI, BALAI PENELITIAN DAN PERBANKAN
• JALUR LALU LINTAS KTI : UDARA, LAUT DAN DARAT SANGAT BAIK
• PELABUHAN TERNAK : PARE-PARE, BARRU & JENEPONTO
• JUMLAH KELOMPOK TANI TERNAK SESULAWESI SELATAN : PEMULA : 570 KELOMPOK; LANJUT 148 KELOMPOK; MADYA 60 KELOMPOK ; UTAMA 12 KELOMPOK
POTENSI DAN KONDISI POTENSI
• Kondisi wilayah dimana 30-40% wilayah Sulsel berada pada ketinggian 700 m dpl dengan dukungan iklim yang baik cocok untuk sapi perah.
• Sumber daya alam pendukung, terutama ketersediaan dan kesesuaian lahan dengan hijauan pakan ternak dan bahan konsentrat yang dibutuhkan oleh sapi.
• Lokasi yang sangat strategis, yakni berada pada jalur wisata Toraja dan sekitar Malino (Sinjai dan Gowa) yang juga dekat dengan Makassar.
• Ketersediaan SDM yang cukup handal yakni peternak sapi perah saat ini dengan populasi 1695 ekor.
KONDISI
• Ketersediaan populasi dasar 1695 ekor, masih dibawah kebutuhan untuk produksi minimal
• Produksi dangke jauh dari cukup, demikian pula dengan susu pasteurisasi baru 200 lt/hari dari kebutuhan 35.000 lt/hari
• Kelahiran yang yang belum optimal dan umumnya betina (70%), menghambat pertumbuhan populasi.
• Kemampuan permodalan yang lemah, baik untuk pengembangan usaha maupun untuk penambahan kapasitas usaha
• Belum berfungsinya kelembagaan koperasi dan kelompok secara maksimal untuk mendukung kegiatan pengembangan usaha.
PROGRAM PENGEMBANGAN SAPI PERAH
• Populasi
– Penambahan populasi induk rata-rata 50 ek/thn di Enrekang
– Penambahan induk rata-rata 50 ekor /tahun di Sinjai untuk mencukupi produksi diatas 10.000 lt/hari sebagai batas usaha yang efisien
– Perbaikan manajemen pembesaran dara untuk mendapatkan induk lokal
• Peningkatan Jumlah, kualitas dan kelembagaan petani
– Pelatihan / bimbingan teknis
Magang
• Peningkatan kualitas SDM aparat pembina
– Pelatihan
– Magang
• Perluasan Jaringan, Infrastruktur dan Kelembagaan Pemasaran
– Penambahan dan pembinaan outlet dan loper
– Pengadaan sarana loper (becak loper) dan kendaraan distribusi
– Sosialisasi dan periklanan
• Pengembangan Kerjasama Lembaga/Institusi
– Perguruan Tinggi (Unhas, IPB, dll)
– JICA dan LIPI
• Difersifikasi Produk
– Pengadaan peralatan pengolahan
– Pelatihan dan bimbingan pengolahan
• Difersifikasi sumber pendapatan petani sapi perah
– Pembuatan Unit percontohan Biogas
– Bimbingan pengolahan kotoran menjadi biogas dan pemanfaatannya
– Bimbingan pengolahan limbah padat biogas menjadi pupuk dan pakan
• Penguatan kelembagaan dan manajemen koperasi susu
– Bimbingan dan pelatihan
– Magang ke Koperasi susu mandiri
• Peningkatan Penyediaan dan Kualitas Pakan Ternak
– Pengadaan dan penyebaran bibit HMT umggul
– Perbaikan kulaitas pakan konsentrat lokal dengan Uji da formulasi pakan berbahan lokal
• Peningkatan layanan dan produktifitas IB
– Magang dan pelatihan inseminator
– Program IB dengan spermatozoa sexing berkelamin betina
HASIL-HASIL YANG TELAH DICAPAI
• Populasi, pertumbuhan populasi 800 ek tahun 2004 menjadi 1695 ekor saat ini
• Pengadaan sarana pengolahan : 1 unit pasteurisasi susu berkapasitas 200 lt/jam lengkap dengan sistem pengepakan gelas dan sashet
• Peningkatan sarana pemasaran : pengadaan kendaraan mobil box 2 unit, motor 1 unit dan cool box
• Peningkatan sarana jalan menuju pusat-pusat produksi
• Peningkatan sarana listrik ke sentra produksi
• Peningkatan kualitas SDM petani dengan magang dan pelatihan tiap tahun
KONTRIBUSI AIR SUSU
• Susu masih impor sampai 70%
• Konsumsi susu 9 lt/kapita/thn (bandingkan Malaysia 25 lt/kapita/thn dan India 45 lt/kapita/thn)
• Konsumsi susu 3 gelas atau lebih sehari sejak masa kanak2 mengurangi resiko kanker payudara pada usia promenopause (34 – 39 thn)
• Mengkonsumsi susu juga dapat menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung pada pria (Elwood, dkk, 2005)
• Konsumsi susu <1 gelas/hari : >1 gelas/hari, resiko terkena serangan jantung 100 : 88
• Resiko hipertensi 2 kali lebih tinggi pada pria tanpa konsumsi susu (Garcia, Puerto Rico)
oleh :
Ir. H. Syamsul Bahri, M,Si
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ir. H. Syamsul Bahri, M,Si
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ir. H. Syamsul Bahri, M,Si
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ir. H. Syamsul Bahri, M,Si
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN USAHA
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Komentar
Posting Komentar