Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Daeng Bentor di Pagi Hari

Pagi ini, Sabtu (21/12/3013) saya bergegas ke Lynt Hotel. Pukul 07.00 wita saya mulai mecari kendaraan di sekitar kompleks Maizonet Makassar. Setelah mendapat kendaraan, meskipun yang ada hanya bentor. Sayapun berangkat dengan membawa perlengkapan seperti print, laptop dan perlengkapan yang akan dibutuhkan pada saat pelatihan. Saya sengaja berangkat pagi-pagi takut di perjalanan saya lupa alamat dan perasaan takut hilang menghatui. Ketakutan itu betul terjadi. Daeng bentor ternyata  tak tahu jalan. Saya ngomong dengan daeng bentor juga tidak nyambung, dia hanya menguasai bahasa Makassar, sedangkan saya tidak mengerti dengan bahasa itu. Seorang bapak tua yang hanya ngoceh, entah apa yang dia bicarakan. Bentor yang sudah kelihatan karatan itu, setiap saat berhenti, dan bapak tua itu setengah mati ketika ada tanjakan kecil. Entah dia tidak tahu alamat  yang saya maksud atau dia tidak mengerti dengan bahasaku. Kamipun berkeliling selama setengah jam, dan akhirnya sampai ke tempat tu

Apalah Arti Sebuah Ijazah

Saya tidak mengerti, kenapa dia memilih pindah jurusan dari Peternakan ke Sosial Politik dari Universitas yang berbeda. Itu adalah pilihannya. Dahulu kala, aku dan dia adalah Mahasiswa  di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan. Sebut saja Tahir yang berperawakan tinggi, hitam manis dan cerdas. Kami dan teman yang lain mengambil jurusan Produksi ternak dan waktu itu saya dan Tahir beda program studi. waktu masih zamanku masih ada program studi Tekhnologi Hasil Ternak dan Prodi Produksi Ternak, Sosial ekonomi peternakan, serta Nutrisi dan makanan ternak. Sebelum program studi tersebut dileburkan jadi satu yaitu Jurusan Peternakan pada tahun 2012.  Awal memasuki tahun ajaran baru disaat saya lulus di Unhas dan sudah memiliki nomor stambuk di Universitas tersebut, begitu bangga bisa menjadi anak Unhas, walau nantinya hanya menjadi pengembala sapi. Entah bagaimana dengan teman angkatanku di fakultas baru dan dunia baru mereka. Kami sambut dunia baru itu dengan penuh suka cita. K

"Indah" Ku Ditinggal Pergi oleh Sang Kekasih

Perasaan bosan mulai menghampiri diriku, saya bingung harus berbuat apa. Tiap malam saya melewati kesendirianku di tempat ini. Tempat dimana saya harus terus berada disini. Malam semakin larut, tiba-tiba telepon genggamku bergetar. Siapakah gerangan yang menelpon? tanyaku dalam hati. Ternyata yang menelpon adalah sahabatku. Indah, begitulah nama pangilannya. Sekian lama tidak bertemu setelah saya tamat di Perguruan Tinggi (PT) Universitas Hasanuddin (Unhas). Wanita yang berkulit putih dan bermata sipit itu adalah pindahan dari Bogor Agricultural University (IPB). Indah memilih kuliah di Fakultas Peternakan Unhas. Semenjak awal semester sampai sekarang, saya sering ganti nomor handphone entah apa yang menjadi alasan utamanya.  Kalau saya baik-baik saja, entah bagaimana teman, sahabat, kerabat, dan keluargaku. Walau kadang mereka mengeluh dengan hal seringnya terganti nomor handphone. Seperti itulah yang dialami Indah, selalu menghubungiku tapi dia sering pula kehilangan kontak. Tapi

Hari Pernikahan adalah Momen Terindah

Happy wedding buat teman-temanku yang telah menunaikan sunnah Rasul. Hal yang paling berbahagia yang kalian rasakan saat berdiri di pelaminan. Semua keluarga, sahabat, kenalan, tetangga dan termasuk saya datang menghampiri dengan menjabat tangan. Ucapan selamat buat sahabatku, selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluaraga sakinah mawaddah warahma. Aminnn… Setelah mendapat kabar dari kalian,wahai sahabatku. Hatiku sangat bahagia. Aneh ya, kenapa harus demikian. Itu berarti kalian telah membagi kebahagiaan dengan kami ini sahabatmu. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Dulu, entah itu masa sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah menengah atas, atau bahkan di saat kuliah. Canda dan tawa kita lalui bersama bahkan kadang kala ada pertengkaran diantara kita. Kerja tugas bersama, makan bersama, semua itu kita lakukan tanpa disadari.  Sekali lagi selamat buat kalian. Setelah tamat dari kuliah banyak pertanyaan yang hinggap ditelingaku. Pertanyaan di chat facebook,

Kisah di Kampung London

Kampung London adalah istilah yang saya berikan kepada tempat kursus pertamaku, kebetulan waktu saya menjadi peserta bertempat di Sudiang dekat gedung olahraga. Berawal dari kisahku yang baru-baru mendapat gelar sarjana di Unhas, saya berinisiatif kursus bahasa inggris untuk memperdalam bahasa inggrisku. Berkat rekomendasi dari saudara perempuanku, akhirnya saya mendapatkan tempat kursus yang lumayan menarik dan murah. London Village Meeting Club Makassar, begitulah nama yang diberikan oleh pemiliknya. Kesan pertama di tempat kursus sangat bagus, pesertanya berdatangan dari berbagai kalangan.  Ada dari anak sekolah tingkat dasar, sekolah menengah pertama dan tingkat atas.  Tingkat Universitas Swasta dan Unuversitas Negeripun ikut  berpartisipasi didalamnya. Rata-rata instruktur di London Village course adalah mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia dan alumni dari UMI, ada juga dari UNISMUH sedangkan pemiliknya adalah dosen sastra inggris di UMI juga pernah menjabat seba

