Langsung ke konten utama

Dialog Akademik Fakultas Peternakan


Bertempat di Lt.7 Fakultas Peternakan(Fapet) Universitas Hasanuddin (Unhas), Kamis (23/06). Pimpinan Fapet Unhas menyelenggarakan dialog akademik tahun 2011 yang bertemakan “Fakultas Peternakan Unhas Menuju World Class”. Tujuan dari dialog ini yaitu untuk mempertemukan pencapaian , supaya terjadi kesingkronan pemahaman bersama antara mahasiswa dan para dosen , bagaimana membuat peternakan lebih baik.


Adapun yang diperbincangkan dalam dialog tersebut yaitu, bagaimana menyatukan kekuatan untuk mencintai & mengembangkan Fapet Unhas. Terkait dengan minat calon mahasiswa baru masuk S1, S2, dan S3, peluang kerja yang cepat bagi calon alumni dan alumni, Infrastruktur dan fasilitas yang sudah cukup memadai, sumber daya manusia yang memadai dan mendukung aktifitas kegiatan akademik dan non akademik.

Membahas juga, mengapa mahasiswa malas belajar, menghadiri kuliah dan ikut praktikum, banyak keluhan kegiatan praktek lapang dan laboratorium, masih ada mahasiswa Drop Out, Mahasiswa kurang berminat aktif di lembaga kemahasiswaan, mahasiswa kurang berminat ikut lomba karya ilmiah dan meningkatkan kemampuan berbahasa ingris, serta masih ada alumni yang menunggu pekerjaan.

Dialog tersebut berlansung dengan baik. Disela-sela dialog tersebut Prof Dr Ir Syamsuddin Hasan selaku Dekan Fapet Unhas mengatakan, ilmu peternakan itu penting dan peluang kerja tergantung dari individu. “Memilih Fapet  jangan hanya sebagai batu loncatan saja,” ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak Ruminansia

Pada ternak Ruminansia, dalam memproses makanan memiliki  dua fase. fase Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus, namun terus ditelan. fase kedua dalam selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus. Ruminansia mempunyai mikroorganisme di dalam reticulum yang mensekresikan enzim-enzim sehingga dapat mencerna makanan yang masuk ( Gill, J.L., 1978) . Karbohidrat merupakan komponen utama dalam ransum ternak ruminansia. Jumlahnya mencapai 60 -75 persen dari total bahan kering ransum. Dalam makanan kasar, sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk selulosa dan hemiselulosa, sedangkan dalam konsentrat umumnya karbohidrat terdapat dalam bentuk pati. Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan mikroba rumen dan ternak induk semang. Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri pendeg...

Manfaat Temulawak dan Kunyit pada Ayam Ras Petelur

Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktifitas telurnya melebihi dari produktifitas ayam lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan kondisi pasar (Amrullah, 2003). Untuk memperbaiki kondisi saluran pencernaan ayam ras petelur diperlukan pakan yang baik serta perlu adanya penambahan tanaman herbal misalnya temulawak dan kunyit sebagai “feed supplement” atau “feed additive”. Tanaman ini dapat diberikan melalui air minum atau dalam bentuk tepung yang dicampur ke dalam ransum. Selain itu, ternak unggas yang diberi ramuan tanaman obat akan meningkatkan daya tahan tubuh (kesehatan) ternak unggas, produktivitas, efisiensi pakan, kualitas karkas daging ayam lebih baik (perlemakan abdomen berkurang), aroma daging dan telur tidak amis, serta kotoran ternak tidak berbau (ammonia) yang menyengat (Winanrno, 2003) Penggunaan tumbuh-tumbuhan se...

PROSES RIGORMORTIS DAN KUALITAS DAGING

Otot semasa hidup ternak merupakan alat pergerakan tubuh yang tersusun atas unsur-unsur kimia C, H, dan O sehingga disebut sebagai energi kimia yang berfungsi sebagai energi mekanik (untuk pergerakan tubuh) ditandai dengan kemampuan berkontraksi dan berelaksasi Setelah ternak disembelih dan tidak ada lagi aliran darah dan respirasi maka otot sampai waktu tertentu tidak lagi berkontraksi. Atau dikatakan instalasi rigor mortis sudah terbentuk, ditandai dengan kekakuan otot (tidak ekstensibel).