Oktober, Tawuran Lagi di Kampus Merah Tercinta

Tawuran di Makassar kalangan intelek (Mahasiswa, Red) sudah tidak   asing lagi terdengar di telingaku. Ketika masih duduk dibangku sekolah, banyak pemberitaan di media televisi yang menayangkan hal tersebut. Bahkan saya menyaksikan sendiri ketika masih mahasiswa. Pertama kali saya menyaksikan dengan mata telanjang pada saat semester satu di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas). Masih teringat ketika saya mau berkunjung di perpustakaan Pusat Unhas, tepatnya pertengahan tahun 2007. Pada waktu itu saya tidak menyadari ternyata akan ada bentrok. Tetapi saya dengan teman-teman dengan santainya melewati para kerumunan tersebut. Al hasil sesampainya di dalam perpustakaan pusat, para intelek tersebut saling melempar batu dari kubu satu dengan kubu yang lainnya. Dengan senang hati kami menghentikan aktifitas belajar di perpustakaan tersebut, kemudian melanjutkan untuk menonton aksi mereka. Pikirku, ini hanya seru-seruan mahasiswa saja. Banyak hal yang memicu tawuran tersebut, dan me

Mampukah Majikan Memberi Upah Layak bagi PRT ?

Baru-baru ini tersebar di media,bahwa ada Pekerja Rumah Tangga (PRT) mencuri uang majikannya, kejadian ini saya dengar pemberitaan di media televise. Bahkan media online dan cetak memuat hal tersebut. Kabarnya seorang PRT membawa lari uang sebesar 2,8 miliar  di rumah majikannya. Pencurian ini terjadi pada Selasa (17/9) sore di rumah majikannya di Kompleks Wisma Raya Blok Tanjung Priok, Jakarta Utara.  Ancaman 7 tahun pencara dengan dijerat pasal 363 ayat 1 KUHP yang mengatur pencurian dengan pemberatan.             Menurut pengakuannya yang saya saksikan di media TV, PRT tersebut ingin membayarkan utang keluarganya di kampung. Lagi-lagi tuntutan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Berbagai macam cara bisa dilakukan untuk medapatkan uang, demi keluar dari sona kemiskinan.             Wajar-wajar saja mereka berbuat dan senekat itu, gaji cuman  Rp 300.000/bulan. Tidak perlu lagi dipertanyakan kenapa kebanyakan PRT di Indonesia seperti itu? Toh gajinya tidak mencukupi un

19 Tahun Aliansi Jurnalis Independen dalam Festival Medianya

Dalam rangka memperingati hari jadinya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyelenggarakan kegiatan setiap tahunnya. Memasuki usianya yang ke-19, bertempat di Yogyakarta tepatnya di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri   AJI menyelenggarakan lagi festival media untuk kedua kalinya, Sabtu-Minggu (28-29/09/2013). Setelah Festival media yang  diselenggarakan di Bandung tahun 2012, adapun tema yang diusung pada tahun 2013 ini yaitu “Mencari Kebenaran di Era banjir Informasi”. Agenda kegiatan berupa pameran, workshop, talkshow,lomba-lomba, job fair, pemutaran film, hiburan dan pesta kuliner lokal. Mencari kebenaran di era reformasi merupakan  tema yang menarik. Menghadirkan pembicara-pembicara yang handal seperti Heru Prasetya, Dwi Sumiaji, Marsiyem (Talkshow: Nasib Kasus Udin), R.Kristiawan, Nurjaman, & R.Arifin (Launcing buku dan Talkshow: Bedah Berita TV), Sapto Anggoro, Suryadem (Jurnalisme Warga dan Bloger Beretika), Dhandy Dwi Laksono (Woekshop Jurnalisme Video), Ahmad

Pekerja Rumah Tangga bukan Pembantu juga Baboe

Defenisi Pekerja Rumah Tangga atau Pembantu Rumah Tangga (PRT) menurut Wikipedia adalah orang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga majikannya. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, PRT disebut baboe. Baboe kini kerap digunakan sebagai istilah konotasi negatif untuk pekerjaan ini. Kerja-kerja PRT yaitu, memasak sekaligus menghidangkan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan mengasuh anak-anak, bahkan PRT dapat pula merawat orang lanjut usia. Ada beberapa Negara yang mendatangkan PRT dari luar negeri. Termasuk di Negara Timur Tengah, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Sumber  utama  pekerja rumah tangga mencakup  Filipina, Thailand, Indonesia, Sri langka, dan Ethiopia. Taiwan juga mendatangkan pekerja rumah tangga dari   Vietnam dan Mongalia (Sumber: Wikipedia). Hilangkan kata pembantu dan memulai menggunakan Pekerja Rumah Tangga. Karena peran seorang PRT sangat penting untuk kemaslahatan majikannya. Tanpa PRT pekerjaan rumah tidak mungkin selesai